Etika Digital Dalam Penggunaan Sosial Media Guna Menghalau Netizen Minim Literasi

OPINI - Minggu, 5 Juni 2022

Konten ini di Produksi Oleh :

Oleh: Muhammad Oktarianto*

Halo netizen kaya literasi, kali ini saya akan beropini mengenai etika digital dan tata cara meminimalisir Tindakan buruk warganet yang dapat menciptakan hal hal negative serta dalam upaya menciptakan kondisi nyaman dalam bersosial media dan kegiatan digital lainnya. Sebelum kita membahas hal hal itu lebih lanjut, kita harus memiliki pengetahuan dasar mengenai literasi digital dan etika digital itu sendiri, jadi mari kita simak berikut ini.

Secara umum, literasi digital sering kita anggap sebagai kecakapan menggunakan internet dan media digital. Namun begitu, sering kali ada pandangan bahwa kecakapan penguasaan teknologi adalah kecakapan yang paling utama. Padahal literasi digital adalah sebuah konsep dan praktik yang bukan sekadar menitikberatkan pada kecakapan untuk menguasai teknologi dan terutama BAGAIMANA menggunakan teknologi yang baik dan benar terkhususnya di media sosial. Seorang pengguna yang memiliki kecakapan literasi digital yang bagus tidak hanya mampu mengoperasikan alat, melainkan juga mampu bermedia digital dengan penuh tanggung jawab. Maka dari itu diperlukannya pengetahuan mengenai etika digital dan literasi digital agar penggunaan teknologi serta sosial media dapat teroptimalakan sebaik mungkin.

Etika digital adalah serangkaian aturan serta tata cara yang dibuat untuk mengurangi kerugian serta hal hal yang tak diingin yang ditimbulkan oleh penggunaan teknologi digital. Penetapan etika digital bersifat mempertahankan kenyamanan yang diberikan melalui penggunaan teknologi digital. Berinteraksi di media sosial memerlukan etika digital tertentu karena adanya interaksi dengan warganet. Dua prinsip yang harus dimiliki ialah kesopanan dan kesusilaan. Dalam dunia maya tidak ada aturan baku mengenai etika digital. Fokus utama dari etika digital adalah etika berinternet. Peran etika digital adalah sebagai pedoman bagi individu dalam melakukan interaksi sosial di dalam platform digital. Adanya etika digital akan membentuk kesadaran, tanggung jawab, integritas dan penghormatan terhadap nilai kebaikan di dalam pemanfaatan media digital.

Kita ketahui juga bahwasannya warganet ataupun netizen dunia terutama Indonesia tentunya masih memiliki kurangnya pengetahuan mengenai etika dan masih kurangnya mencari serta membaca hal hal yang berupa literasi sosial. Hal ini dapat dibuktikan dari timbulnya hal hal buruk yang muncul di sosial media serta platform platform digital lainnya yang membuat nitizen Indonesia dan warganya terlihat bodoh dimata dunia.

Hal yang lebih membuat netizen Indonesia terlihat “lucu” adalah hal hal dan kebodohan ini terus terusan terjadi dan terulang oleh warganet sehingga masyarakat Indonesia sendiri sangat sulit untuk memperbaiki image yang sudah terlanjur burukmata dunia. Kasus kasus ini contohnya adalah;

  • Aksi memalukan netizen yang menyerang dan mengecam Han So Hee (artis korea)

Kasus ini berawal dari sebuah Drama Korea yang berjudul The World of The Married yang dimana Han So Hee yang berakting sebagai “pelakor” diserang oleh warganet karena masyarakat “kurang literasi” terlalu terbawa suasana dari drama ini. Netizen bodoh yang berfikir bahwasannya drama tersebut adalah kenyataan, menyerang Han So Hee di sosial media pribadinya dengan kecaman, hujatan, melapor, serta membuat postingan postingan bodoh mengenai “si pelakor Han So Hee” yang sangat amat terlihat konyol.

  • Reemar Martin yang dibully karena kecemburuan para Wanita

Reemar Martin yang merupakan seorang tiktoker yang berasal dari Filipina dibully habis habisan oleh netizen Indonesia terkhususnya dari kaum Wanita yang iri serta dengki atau bahasa gaulnya insecure terhadap kecantikan dan hal lainnya yang ditampilkan oleh Reemar di sosial media pribadinya. Aksi ujaran kebencian dilontarkan oleh kebanyakan kaum perempuan Tanah Air yang tak terima pasangannya mengidolakan Reemar Martin karena parasnya yang cantik.

Inilah bukti nyata dari contoh kecil kebodohan netizen yang belum cakap dan masih minim literasi mengenai etika digital sehingga menciptakan berbagai macam kasus kasus yang tergolong lucu namun sangat merugikan dan berdampak buruk terhadap image dan penggunaan digital di Indonesia.

Tentunya disini saya tidak hanya memberikan kritik pedas namun juga memberikan saran serta masukan kepada netizen kurang literasi agar dapat menciptakan kondisi kehidupan digital yang sehat, positif, produktif serta nyaman.

Cara cara penanggulangan terjadinya hal hal yang merugikan ini diantaranya;

  • Bersikap dewasa terlebih dahulu sebelum menggunakan sosial media
  • Netizen yang belum dewasa harus dalam pengawasan orang dewasa dalam penggunaan alat digital, terkhususnya dalam bersosial media
  • Meminimalisir penyampaian informasi yang berlebih.
  • Lebih pintar dalam mencari serta menerima informasi di platform digital.
  • Mengurangi serta menghindari informasi / konten yang berusaha menggiring opini public.
  • Menggunakan sosial media atau platform digital yang dominan ke hal hal positif dan tentunya dapat mengembangkan soft skill dan pengetahuan berguna semacamnya.

Itulah dia beberapa opini singkat yang dapat digolongkan berupa kritik, dan dibersamai dengan saran dan tata cara agar dapat menciptakan kondisi digital sosial yang saling menguntungkan serta positif. Diharapkan dengan adanya penyampaian opini ini dapat mengubah kegiatan kegiatan yang merugikan di sosial media dan membentuk image baik untuk netizen Indonesia tentunya.

Sebelumnya, saya sebagai penulis opini ini mengucapkan maaf yang sebesar besarnya jikalau dalam penyampaian informasi ini masih menggunakan kata kata yang tidak pantas, tetapi ketahuilah bahwasannya tujuan dari literasi ini adalah baik, untuk menyadarkan serta memperbaiki hal hal buruk yang diciptakan oleh warganet yang dapat memberikan dampak buruk didalamnya. Terakhir saya ucapkan terimaksih yang sebesar besarnya, dan salam netizen kaya literasi.

*Penulis adalah Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Bengkulu

BACA LAINNYA


Leave a comment