Bersatu dan Berperang di Masa Pandemi

LITERASI - Selasa, 21 April 2020

Konten ini di Produksi Oleh :

Oleh: Mardi Gayo*

Virus yang kecil itu berdampak sangat besar dalam sendi kehidupan masyarakat, ada semacam kefrustasian massal di tengah Pandemi. Di masyarakat semakin bertambah buruk kondisinya baik yang masuk ke dalam kategori miskin dan rentan miskin.

Sering juga kita melihat di masyarakat akan keyakinan mereka kalau makan sirih menangkal virus, begitu juga jahe dan jenis rempah-rempah lainnya, ini semakin menunjukkan bahwa masyarakat kita berikhtiar, bersolidaritas saling memberikan informasi yang menurut mereka inilah jalan saling bahu-membahu di masa pandemi ini.

Potensi Solidaritas Provinsi Bengkulu

Jika melihat keadaan di tengah-tengah masyarakat di atas, tentu potensinya sangat besar agar setiap elemen bisa bersinergi dalam menghadapi bencana ini, dan setiap diri kita mari saling menjaga asa dan kepercayaan bahwa “Bersama Kita Mampu Melawan Pandemi”.

Solidaritas menghadapi pandemi ini harus extraordinary dalam penanggulangannya, dan di tengah kesulitan ini elemen yang ada tidak sedikit yang bergerak secara swadaya, kalangan LSM, insan pers, ormas, organisasi kemahasiswaan, dan masih banyak lagi elemen lainnya.

Dan jika kita lihat lebih dalam telah banyak juga di lingkungan RT ataupun desa mulai untuk memastikan keberlangsungan kehidupan tetangga yang terdampak sambil menunggu bantuan langsung dalam bentuk beras dan mie instan dari pemerintah.

Pro Aktif Kepolisian

Jika kita melihat gerakan ini mau tidak mau harus segera diorganisir menjadi sebuah kekuatan bersama dalam bentuk solidaritas kemanusiaan. Tugas pemerintah beserta seluruh kekuatan pendukungnya, selain punya kekuatan anggaran yang dimiliki, juga punya kemampuan bersinergi dengan kapasitas yang dimiliki masing-masing.

Kapasitas masing-masing ini tidak boleh ada ego sektoral kewilayahan antara pemerintah kota, pemerintah kabupaten atau pemerintah provinsi dalam masa tanggap darurat ini.

Orang-orang yang terikat mengemban amanah jangan dulu berpikir untuk hal-hal naik tingkat jabatan atau mempertahankan jabatan tapi lebih kepada penekanan diri untuk solidaritas kemanusiaan (rakyat). Para pemimpin yang memegang amanah agar keluar kalimat-kalimat yang meneduhkan bukan justru untaian provokatif yang justru membuat masyarakat bingung sampai terjadi pembelahan.

Di wilayah ini kita juga meminta aparat kepolisian untuk pro aktif melihat gerakan-gerakan atau manuver beberapa oknum di tengah masyarakat baik itu di medsos ataupun flayer yang agitatif membelah masyarakat.

Terakhir, kita semua berdoa semoga saja kita semua mampu melewati masa pandemi ini dengan baik, karena inilah saatnya kita bersatu, buang sejenak nafsu dan syahwat politik mempertahankan atau mendapatkan kekuasaan karena sesungguhnya nyawa masyarakat lebih berharga dari nafsu-nafsu kekuasaan itu!!

*Penulis adalah Pemuda Bengkulu

BACA LAINNYA


Leave a comment