Tumpeng “Kemerdekaan” Pemuda Muhammadiyah Ditolak Gubernur Bengkulu?

NEWS - Rabu, 18 Agustus 2021

Konten ini di Produksi Oleh :

GARUDA DAILY – Momentum peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia ke-76 disemarakkan Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Bengkulu dengan Gerakan Bakti Sosial, yang salah satu rangkaiannya adalah memberikan nasi tumpeng kepada Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah dan Wali Kota Bengkulu Helmi Hasan.

Namun sayangnya khusus agenda pemberian nasi tumpeng kepada gubernur urung terlaksana. Meski pengurus PWPM sempat ‘antre’ dan menunggu beberapa jam lamanya di Balai Raya Semarak Bengkulu guna merealisasikan niat baiknya itu.

Baca juga Tumpeng Kemerdekaan Untuk Pak Wali

Apakah nasi tumpeng “kemerdekaan” tersebut ditolak orang nomor satu di Bumi Rafflesia itu? Pasalnya, pihak PWPM terlebih dahulu sudah menghubungi langsung gubernur dan juga keprotokoleran. Saat menunggu, juga sudah berkoordinasi dengan ‘orang dekat’, pun tim protokoler gubernur.

Ketua PWPM Bengkulu Nadi Hariyansyah saat dikonfirmasi media ini tak menampik jika agenda pemberian nasi tumpeng kepada gubernur urung terlaksana. Dirinya pun mengaku kecewa. Lantas bagaimana kronologi hal itu bisa terjadi?

Nadi mengawalinya dengan menjelaskan bahwa selama pandemi Covid-19 PWPM beserta Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) kabupaten/kota se-Provinsi Bengkulu turut andil dalam penanganan Covid-19. Berbagai kegiatan telah dilakukan dan semuanya berjalan dengan lancar.

“Nah bertepatan dengan hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-76 ini kami kembali membuat program bakti sosial dengan membagikan nasi tumpeng, masker, parcel, dan lain-lain sesuai dengan tanggal bulan tahun usia negara kita ini,” jelasnya.

Berbagai persiapan pun telah dilakukan, termasuk penentuan dua kepala daerah yang menerima nasi tumpeng kemerdekaan, dan berdasarkan hasil rapat disepakati kepala daerah yang menerima nasi tumpeng hanya gubernur dan wali kota. Salah satu alasannya adalah karena faktor jarak dan waktu jika diberikan juga kepada bupati-bupati. Alasan lain, karena keduanya dinilai telah bekerja dengan baik dalam menangani Covid-19.

“Kalau pak gubernur kenapa kami masukkan, ya beliau Ketua Satgas Covid-19 di Provinsi Bengkulu ini, yang mana kita tahu beliau sudah bekerja dengan baik menangani Covid di Provinsi Bengkulu ini. Yang kedua Wali Kota Bengkulu, wali kota dan jajarannya sudah mampu menurunkan (PPKM) dari level 4 ke level 3,” kata Nadi.

“Jadi dua kepala daerah ini kami anggap perlu dan penting untuk kami apresiasi. Kami tahu betul di lapangan bagaimana menangani Covid ini dan sahabat-sahabat kami di daerah tahu betul bagaimana kondisi daerah dan dampak Covid-19 ini, jadi dengan semangat yang sama kami mengapresiasi kerja kedua tokoh ini,” sambungnya.

Di hari pemberian nasi tumpeng, Selasa, 17 Agustus 2021, khusus untuk wali kota berjalan dengan lancar. Diberikan setelah wali kota memimpin jalannya Upacara Peringatan HUT RI ke-76, dalam pertemuan yang hanya berlangsung singkat itu, wali kota mengapresiasi semangat PWPM.

Namun sebelumnya, kata Nadi, dirinya terlebih dahulu mengirim pesan singkat via whatSapp langsung ke nomor wali kota dan wali kota meminta nasi tumpeng diberikan pada Senin, 16 Agustus 2021, dikarenakan nasi tumpengnya belum siap, maka disepakati pasca Upacara HUT RI.

“Nah kalau berkenaan dengan proses bagaimana tumpeng itu bisa satu kembali lagi ke markas kita (sambil tertawa kecil), kalau pak wali kota kita WA memang tidak langsung dia balas (Minggu), tapi esoknya (Senin) dia balas, bahkan dia sangat antusias kalau bisa hari ini dia bilang kan, tapi kita belum menyiapkan tumpengnya dan kita konfirmasi dulu apakah beliau siap, rupanya beliau siap dan dia menentukan pukul 07.30 (Selasa) kita bertemu di pemda kota,” ungkapnya.

