Musywil Muhammadiyah Bengkulu ke-10: Catatan Wacana ke Depan

OPINI - Sabtu, 4 Februari 2023

Konten ini di Produksi Oleh :

Perhelatan Musyawarah Wilayah (Musywil) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Bengkulu kembali akan digelar pada bulan Maret tahun ini (10-12 Maret 2023). Setelah selesainya Muktamar di Solo November tahun lalu untuk pergantian kepemimpinan baru di Pimpinan Pusat, sekarang tibanya PWM di berbagai wilayah melakukan musyawarah akbar untuk melalukan pergantian kepemimpinan juga, terutama pada Pimpinan Muhammadiyah di tingkat wilayah Bengkulu. Tentunya Musywil ke-10 ini harapannya tidak hanya sekedar menjadi ajang pergantian ataupun pertukaran kepemimpinan yang lama kepada kepemimpinan yang baru, tetapi juga menjadi momen strategis merumuskan gagasan baru dan gerak langkah Muhammadiyah di Bengkulu selama lima tahun ke depan.

Muhammadiyah telah dikenal sebagian masyarakat Bengkulu sebagai ormas besar Islam yang telah banyak berkontribusi di berbagai sektor bidang bagi kemajuan di Provinsi Bengkulu. Dengan mengusung tema besar “Memajukan Bengkulu, Mencerahkan Semesta”, tentu tema ini tidak sekedar tulisan abstrak yang utopis tanpa realisasi, namun mengandung makna dan cita-cita besar agar gerakan Muhammadiyah di Bengkulu semakin kongkrit mengukuhkan dirinya sebagai gerakan Islam berkemajuan. Apalagi dengan potensi jumlah amal usaha yang dimiliki Muhammadiyah di Bengkulu, mesti harus diadakan pembaharuan dan juga peningkatan karena terdapat beberapa amal usaha yang mulai mengalami kemunduran terutama amal-amal usaha di bidang pendidikan, sosial dan keagamaan.

Beberapa Saran Sebagai Bahan Catatan Penting Untuk Dibahas di Musywil

Disebutkan dalam Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah pasal 24, bahwa agenda diadakannya Musywil bertujuan selain Pimpinan Wilayah melaporkan tentang kebijakan, organisasi, hasil-hasil keputusan Muktamar maupun pembahasan program wilayah dan pemilihan Pimpinan Wilayah yang baru, juga ada beberapa hal penting yang dilakukan dalam Musywil. Yaitu pembahasan mengenai masalah Muhammadiyah di wilyah dan usul-usul untuk agenda strategis Muhammadiyah di tingkat wilayah.

Dalam hal ini, beberapa yang dapat menjadi bahan isu pembahasan diskusi penting di Musywil Muhammadiyah ke-10 yang tentunya merupakan bagian dari hasil Muktamar Muhammadiyah di Solo kemarin. Poin-poinnya sebagai berikut:

Pertama, perbaikan infrastruktur sekolah dan peningkatan kualitas SDM pendidik guru Muhammadiyah Bengkulu. Ini sangat penting untuk dibahas, apalagi Muhammadiyah dikenal dengan kiprahnya dalam bidang pendidikan telah terbukti banyak membantu Negara dalam mencerdaskan anak bangsa. Oleh sebab itu, kuantitas lembaga pendidikan yang dimiliki Muhammadiyah seharusnya juga dapat diimbangi dengan kualitas di dalamnya baik infrastruktur yang memadai dan juga terutama SDM pendidiknya. Menurut Hilman Latief Bendahara Umum PP Muhammadiyah, upaya meningkatkan kualitas tenaga pendidik di lingkungan pendidikan Muhammadiyah sebagai bentuk manifestasi dan dedikasi sungguh-sungguh Muhammadiyah untuk mendidik agar melahirkan lulusan terbaik sebagai kader persyarikatan yang memiliki visi, karakter keunggulan dan berkemajuan. Belum lagi sekolah-sekolah Muhammadiyah yang kalah saing dengan swasta lainnya dan terpaksa harus gulung tikar. Tetapi seharusnya dengan kehadiran Muhammadiyah Boarding School (MBS) Bengkulu, dapat menjadi semangat kembali membranding sekolah Muhammadiyah sebagai sekolah berbasis pendidikan berkemajuan.

