Perlunya Etika Digital bagi Generasi Z

OPINI - Sabtu, 4 Juni 2022

Konten ini di Produksi Oleh :

Oleh: Titik Revalina*

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih saat ini sudah tidak asing lagi. Lebih-lebih di zaman sekarang kehidupan sudah dihiasi dan diwarnai berbagai media berbasis internet. Kemudahan mengakses apa pun dan di mana pun serta perolehan informasi yang begitu mudah menjadi kelebihan dan ciri khas tersendiri bagi era sekarang.

Adanya kemudahan tersebut baiknya juga diimbangi dengan kesadaran dalam beretika dan bermoral. Dewasa ini, tak jarang dijumpai masalah yang mulanya berasal dari hal-hal kecil pada media berbasis internet. Ini membuktikan masih rendahnya etika digital dikenal dan diterapkan oleh masyarakat. Generasi Z yang notabene merupakan generasi yang lahir setelah generasi milenial dan juga dikenal sebagai generasi yang sudah mahir akan teknologi nyatanya juga tak luput dari lepasnya etika digital. Ini dapat dilihat dari masih maraknya berita palsu di media berbasis internet.

Dilansir dari penelitian Kaspersky baru-baru ini mengungkapkan, mayoritas 76% masyarakat di Asia Tenggara mengonsumsi berita melalui media berbasis internet. Untuk generasi Z berada pada persentase 83% dan diikuti generasi milenial dengan persentase 81%. Namun sayangnya generasi tertinggi yang menyebarkan berita tanpa verifikasi terlebih dahulu justru generasi Z dengan persentase 28%. Dalam kasus ini, menurut Beverly Leow yang merupakan psikolog di Mind What mengungkapkan, pengguna yang membagikan informasi tanpa menimbang kebenaran ialah mereka yang termotivasi untuk menampilkan diri sebagai netizen dengan informasi terkini (update) dan memiliki pengetahuan yang luas.

Kurangnya etika digital nyatanya bukan hanya maraknya berita palsu yang tersebar luas. Ujaran kebencian, SARA, pornografi, aksi kekerasan, dan mengumbar hal-hal yang bersifat informasi pribadi di media berbasis internet juga merupakan bentuk kurangnya etika digital. Seharusnya, etika di ruang nyata juga sama dan dapat diterapkan di ruang digital pula. Sebab manusia tidak akan terhindar dari canggihnya teknologi dan akan selalu hidup berdampingan dengannya.

*Penulis adalah Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Bengkulu

BACA LAINNYA


Leave a comment