Empat Pilar Kecakapan Digital di Era Society 5.0

OPINI - Sabtu, 4 Juni 2022

Konten ini di Produksi Oleh :

Oleh: Rizky Amanda Aulia*

Di era society 5.0 teknologi yang canggih saat ini, terlebih lagi di masa pandemi Covid-19 yang terjadi telah mengguncang berbagai sektor kehidupan, mulai dari bidang kesehatan, ekonomi, pendidikan dan lain-lain. Pandemi ini pun memaksa kita untuk mengubah pola hidup yang sudah biasa kita jalankan, dimulai dari menerapkan pola kehidupan yang lebih bersih dan sehat dengan sering mencuci tangan, selalu mengenakan masker, hingga selalu menjaga jarak. Dan juga dikeluarkannya kebijakan lockdown yang sempat mengharuskan kita untuk berdiam diri dirumah dan tidak mengizinkan kita untuk berkumpul serta beraktifitas diluar rumah seperti yang biasa kita lakukan sebelum masa pandemi ini.

Tentu kebijakan lockdown yang dilakukan memberikan dampak yang cukup signifikan bagi sebagian masyarakat Indonesia. Ada yang kehilangan pekerjaan dan ada juga yang mengalami kecemasan apakah tetap akan ada pekerjaan di masa seperti ini. Tidak seharusnya kita bersedih dan berputus asa, justru momentum seperti ini harus kita manfaatkan agar menjadi peluang untuk menuju kemajuan. Dengan adanya lockdown, kita jadi memiliki waktu-waktu luang yang dapat kita manfaatkan sebaik mungkin, dari semakin mendekatkan diri dengan keluarga, mendekatkan diri kepada tuhan, hingga mempelajari berbagai kemampuan-kemampuan atau skill terbaru.

Pandemi Covid-19 menjadikan kegiatan yang sebelumnya dapat dilakukan secara tatap muka, seperti penjualan, pekerjaan kantor, sampai dengan pendidikan. Sekarang harus dilakukan dengan bantuan teknologi informasi. Keadaan ini menjadikan semua pihak tergagap-gagap untuk mengantisipasi hal tersebut, contohnya dunia pendidikan. Sebelumnya, kegiatan pembelajaran dilakukan dengan tatap muka, sekarang harus dilakukan dengan sistem dalam jaringan (daring). Hal ini menjadikan masalah sendiri bagi guru dan siswa. Guru dan siswa yang sebelumnya belum atau bahkan tidak mengenal sistem pembelajaran daring sekarang dituntut untuk dapat berinteraksi dalam pembelajaran dengan sistem tersebut.

Pada masa pandemi Covid-19, setiap individu perlu menguasai bahwa literasi digital merupakan kecakapan penting yang dibutuhkan untuk beradaptasi di zaman yang penuh dengan lautan informasi ini. Kecakapan ini dapat mengantisipasi penyebaran informasi negatif. Literasi digital sama pentingnya dengan membaca, menulis dan pembelajaran ilmu lainnya. Setiap orang hendaknya dapat bertanggung jawab terhadap bagaimana menggunakan teknologi untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.

Literasi digital secara sederhana diartikan sebagai kecakapan memahami dan menggunakan informasi dari berbagai tipe format sumber-sumber informasi yang lebih luas dan mampu ditampilkan melalui perangkat komputer. Kemampuan literasi digital menjadikan seseorang mampu mentranformasikan kegiatan melalui penggunaan perangkat teknologi digital. Literasi digital sama pentingnya dengan membaca, menulis, berhitung, dan disiplin ilmu lainnya.

Dengan memiliki kecakapan literasi digital, masyarakat dapat memproses berbagai informasi, memahami pesan, dan berkomunikasi efektif dengan orang lain dalam berbagai bentuk. Dalam hal ini, bentuk yang dimaksud yakni menciptakan, mengkomunikasikan, mengkolaborasi dan bagaimana teknologi harus digunakan agar efektif untuk mencapai tujuan. Termasuk juga kesadaran dan berpikir kritis ketika menggunakan teknologi dalam sehari-hari.

Berikut adalah kecakapan digital yang perlu dimiliki di masa pandemi Covid-19 ini, yakni:

1. Kecakapan Dalam Menggunakan Aplikasi Yang Mendukung Pembelajaran

Kecakapan ini dibutuhkan dalam rangka memudahkan proses pembelajaran. Kecakapan ini perlu dimiliki oleh guru, dosen, mahasiswa, peserta didik, bahkan oleh kalangan yang bekepentingan untuk melaksanakan pembelajaran. Tenaga pemdidik harus mahir dalam menguasai aplikasi pengatur pembelajaran yang lebih dikenal dengan istilah Learning Management System (LMS). Sebuah LMS biasanya dilengkapi dengan fitur-fitur user interface, pendaftaran online, kelas online, kuis dan ujian online, ruang diskusi, serta laporan. Banyak sekali vendor-vendor IT yang menyediakan LMS baik berbayar maupun tidak, seperti Google Classroom, Edmodo, Schoology, Microsoft Teams, Moodle, Spada.

