2020, Bengkulu Utara Bupati Baru?

POLITIK - Kamis, 22 Agustus 2019

Konten ini di Produksi Oleh :

Akhmad Bastari

GARUDA DAILY – Pilkada Bengkulu Utara akan kembali digelar pada tahun 2020. Publik pun mulai berbicara kemungkinan-kemungkinan yang berpotensi terjadi di ajang pesta rakyat lima tahunan itu. Termasuk peluang Bumi Ratu Samban punya kepala daerah baru.

Pengamat Politik FISIP Unras Akhmad Bastari mengatakan bahwa peluang Bengkulu Utara punya kepala daerah baru itu cukup besar.

“Peluangnya cukup besar. Mungkin Mian selaku bupati tidak menyadari bahwa sikap dan kebijakan yang diambilnya hari ini bisa berdampak buruk pada niatnya untuk melenggang dua periode,” ujar pria yang akrab disapa Abe ini.

Dan terkait peluang ini menurutnya, bukanlah sekedar asumsi sesat atau penggiringan opini.

“Potensi Nian digantikan di Pilbup 2020 itu bukanlah asusmi sesat ataupun penggiringan opini. Pertimbangannya, kepemimpinan Mian nampaknya belum mampu mengakomodir kepentingan seluruh pihak serta golongan, itu kata kuncinya. Mian terkesan enggan hadir di tengah-tengah masyarakat untuk menjawab persoalan mereka,” tambah Abe.

Ada beberapa persoalan, sambungnya, yang jika dimarketkan secara apik oleh lawan politik, malah bisa menciptakan kejenuhan publik pada Mian.

“Misal ketidaktegasan mengurusi investor, persoalan proyek fisik mangkrak, persoalan bendungan jebol hingga areal pertanian kekeringan, dan persoalan pembangunan yang belum merata serta beberapa persoalan urgent lainnya. Jika problem tersebut bisa dimarketkan secara apik oleh lawan politik Mian, maka kandaslah harapannya untuk dua periode. Memang yang paling berbahaya itu persoalan belum meratanya pembangunan, sebab bisa membangun ego politik identitas (sentimen suku dan etnis),” ujar Abe.

Baca juga Golkar Berpotensi Tantang Mian di Pilkada 2020

Kendati demikian, lanjut Abe, meskipun peluang untuk Mian terganti terbuka lebar, jika tanpa sosok yang mampu mengakomodir kempat motif (perilaku) pemilih, sama saja bohong.

“Sosoknya tetap harus mampu mengakomodir keempat kecenderungan konstituen meletakkan pilihan, mulai dari primordial choice (dipilih karena suku), rasional choice (dipilih karena sumber daya manusianya), excelent choice (dipilih karena rupa yg menawan) dan terakhir transactional choice/marketing politik (dipih karena uang), jika tidak demikian sama saja bohong,” demikian Abe. [Dwa212]

BACA LAINNYA


Leave a comment