Melihat Kebersamaan dan Sejumlah Fakta Menarik Lainnya Seputar ‘RasMie’

LITERASI - Selasa, 28 April 2020

Konten ini di Produksi Oleh :

Oleh: Doni S*

Pemerintah Kota Bengkulu di bawah komando Walikota Helmi Hasan telah menyalurkan paket bantuan yang awalnya menggunakan penyebutan paket sembako, namun belakangan lebih populer dengan sapaan ‘RasMie’, beras dan mie. Total seluruh warga di tujuh kecamatan, yakni Teluk Segara, Muara Bangkahulu, Sungai Serut, Kampung Melayu, Ratu Samban, Selebar, dan Gading Cempaka telah merasakan nikmatnya beras dan mie terenak di dunia itu, kata siapa? ya kata walikota.

Untuk warga kota di Kecamatan Ratu Agung dan Singaran Pati harap bersabar, kalau tak ada aral melintang, InsyaAllah RasMie terenak di dunia tersebut juga akan sampai ke rumah pada 2 Mei 2020, tapi dengan catatan tetap stay at home ya, alias di rumah aja.

Penulis tidak akan mereview tentang jumlah beras dan mie yang disalurkan ke seluruh warga Kota Bengkulu itu. Juga tidak akan menjelaskan seperti apa teknis pembagiannya, apalagi jumlah uang yang dikucurkan untuk membeli RasMie tersebut, yang pasti banyak lah, bahkan jauh melampaui jumlah beras yang disalurkan ‘tetangga’. Namun Penulis melihat sejumlah fakta menarik seputar penyaluran RasMie sebagai jaring pengaman sosial di tengah wabah Corona Virus Disease yang diberi nama Covid-19 itu.

Wakil Walikota Bengkulu Dedy Wahyudi

1. Semangat Kebersamaan

Gotong royong merupakan jati diri bangsa Indonesia dengan semangat kebersamaan sebagai perwujudan nyatanya. Dan semangat kebersamaan ini ada di penyaluran RasMie Pemkot Bengkulu. Segenap elemen pemerintahan, masyarakat, hingga ‘lawan politik’ pun turut larut berjibaku memastikan bantuan tersebut benar-benar sampai ke rumah-rumah warga. Ringan sama dijinjing, berat sama dipikul. Program ini tidak hanya dibebankan atau bertumpu kepada Duo HD, Helmi Hasan dan Wakil Walikota Dedy Wahyudi.

Menjadi sangat wajar ketika seluruh pejabat, ASN, dan honorer di lingkungan Pemkot Bengkulu turun langsung menyiapkan segala sesuatunya hingga ke penyalurannya. Sederhananya siapa yang berani menolak kalau itu jadi perintah atasan. Tapi kalau elemen di luar itu? Luar biasa bukan? Seluar biasa para Ketua RT yang menjadi ujung tombak pendistribusian RasMie.

Fakta di lapangan menunjukkan banyak unsur ikut terlibat. Unsur Forum Komunikasi Kepala Daerah Kota Bengkulu, anggota DPRD Kota Bengkulu, yang tak hanya Fraksi PAN dan Partai Gerindra selaku partai pemerintah, tapi juga fraksi-fraksi lainnya. Kemudian unsur lintas agama, partai politik, relawan, dan segenap elemen masyarakat lainnya. Bahkan Relawan Bersama Rohidin Oke (BRO) pun ikut berjibaku memperjuangkan bantuan ini sampai ke tangan warga. Kesemuanya melebur dalam satu semangat kebersamaan.

Wakil Ketua II DPRD Kota Bengkulu Alamsyah (Fraksi PKS)

2. Plus Kerupuk Ikan

Ketua RT menjadi ujung tombak pendistribusian RasMie dengan caranya masing-masing. Dan Ketua RT 02 Kelurahan Jalan Gedang Iwan Supratman punya cara sendiri, selain membagikan bantuan dari Pemkot Bengkulu, ia menambahkannya dengan kerupuk ikan terenak di dunia, yang disalurkan secara merata ke-50 kepala keluarga di RT-nya.

Kerupuk ikan itu merupakan persembahan dari rekan-rekan jurnalis yang tergabung dalam Aliansi Jurnalis Peduli Covid-19, dan Pak RT yang satu ini memang berprofesi sebagai Jurnalis di Radar Bengkulu.