Kedua, reformasi pengelolaan perkaderan Muhammadiyah Bengkulu. Kader sebagai calon terbaik penerus pimpinan Muhammadiyah di masa depan, agaknya perlu diperbaiki dengan baik secara tersistem. Terutama yang menjadi sangat mengkhawatirkan, sebagaimana yang pernah disampaikan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti, apabila amal-amal usaha Muhammadiyah di kemudian hari akan banyak diisi oleh non-kader atau kelompok profesional murni (tidak memiliki hubungan dan kepedulian dengan Muhammadiyah). Hal ini juga mempengaruhi pada goyahnya ideologi dan keikhlasan dalam menggerakan amal usaha. Karena itu, pengelolaan sistem perkeaderan dan pengembangan kualitas kader di organisasi otonom yang tidak hanya mementingkan kuantitas, menjadi hal perhatian penting bersama dalam pembahasan Musywil. Apalagi ditemukan beberapa organisasi otonom yang sempat mandeg dan bahkan sampai vakum.

Ketiga, diaspora kader kebangsaan. Muhammadiyah Bengkulu terbilang cukup sukses mendorong kadernya maju dalam ranah pemerintahan ataupun kursi dewan perwakilan rakyat. Pemetaan potensi kader yang berdiaspora sebagai kader kebangsaan juga sangat penting, agar memperkuat jejaring dan gerakan dakwah persyarikatan khususnya dalam bidang politik. Hasil Tanwir II Pemuda Muhammadiyah di Jambi pada tahun 2022 yang lalu, menegaskan akan pentingnya memperkuat konsolidasi dan program pembinaan kaderisasi kader untuk didistribusikan berkiprah pada keumatan dan kebangsaan. Tentu hal ini selama tetap berada dalam koridor khittah Persyarikatan, sebagaimana juga rekomendasi hasil Muktamar di Solo tahun lalu untuk mengoptimalkan diaspora dan memperluas peran strategis kader dengan juga mengimplementasikan pandangan Dar Al-Ahdi Wa Al-Syahadah Muhammadiyah.

Keempat, memperkuat kemandirian pimpinan cabang dan ranting. Luasnya pesebaran Muhammadiyah di daerah tidak bisa dilepaskan dari peran cabang dan ranting di akar rumput. Haedar Nashir mengatakan bahwa kekuatan penggerak Muhammadiyah sejatinya secara kelembagaan berada di tingkat cabang dan ranting. Artinya, luasnya gerakan dakwah Muhammadiyah sangat ditentukan pada kehadiran cabang dan ranting. Karena itu, perlunya membangun kemandirian dengan penguatan amal usaha yang dimiliki cabang dan ranting di Bengkulu untuk kepentingan berlangsungnya dakwah Muhammadiyah agar sampai ke akar lapisan masyarakat. Solusi yang bisa dilakukan salah satunya adalah mengintensifkan perkaderan sebagai penerus pimpinan mengurus Muhammadiyah terutama di cabang dan ranting serta perlunya sinergitas program-program strategis di setiap tingkatan pimpinan Muhammadiyah.

***
Sebenarnya masih banyak lagi yang bisa dibahas untuk kepentingan Musywil Bengkulu mendatang. Terutama realisasi pengembangan amal usaha Muhammadiyah lainnya seperti Rumah Sakit PKU dan amal-amal usaha lainnya yang semakin menunjang eksistensi Muhammadiyah berkontribusi dalam memajukan Provinsi Bengkulu. Tulisan ini juga sekedar saran dan masukan yang dapat menjadi pembahasan oleh para ayahanda di Musyil nanti, agar Persyarikatan Muhammadiyah di Bumi Raflesia ini semakin maju. Namun terlepas dari itu semua dan masalah-masalah yang dihadapi Muhamamdiyah Bengkulu saat ini dan mungkin yang akan mendatang, penulis ingin mengutip pesan yang disampaikan K.H Ahmad Dahlan dalam bahasa Jawa: “Ojo kesel anggonmu nyambut gawe kanggo Muhammadiyah/jangan pernah lelah bekerja untuk Muhammadiyah”.

*Penulis adalah Ketua Bidang RPK DPD IMM Bengkulu

BACA LAINNYA


Leave a comment