Membangun Budaya Baca Pada Anak Usia Dini Melalui Gerakan Literasi Digital

OPINI - Sabtu, 4 Juni 2022

Konten ini di Produksi Oleh :

Oleh: Yulia Oktaviani Simanullang*

Di era globalisasi ini mungkin banyak dari teman-teman yang sudah familiar dengan yang namanya media sosial. Secara definisi Sosial media adalah sebuah media untuk bersosialisasi satu sama lain dan dilakukan secara online yang memungkinkan manusia untuk saling berinteraksi tanpa dibatasi ruang dan waktu, perkembangan media sosial sendiri kerap bersamaan dengan kemajuan teknologi dikarenakan dua hal ini yang saling berhubungan.

Kehadiran media sosial di satu sisi memang menawarkan berbagai kemudahan bagi para penggunanya untuk mengakses dan men-share informasi secara cepat, mudah, dan murah. Namun, di sisi lain, ketika penggunaan media sosial berkembang makin liar dan keluar dari batas-batas keadaban, risiko yang terjadi ialah munculnya keresahan dan bahkan tidak mustahil munculnya konflik yang manifest di masyarakat.

Di era perkembangan masyarakat digital, di mana informasi beredar hampir tanpa batas dan tak terbendung di dunia maya, kebanyakan orang tidak bisa lagi membedakan mana berita yang benar dan mana yang tidak ada kaitannya dengan kenyataan yang sebenarnya. Justru karena kesamaan ideologi, kepentingan dan kesamaan identitas sosial tertentu, orang sering mudah tertipu dan percaya berita yang sebenarnya tidak benar dan terburu-buru. Seseorang yang percaya pada berita palsu dan kemudian tanpa berpikir untuk membagikannya dan meneruskannya kepada anggota komunitas tidak dapat membuat berita palsu tersebut dianggap benar karena terus beredar dan beredar kembali.

Peran media digital dalam menyebarluaskan budaya Indonesia kini sangat penting. Pesatnya penyebaran informasi memberikan kemudahan dalam mengaksesnya, terutama bagi kaum muda yang menginvestasikan waktu dan perhatiannya di bidang media ini. Media digital yang dimaksud adalah internet, blog, dan jejaring sosial.

Saat ini, pertumbuhan media digital begitu cepat dan mudah sehingga memberikan kesempatan akses yang sama bagi setiap orang. Pertumbuhan media digital di Indonesia terlihat dari meningkatnya penggunaan internet di berbagai sektor.

Salah satu cara yang paling mudah untuk menanamkan budaya membaca dan semacamnya adalah pada anak-anak yang masih kecil. Dimana mereka memasuki Golden Age. Anak usia dini adalah untuk anak-anak dari 0 sampai 6 tahun. Pada saat ini pertumbuhan dan perkembangan anak sangat pesat. Jadi, jika anak-anak membuat kebiasaan sejak dini, mereka akan terbiasa saat dewasa. Ketika Anda masih anak-anak, kemampuan Anda untuk mengambil benda dengan cepat diserap.

Bagaimana teknologi dapat mempengaruhi anak-anak? Di era sekarang ini, saya sendiri sadar akan teknologi digital yang semakin canggih. Tanpa disadari, banyak orang lebih banyak dipengaruhi oleh aspek negatif daripada positif, sehingga daya tariknya sangat kuat. Saya membaca bahwa suatu hari seorang anak dibiarkan bermain dengan alat-alatnya oleh orang tuanya. Tujuannya adalah untuk membuat anaknya bahagia dan supaya anak-anak mereka bisa tenang.

Namun penyebab dibiarkan terlalu lama, anak tersebut semakin kecanduan dan terkena saraf yang dimilikinya terganggu dan lebih parahnya lagi anak tersebut tangannya tidak bisa diam karena sering bermain game. Namun hanya itu gambaran dari teknologi yang sekarang ini semakin canggih dapat memudahkan pengguna merasakan kenyamanan dan ada daya magnet sehingga tidak bisa lepas dari perangkat tersebut.

Dampak dari adanya teknologi digital di atas dapat pula berpengaruh pada masyarakat baik di kalangan anakanak, remaja, maupun orang tua. Contoh di dalam kehidupan keluarga. Baik orang tua maupun anak-anak ketika mereka sudah menggunakan media digital seperti gadget akan berpotensi pada kecanduan yang menyebabkan tak jarang anggota keluarga tersebut terpisahkan karena lebih tertarik menghabiskan waktu dengan perangkat digital daripada berinteraksi dengan sesama. Hal ini juga disebabkan oleh keberadaan media digital yang semakin kompleks dan menimbulkan masalah baru, seiring dengan masalah kecanduan gadget rendahnya minat literasi pada anak usia dini. Anak-anak akan lebih bosan belajar dengan gambar, yang kurang menyenangkan daripada menulis, dan akan mudah bosan belajar dan berlatih membaca, menulis, dll.

Karena pengaruh tersebut, orang tua berperan penting dalam memberikan contoh secepat mungkin. Hal ini dikarenakan anak pada usia ini cenderung mengikuti apa yang dilakukan orang tuanya. Karena orang tua adalah orang pertama yang membesarkan anaknya setelah lingkungan dan guru.

Apa solusi orang tua anak usia dini dalam menanamkan budaya membaca dan menulis sejak bayi? Orang tua dapat mendidik anak-anaknya dengan membeli buku-buku yang sangat menarik bagi anak kecil, seperti gambar-gambar yang mudah mereka pahami dan belajar menulis atau membaca. Jika calon anak Anda tidak bisa membaca, lakukan salah satu cara seperti mendongengkan kepada anak-anak. Metode yang dapat diterapkan melalui metode seperti mendongeng dapat digunakan oleh orang tua saat bayi masih dalam kandungan, atau saat bayi akan tidur atau saat bayi sedang bermain saat orang tua sedang berbicara.
Kegiatan mendengarkan mendongeng ini membantu anak-anak belajar tentang berbagai emosi, emosi, dan nilai-nilai moral. Metode mendongeng juga dapat membantu anak belajar memahami karakter dan mengevaluasi karakter mana yang dapat dijadikan panutan dan panutan.

Keterlibatan orang tua dalam pendidikan sangat penting di era digital saat ini ketika menumbuhkan budaya seperti membaca. Orang tua adalah madrasah pertama yang membesarkan anak-anaknya. Budaya membaca dan sejenisnya berperan besar dalam mengajarkan keterampilan dasar membaca dan menulis kepada anak-anak. Kami berharap bahwa dengan keterampilan komunikasi yang lebih baik daripada anak-anak yang tidak terbiasa dengan budaya tidak membaca atau menulis, anak-anak akan mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan bersiap untuk semua yang mereka butuhkan untuk memasuki dunia sekolah berikutnya.

*Penulis adalah Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Bengkulu

BACA LAINNYA


Leave a comment