“Alhamdulillah saya bersama Tim Satgas Covid-19 RT 02 telah menyalurkan langsung bantuan beras satu karung dengan berat 5 kg serta 1 dus mie instan dari Pemkot Bengkulu, serta tambahan satu bungkus kerupuk ikan dari rekan-rekan Aliansi Jurnalis Peduli Covid-19 kepada warga. Warga cukup menunggu di rumah dan kami yang antar,” kata Iwan, Sabtu, 25 April 2020, dikutip Penulis dari Media Center Kominfo Kota Bengkulu.

Iwan juga punya alasan sendiri kenapa membagikan RasMie plus kerupuk ikan kepada warganya.

“Pak Wali Helmi dan Wawali Dedy mengatakan bahwa beras dan mie instan yang disalurkan kepada warga adalah terenak di dunia, dan saya rasa beras dan mie instan tersebut akan semakin nikmat jika disantap bersama kerupuk ikan,” ujar Jurnalis yang cukup senior di Bengkulu ini.

Mobil operasional Gereja Katolik ST Yohanes Penginjil Bengkulu

3. Tukar-tukaran Mie

Pemkot Bengkulu tidak membagikan satu jenis mie saja, ada warga yang diberi mie goreng, ada juga yang dapat mie kuah. Temuan Penulis, antar warga ada yang saling bertukaran mie, seperti yang dilakukan emak-emak ini. Depi warga Gading Cempaka dan Nini warga Selebar, keduanya saling bertukaran mie masing-masing setengah dus atau 20 bungkus. Alasan mereka sederhana, ingin mencicipi sekaligus mie goreng dan kuah terenak di dunia. Indah bukan?

Gotong royong

4. Sepeda Ontel

Pak RT yang satu ini punya cara unik membagikan RasMie ke rumah-rumah warga. Sepeda ontel nan klasik diandalkan Ketua RT 07 Kelurahan Kandang Limun M Komarudin guna menyaingi BD 1 A walikota yang dipenuhi kardus mie (intermezzo). Selain ingin tampil istimewa, ia juga ingin menyampaikan pesan kepada warganya agar tetap menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh, khususnya di tengah pandemi ini.

Testimoni warga

5. Bahagia

Usai RasMie dibagikan oleh Pemerintah Kota Bengkulu, media sosial khususnya Facebook dan whatSapp ramai dengan postingan warga masyarakat yang mengekspresikan kebahagiaannya menerima bantuan makanan terenak di dunia tersebut. Baik itu sekedar testimoni ucapan terima kasih kepada walikota, wakil walikota, dan pemerintah kota, ataupun foto beras dan mie yang sudah dimasak dengan berbagai varian cara memasaknya. Canda tawa mengiringi komentar para warga lainnya di setiap postingan yang ada, seakan melupakan bahwa kita semua berada di tengah ancaman wabah.

Testimoni warga

Semangat kebersamaan dan sejumlah fakta sederhana (menarik) di atas menunjukkan sisi dominan penyaluran bantuan pangan ‘RasMie’ Pemerintah Kota Bengkulu yang senantiasa menghadirkan kebahagiaan untuk seluruh warganya. Semangat yang sejatinya menjadi ‘vitamin c’ dan sisi yang meningkatkan ‘imunitas’ tubuh kita, tanpa memandang suku, ras, agama, apalagi ‘kepentingan politik’.

Tak ada gading yang tak retak. Juga tidak bisa dipungkiri bahwa pendistribusian bantuan ini masih ada kekurangan. Seperti ada warga yang hanya mendapatkan beras tanpa mie, dan teknis penyaluran lainnya di lapangan. Namun problem ini sudah menjadi bahan evaluasi Helmi-Dedy, yang sudah meminta warga yang belum mendapatkan bantuan, atau belum lengkap bantuan yang diterima untuk melaporkannya agar kemudian ditindaklanjuti.

Bukan bermaksud menjadikannya sebagai sebuah pembenaran. Namun penting untuk kita semua saling memahami bahwa Pemkot Bengkulu tidak memiliki waktu yang banyak untuk mempersiapkan beras dan mie dalam jumlah yang sangat besar itu. Namun Pemkot Bengkulu memahami bahwa bantuan ini harus segera disalurkan.

Ini tahun 2020 bung, eranya milenial, dan bukan zamannya mengimplementasikan kata pepatah “Karena nila setitik, rusak susu sebelanga”. Susu akan tetap menjadi susu, dan kalau pun masih ada nila yang setitik itu, seperti kata Walikota Helmi Hasan, Nabi Muhammad SAW yang membawa agama saja masih mendapatkan caci maki, apalagi walikota dan wawali yang hanya membawa beras dan mie. Wallahu a’lam.

*Penulis adalah Pemred GARUDADAILY.com

BACA LAINNYA


Leave a comment