Helmi Hasan di Mata Akademisi: Sosok Petarung, Pahlawan di Tengah Pandemi

PILKADA 2020 - Senin, 8 Juni 2020

Konten ini di Produksi Oleh :

Walikota Bengkulu Helmi Hasan

GARUDA DAILY – Jika tak ada aral melintang, Wali Kota Bengkulu Helmi Hasan dapat dipastikan maju Pemilihan Gubernur (Pilgub) Bengkulu 2020. Sejumlah partai politik (parpol) disebut-sebut akan mengusung kepala daerah yang dikenal nyentik ini, karena saat terpilih untuk kedua kalinya menjadi wali kota, Helmi nyaris tanpa kampanye, seperti Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrat, Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), dan parpol lainnya. Untuk siapa pendampingnya nanti, memang masih teka-teki, tapi beberapa nama sudah muncul di permukaan, sebut saja Wakil Gubernur Bengkulu Dedy Ermansyah, Bupati Rejang Lebong Ahmad Hijazi, mantan Bupati Bengkulu Utara dua periode Imron Rosyadi, mantan Bupati Rejang Lebong dan Bengkulu Utara Muslihan DS, dan beberapa nama lainnya.

Helmi Hasan disebut oleh Akademisi dari Universitas Muhammadiyah Bengkulu (UMB) Elfahmi Lubis sebagai kekuatan baru dan besar di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Provinsi Bengkulu. Bahkan ia menilai peluang Helmi untuk menang fivety-fivety (50:50) kendati nanti harus head to head dengan calon petahana Rohidin Mersyah. Bukan tanpa alasan, Elfahmi pun membeberkan beberapa faktor yang membuat Helmi punya potensi besar menumbangkan petahana.

Pertama, punya pengalaman yang tak dimiliki petahana. Harus diakuinya, tegas Elfahmi, Helmi cakap dalam berpolitik, politisi ulung, dan sosok petarung (fighter). Hal ini terbentuk karena pengalamannya dan terbukti dengan karir politiknya yang melejit tajam.

“Mulai terpilih dari DPRD Kota Bengkulu, lalu unsur pimpinan di DPRD Provinsi Bengkulu, lalu langsung mengalahkan petahana (di Pilwakot Bengkulu), Bang Ken (Ahmad Kanedi) saat itu, lalu tanpa kampanye dia masih memenangkan pilwakot yang beberapa tahun lalu, artinya secara politik Helmi ini sangat memperoleh tempat di hati masyarakat Kota Bengkulu,” tegasnya.

Oleh sebab itu tak berlebihan ketika ia berpandangan Kota Bengkulu menjadi basis terbesar dan Helmi sudah mengunci dukungannya.

“Saya melihat untuk Kota Bengkulu kayaknya sudah selesai itu Helmi, sudah dibungkus lah, artinya dia tidak melakukan apa-apa saja sudah aman, tidak perlu dia olah lagi, cukup dia rawat saja, sudah aman,” tutur Elfahmi.

Kedua, pahlawan di tengah pandemi. Menurut Elfahmi, suka atau tidak suka gerakan penyaluran beras dan mie (RasMie) untuk seluruh warga dan masyarakat pendatang yang tinggal di Kota Bengkulu, tanpa mengenal suku, ras, agama, latar belakang, dan lain sebagainya, sangat mendapat apresiasi warga masyarakat, khususnya di kalangan grassroot. Meskipun ada sedikit riuh, itu hanya terjadi di kalangan elit.

“Yang ribut itu hanya elit-elit politik atau lawan politik saja, tapi masyarakat sangat senang dengan Helmi, masyarakat mengapresiasi. Yang riuh di permukaan hanya elit-elit, para supporter-supporter politiknya saja yang berkelahi di atas, tapi di akar rumput, di grassroot, orang menganggap Helmi ini pahlawan di tengah pandemi,” tukasnya.

Tak hanya RasMie, banyak kebijakan lain yang dikeluarkan Helmi dalam rangka menangani Covid-19, yang itu sangat menyentuh lapisan masyarakat, khususnya grassroot.

Sederet Kebijakan Helmi Hasan tangani Covid-19

Ketiga, chemistry dengan banyak kepala daerah (bupati). Elfahmi berpandangan, Helmi cukup akrab, komunikatif, terjalin chemistry yang baik dengan para bupati yang ada di Provinsi Bengkulu, dan tergambarkan bahwa sosok Helmi lebih diterima.

“Bahkan saya lihat beliau cukup akrab, cukup chemistry dengan para bupati, dengan Hijazi dia cukup akrab, dengan Rosjonsyah, dengan Coirul Huda, dia cukup komunikatif, dan sosok Helmi itu diterima oleh para kepala daerah ini, dan secara tidak langsung dalam politik ini sinyal bahwa tidak menutup kemungkinan banyak bupati yang akan memberikan dukungan politik kepada Helmi Hasan kalau memang terjadi head to head antara Rohidin dengan Helmi,” jelasnya.

Pekerjaan Rumah

Dalam kacamatanya, meski menilai Helmi sudah mengunci atau me-lock Kota Bengkulu, namun ekspansi secara massif ke kabupaten-kabupaten harus dilakukan, meski beberapa waktu lalu Helmi sudah banyak melakukan roadshow ke daerah-daerah.

“Mungkin yang perlu dilakukan oleh Helmi ekspansi ke luar, karena untuk di kabupaten memang belum begitu familiar orang dengan Helmi, tapi bukan berarti dia rendah dukungannya, tapi belum tersosialisasi secara maksimal sosok beliau,” ungkap Elfahmi.

Kendati demikian, kandidat Doktor Politik Universitas Bengkulu (Unib) ini masih memaklumi kenapa Helmi belum massif ke kabupaten.

“Kalau dalam pertandingan, yang dilakukan Helmi kemarin-kemarin itukan baru warming up (pemanasan), kalau digenjot sekarang takutnya habis energi, sebelum pandemi bisa dilihat bagaimana Helmi roadshow ke kabupaten-kabupaten, Curup, Lebong, ke Kepahiang, Mukomuko, ke Bengkulu Utara,” terangnya.

Di sisi lain bisa dilihat juga bagaimana simpul-simpul lain yang bergerak, lanjut Elfahmi, baik secara organik maupun dibentuk di masing-masing daerah yang cukup intens mensosialisasikan Helmi, walaupun belum terlalu ‘vulgar’.

“Tapi saya meyakini, berbekal pengalaman dan modal politik yang ia punya, dalam dua tiga bulan ke depan Helmi pasti sudah mulai lari. Kalau sekarang itu anggap saja masih jalan di tempat, pemanasan, tapi segera akan mulai start,” pungkasnya.

Penulis: Doni S

BACA LAINNYA


Leave a comment