2. Kecakapan Menggunakan Aplikasi Digital Marketing

Digital marketing merupakan alat perantara komunikasi pemasaran yang saat ini banyak digunakan oleh media sosial dalam memperkenalkan produk atau jasa di dunia modern, salah satunya dengan memanfaatkan media sebagai alat promosi. Digital marketing bertujuan untuk mendapatkan konsumen yang lebih luas dan banyak. Melalui jaringan internet, kita dapat terhubung dengan berbagai sumber dan konsumen yang jauh lebih luas. Bahkan tidak terbatas hanya di suatu daerah saja, namun berskala global. Kecakapan ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang akan menjual produk-produknya. Terlebih lagi di masa pandemi Covid-19 ini.

Dimana penjualan produk-produk baik itu pakaian, makanan, peralatan rumah tangga, kosmetik dan lain sebagainya untuk sementara tidak dapat dilakukan dengan cara tatap muka.

Kecakapan menggunakan aplikasi digital marketing juga perlu dimiliki oleh pengusaha kecil dan menengah (UMKM). Penggunaan aplikasi ini terbukti sangat membantu UMKM dalam memasarkan produk mereka selama masa pandemi ini. Pemasaran digital dapat dilakukan dengan menggunakan sosial media yang sudah dikenal masyarakat luas, seperti Facebook, whatsapp, dan Instagram. Ketiga aplikasi tersebut menjadi andalan bagi masyarakat untuk menjual produknya secara online. Apabila didukung dengan kemampuan membuat konten atau profile produk yang baik, maka digital marketing berpotensi untuk meningkatkan jumlah penjualan dan keuntungan.

3. Kecakapan Menggunakan Aplikasi Untuk Membuat Konten-Konten Kreatif

Lonjakan pengguna internet pun membawa tantangan yang semakin besar, oleh karena itu kecakapan digital harus ditingkatkan agar masyarakat mampu menampilkan konten-konten kreatif yang mendidik, menyejukan dan meyerukan perdamaian. Konten yang apik dan kreatif akan lebih menarik perhatian pengguna internet dan sosial media. Hal ini seperti disampaikan Dimas Gityandraputra yang menyataka bahwa tidak dapat dipungkiri bahwa jika kita berkaca dari sisi audiens, sekarang setiap harinya masyarakat kerap mencari konten untuk memuaskan perasaan mereka. Entah itu supaya bisa mendapat hiburan, edukasi, atau pun dalam mencari jawaban dari segala permasalahan yang mereka hadapi.

Dengan begitu, dapat dikatakan bahwa sebenarnya konten memang memiliki beragam fungsi tergantung dari tujuan yang ingin dicapai. Namun, jika tujuan utama kita dalam kegiatan content marketing ini adalah engagement, maka tidak ada salahnya kalau fokus kita adalah membuat konten interaktif. Konten interaktif ini bisa menjadi satu andalan bagi brand jika memang ingin mengajak masyarakat untuk berinteraksi. Selain itu, banyaknya tipe konten interaktif seperti kuis, kompetisi, polling, infografis dan lain sebagainya, membuat brand bisa meningkatkan engagement dan juga membuat para audiens menjadi tidak bosan karena ragam konten yang ditampilkan.

4. Kecakapan Menggunakan Aplikasi Bidang Keuangan dan Perbankan

Literasi keuangan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap orang agar terhindar dari masalah keuangan. Kesulitan keuangan bukan hanya fungsi dari pendapatan semata (rendahnya pendapatan), kesulitan keuangan juga dapat muncul jika terjadi kesalahan dalam pengelolaan keuangan (miss-management) seperti kesalahan penggunaan kredit, dan tidak adanya perencanaan keuangan. Literasi keuangan (financial literacy) yang kian mendapatkan perhatian di beberapa Negara maju.

Di beberapa Negara lainnya, literasi keuangan bahkan sudah direncanakan menjadi program nasional. Hasil riset secara umum menunjukkan bahwa masih terjadi tingkat literasi keuangan yang rendah di negara-negara maju dan terlebih lagi di negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia. Kondisi ini merupakan problem yang cukup serius mengingat literasi keuangan berpengaruh positif terhadap inklusi dan perilaku keuangan. Oleh karena itu masyarakat harus diajarkan bagaimana menggunakan aplikasi digital untuk mendukung transaksi dalam bidang keuangan dan perbankan, misalnya penggunaan mobile-banking, internet banking, sms banking, dompet digital, pembayaran online (listrik, telepon, PDAM), pembelian tiket online, dan lain sebagainya.

Nah, demikianlah kecakapan digital (digital skills) yang harus dimiliki oleh masyarakat. Kecakapan ini adalah kecakapan umum yang harus dimiliki di era industri 5.0 saat ini. Terlebih di masa pandemi Covid-19.

*Penulis adalah Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Bengkulu

BACA LAINNYA


Leave a comment