Pentingnya Etika Digital Dalam Bersosial Media

OPINI - Sabtu, 4 Juni 2022

Konten ini di Produksi Oleh :

Oleh: Intan Larasati*

Hai semuanya! Kenalin, saya intan larasati mahasiswi semester 2 ilmu komunikasi. Pada kesempatan kali ini saya ingin memberikan opini mengenai etika sosial dalam bersosial media. Kita semua tahu di zaman yang serba canggih seperti saat ini sosial media bukanlah hal yang asing bagi kita, bahkan sekarang semua kalangan baik dari yang muda sampai tua bisa mengakses sosial media dimanapun dan kapanpun. Seluruh informasi dari wilayah manapun bisa tersebar dengan cepat dan mudah bahkan kurang dari beberapa jam informasi tersebut sudah tersebarluaskan di seluruh wilayah. namun sebelum kita masuk ke topic utama kita, saya ingin menjelaskan sedikit mengenai apa itu etika sosial, barangkali masih ada yang belum mengerti apa yang dimaksud dari kata kata tersebut. Jadi, etika digital merupakan suatu kemampuan seorang individu dalam menempatkan serta menyesuaikan diri, dan menerapkan etika dalam menggunakan internet. Berdasarkan sasaran interaksinya, etika sosial terbagi dalam dua jenis :

1. One to one communications, yakni komunikasi yang dijalnakan antar satu individu dengan individu ainnya melalui suatu dialog. Komunikasi dua arah ini bisa terjadi melalui email atau pesan pribadi di berbagai media
2. One to many communication, yakni komunikasi antar individu yang terjadi dengan berbagai orang. Komunikasi jenis ini bisa terjadi di berbagai seperti melalui group chat, blog, postingan di media sosial dan juga situs web.

Lantas seberapa penting kah etika digital dalam penggunaan sosial media? interaksi yang terjadi di ruang digital harus memperhatikan etika digital. Mengapa? Karna nantinya etika digital inilah yang akan mengatur batasan, sikap serta perilaku pengguna dalam menggunakan media sosial. Jika etika digital tidak diterapkan maka akan terjadi tindakan kejahatan seperti bullying, penyebaran berita palsu atau hoax, ujaran kebencian di dunia digital. Masih banyak lagi tindakan kejahatan yang mungkin bisa terjadi dalam menggunakan media sosial. Belum lagi semua kalangan bisa mengaksesnya bahkan kita tidak tahu apa dampak terburuk yang bisa terjadi dari kejahatan media sosial tersebut. Banyak sekali kasus yang membuktikan bahwasanya jika tidak menerapkan etika digital bisa memakan korban, seperti contoh, siswi Sma yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri dikarenakan depresi akan bullying yang diterima di media sosial. Kasus lain, seorang pelajar yang terkena pelecehan seksual dari seseorang melalui media sosial, meskipun itu hanya ketikan tapi efek tersebut bisa memberikan efek jangka panjang bagi si penerima. Belum lagi jika mereka (anak anak yang dibawah umur) yang menerima kejahatan tersebut sangat bisa berpengaruh ke kondisi psikis serta mental health nya.

namun apakah semua yang mengakses internet bisa mematuhi peraturan dari etika digita yang telah dibuat tersebut? Penerapan etiket di ruang digital memiliki tantangan yang sangat besar karna hal tersebut berkaitan pribadi individu itu sendiri dan juga penguasaan soft skill literasi digital juga sangat mempengaruhi.

Kita juga dituntut agar mampu menyeleksi serta menganalisis mengenai informasi apa saja yang boleh dan tidak boleh disebar di dunia digital. Etika digital juga meliputi bagaimana cara kita bersikap serta berbicara kepada orang yang lebih tua, pentingnya penggunaan bahasa agar tidak salah dan nantinya tidak menyakiti siapapun. Peran orang tua,guru sangat diperlukan dalam menanamkan etika sosial. edukasi sejak dini mengenai etika digital perlu ditanamkan agar mereka tahu mana yang baik dan buruk, mana yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan. Jadi, mulailah utuk bersikap bijaksana dalam menggunakan media sosial agar kehidupan digital menjadi lebih baik dan beradab.

*Penulis adalah Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Bengkulu

BACA LAINNYA


Leave a comment