RSUD Mukomuko Tolak Antar Pakai Ambulans? Jenazah Digotong Keluarga dengan Sepeda Motor

KABAR DAERAH - Selasa, 3 Agustus 2021

Konten ini di Produksi Oleh :

GARUDA DAILY – Sungguh menyedihkan, salah satu jenazah pasien di RSUD Mukomuko, warga Desa Dusun Baru Pelokan Kecamatan XIV Koto terpaksa digotong pihak keluarga menggunakan sepeda motor. Hal itu diduga terjadi setelah pihak rumah sakit menolak mengantarkan jenazah pasien.

Kronologis kejadian seperti yang diceritakan salah satu pihak keluarga korban, Idrus, pada hari Senin sekira pukul 14.00 WIB korban dibawa ke RSUD Mukomuko untuk mendapatkan pengobatan. Pada Selasa pukul 02.00 WIB dini hari, korban tidak bisa diselamatkan. Namun pihak RSUD menolak untuk mengantarkan jenazah ke kediaman korban karena diduga terpapar Covid-19.

“Pada jam 05.04 WIB kami konsultasi dengan pihak rumah sakit agar jenazah dapat diantar menggunakan ambulans. Namun pihak kami harus menandatangani dulu surat pernyataan terpapar Covid dari rumah sakit. Jelas kami menolak, karena almarhumah ini sudah lama mengidap penyakit gula. Akhirnya kami bawa (jenazah) menggunakan sepeda motor sampai ke kediaman,” papar Idrus.

Kemudian menurutnya, saat pihak keluarga meminta bukti vonis Covid-19 terhadap korban, pihak rumah sakit tidak menunjukkan dokumen tersebut kepada pihak keluarga.

Sementara itu, Direktur RSUD Mukomuko dr Syafriadi mengaku sudah mengetahui kejadian tersebut. Namun ia membantah pihaknya menolak mengantarkan jenazah korban.

“Setiap pasien yang masuk ke sini (RSUD) selalu dilakukan screening dua tahap, swab antigen, dan PCR. Jadi kalau ada dugaan pasien yang tidak Covid tapi di Covid-kan, itu tidak benar,” tegas Syafriadi.

Ia juga menjelaskan bahwa rumah sakit memiliki ambulans yang siap mengantarkan jenazah setiap pasien, terutama pasien Covid-19. Namun perlakuan tersebut harus dengan protokol kesehatan yang sudah ditentukan.

“Mungkin itu miskomunikasi saja. Salah satu pihak, mungkin keluarganya pengen cepat. Satu lagi kitakan petugasnya (pemulasaran) nggak standby di rumah sakit. Jika ada kasus, kita panggil, baru datang. Jadi kondisi jam 02.00 malam itukan kondisinya orang sedang tidur lelap. Jadi untuk ngumpulkan petugas perlu waktu,” tambahnya.

Terpisah, Pjs Kades Dusun Baru Pelokan Basri mengaku telah menerima informasi dari warganya tersebut.

“(Kejadian itu) memang benar. Ada video dengan pihak keluarganya itu,” ujar Basri saat dikonfirmasi via pesan whatSapp.

Namun pihaknya mengaku belum menerima laporan dari RSUD maupun Satgas Covid-19 Mukomuko terkait laporan kasus suspect meninggal dunia yang menimpa warganya itu.

“Dari pihak desa kami sudah menghubungi Direktur RSUD terkait status korban, namun tidak ada jawaban. Sementara dari Satgas Covid juga belum. Coba konfirmasi ke puskesmas, siapa tahu sudah menerima laporan,” tukas Basri.

Penulis: Yance Askomandala

BACA LAINNYA


Leave a comment