25 Tahun Tak Dibangun, Baru di Era Rohidin Jalan ini Mulus dan Lebar

PILKADA 2020 - Kamis, 29 Oktober 2020

Konten ini di Produksi Oleh :

Rohidin Mersyah

GARUDA DAILY – Seberang Musi merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Kepahiang yang disebut terbelakang. Pasalnya, puluhan tahun lamanya jalan provinsi di sini, yang menjadi akses vital para petani tak kunjung dibangun. Namun kini, jalan tersebut sudah mulus dan lebar, berkat pemerataan pembangunan di era kepemimpinan Rohidin Mersyah sebagai Gubernur Bengkulu. Kerja nyatanya itu tentu saja mendapat apresiasi warga masyarakat Seberang Musi yang selama ini merindukan pembangunan.

Mantan Kades Benuang Galing Aliansono menuturkan, Seberang Musi sering disebut kecamatan terbelakang lantaran puluhan tahun kondisi jalan dari Tebat Mono ke wilayah di kecamatannya tak dibangun. Barulah pada zaman Gubernur Rohidin, jalan puluhan kilo itu kini mulus dihotmix. Atas dasar inilah ia bertekad menjadikan Rohidin sebagai gubernur lagi.

“Kami pilih lanjutkan. Kini kami bisa merasakan jalan hotmix. Lebih 25 tahun jalan ini tidak dibangun, barulah Pak Rohidin di 2018 lalu bangun jalan ini mulus dan lebar,” tuturnya.

Dukungan Aliansono disertai harapan bahwa Rohidin akan menuntaskan ruas jalan dari Sungai Jernih tembus ke Pasemah Air Keruh, Sumatera Selatan di periode keduanya.

Di Kepahiang secara umum, berdasarkan data mantap jalan 2020 Provinsi Bengkulu, dari 124 kilometer ruas jalan, 106 kilometer dalam kondisi baik. Infrastruktur jalan menjadi prioritas Pemprov Bengkulu dan pengerjaannya terus dikebut dalam tiga tahun terakhir. Tahun ini harusnya beberapa ruas jalan akan dibangun, namun tertunda karena pandemi Covid-19.

Selain fokus terhadap pembangunan infrastruktur jalan, Rohidin juga serius menggarap potensi Kopi yang ada di Kepahiang. Upaya peningkatan produktivitas kopi terus dilakukan, yang akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat Kepahiang dan sekitarnya.

Pun disampaikan Rohidin, Kepahiang merupakan salah satu kabupaten penghasil kopi terbaik di Provinsi Bengkulu.

“Sertifikat Indek Geografis untuk Kopi Bengkulu sudah terdaftar, kemudian rancangan besarnya yakni ekspor dari Pulau Baai. Karena saat ini kopi kita keluar lewat Lampung, namanya jadi Kopi Lampung,” papar Rohidin.

Untuk perlindungan para petani kopi yang sudah turun-temurun menggarap lahan di kawasan hutan konservasi, Rohidin juga fokus dengan program perhutanan sosial.

“Untuk wilayah di Seberang Musi sudah di SK-kan seluas 575 hektare. Masyarakat kini legal mengelola hutan dan mereka diadvokasi agar tetap bisa melestarikan ekosistem hutan. Program perhutanan sosial yang semacam ini, kalau se-Provinsi Bengkulu bisa mencapai total 34 ribu KK,” pungkasnya. (Jm)

BACA LAINNYA


Leave a comment