Berhenti Kecanduan Batu Bara!

NEWS - Jumat, 20 September 2019

Konten ini di Produksi Oleh :

Aksi “Jeda untuk Iklim”

GARUDA DAILY – Mengusung tema “Jeda Untuk Iklim” massa aksi gabungan lintas komunitas, mahasiswa, aktivis lingkungan dan seniman menggelar aksi ‘diam’ di Simpang 5 Ratu Samban Kota Bengkulu, Jumat, 20 September 2019.

Menggunakan atribut serba hitam, massa aksi membentangkan tiga spanduk besar bertuliskan “Berhenti Kecanduan Batu Bara!”.

Korlap Aksi Frengki Wijaya mengatakan, krisis iklim global menyebabkan permukaan air laut terus naik, bisa menenggelamkan banyak pulau di penjuru nusantara dan dunia. Pembakaran batu bara, kebakaran hutan dan lahan mencekik jutaan jiwa. Karenanya mereka bereaksi bersama jutaan orang lain di seluruh dunia, memberi jeda untuk iklim dan membalikkan keadaan.

“Aksi kali ini diadakan tiga hari menjelang pertemuan The UN Youth Climate Summit yang digelar PBB di New York, dan akan disambung pada Minggu tanggal 22 nanti di Taman Berkas dengan berbagai kegiatan, seperti pawai iklim, pentas seni, puisi, seni mural dan lukis kain, dengan penampilan spesial dari Andi bekas vokalis band Boomerang,” kata Frengki.

Dalam aksi sekitar tiga jam ini, massa juga membagikan stiker berisi informasi tentang pentingnya menghentikan penggunaan energi batu bara untuk masa depan generasi yang akan datang.

“Bahwa aksi ini bertujuan untuk mengkampanyekan pentingnya transisi energi dari fosil ke energi terbaharukan secara adil, mewujudkan masa depan bebas energi fosil merupakan langkah nyata penanggulangan perubahan iklim untuk kelangsungan hidup kita dan generasi mendatang,” ujarnya.

“Bila pemerintah kita hari ini masih mengandalkan batu bara untuk sumber energi listrik seperti PLTU batu bara artinya mereka secara sadar memperburuk krisis iklim,” tegas Frengki.

Baca juga Suka Sama Suka, Kasus Hubungan Sedarah Terjadi di Bengkulu

Sementara itu, Koordinator Fossil Free Bengkulu Cimbyo Layas Ketaren mengingatkan komitmen Pemerintah Indonesia dalam perjanjian Paris yang disepakati pada 2015 lalu. Pasalnya, komitmen Indonesia menurunkan emisi karbon bertolak belakang dengan pengembangan proyek PLTU berbahan bakar batu bara di Kelurahan Teluk Sepang.

“Sebanyak 2.700 ton batu bara akan dibakar setiap hari bila PLTU tersebut beroperasi Dan akan memancarkan 700 ton abu beracun ke udara yang dihirup warga Kota Bengkulu setiap hari. Karena itu kami sejak awal menolak proyek itu dan mendorong pemerintah segera mengembangkan energi terbarukan, seperti tenaga matahari, air, angin yang tidak pernah habis dan dapat terus diperbaharui,” pungkasnya.

Adapun seruan massa aksi kali ini adalah stop PLTU batu bara Teluk Sepang, segera bentuk peta jalan transisi ke energi terbarukan, pulihkan kerusakan lingkungan dan kembalikan hak-hak korban, dan transisi berkeadilan bagi tenaga kerja terdampak.

Penulis: Kelvin Aldo

BACA LAINNYA


Leave a comment