“Dan kami sudah menyerahkan itu, alhamdulillah juga pak wali kota mengapresiasi balik semangat kami sebagai pemuda di Provinsi Bengkulu ini,” lanjut Nadi.

Wali Kota Bengkulu Helmi Hasan menerima tumpeng kemerdekaan PWPM Bengkulu

Cara yang sama juga dilakukan Nadi kepada Gubernur Rohidin, namun pesan singkat yang dikirimkan langsung ke nomor gubernur tidak mendapatkan respon. Ia lalu mencari cara lain, dengan menghubungi salah satu tim protokoler gubernur, barulah mendapatkan jawaban.

“Nah berkenaan yang pak gubernur saya sudah WA juga beliau, sebenarnya saya lebih dulu WA beliau daripada WA pak wali kota, tapi memang kita tahulah kesibukan pak gubernur sangat banyak sehingga mungkin belum sempat membalas WA itu. Akhirnya saya mencari jalan lain menghubungi sahabat-sahabat yang di Pemuda Muhammadiyah juga untuk mencoba menyambungkan niatan kami ke pak gubernur, tapi hasilnya belum juga ada respon,”

“Akhirnya saya hubungilah salah satu protokoler yang masuk dalam protokoler pak gubernur kita, jawabannya siap disampaikan, andaikata jadi nanti pertemuan itu menjadi pertemuan khusus internal setelah FKPD pulang,” cerita Nadi.

Tapi diakui Nadi balasan pesan singkat protokoler itu masih berbicara tentang kemungkinan untuk bisa bertemu.

“Tapi memang bahasanya sedikit gantung, ‘kalaupun jadi khusus internal’, tapi kalimat terakhirnya ‘jangan sampai di saat masih ada FKPD’ kita berasumsi tunggu sampai FKPD pulang. Jadi kita berasumsi pak gubernur bisa ditemui ketika kegiatan di gedung daerah selesai, FKPD sudah pulang semua maka beliau bisa kita temui,” terangnya.

Lebih lanjut, Nadi mengungkapkan ia bersama pengurus PWPM lainnya tiba di Balai Raya sekitar pukul 09.30 WIB. Karena acara masih berlangsung, mereka menunggu.

“kami tunggu di depan, kemudian sepertinya acara mau selesai, mobil-mobil FKPD sudah siap semua mau pergi segala macam, tapi mungkin setelah acara selesai pak gubernur sepertinya keluar sebentar, tentunya kami tetap tunggu di gedung daerah, yah kami sempat jugalah ngopi di gedung daerah. Lebih kurang jam 1 siang gubernur kembali lagi lewat belakang, kebetulan kami sedang duduk di belakang,” ungkapnya.

Melihat kedatangan gubernur, pengurus PWPM berinisiatif menemuinya, meminta waktu sebentar menerima tumpeng kemerdekaan ini.

“Kita berinisiatif coba temui pak gub, bisa tidak ada waktunya sebentar sekadar untuk menerima tumpeng dari kami. Ketika saya mau susul rupanya pak gub mau salat karena beliau belum salat. Saya ketemu protokoler beliau saya katakan bisa tidak dikomunikasikan kembali untuk penyerahan tumpeng, tapi protokoler mengatakan belum ada perintah lagi,” tukas Nadi.

“Terus saya timpali bisa tidak dibisikkan sebentar, kami hanya kasih tumpeng sebentar saja, sekadar kasih, terus kita ambil dokumentasi, sebagai bentuk apresiasi kami terhadap kerja gubernur selaku Ketua Satgas Covid-19. Tapi protokoler mengatakan dia tidak berani,” terusnya.

Mendapati jawaban itu, Ketua, Sekretaris, dan Pengurus PWPM Bengkulu lainnya memutuskan untuk pulang.

“Ya sudah karena dia tidak berani dan kami juga sudah menunggu lama, dan kawan-kawan sepertinya sudah gerah juga karena kami menggunakan pakaian lengkap, pakaian resmi (jas/almamater) Pemuda Muhammadiyah, jadi kami putuskan setelah kami berdiskusi sebentar kami putuskan kita pulang,” ujar Nadi.

Lantas saat disinggung apakah hal itu bentuk penolakan gubernur terhadap nasi tumpeng kemerdekaan ala PWPM? Nadi mengaku kecewa, namun tetap berhusnudzon.

“Kalau kecewa mungkin kecewa kita tidak bisa ketemu untuk mengapresiasi tugas berat yang beliau kerjakan. Namun yang pasti kami tetap berhusnudzon, yang jelas kami maklumilah mungkin karena kesibukan beliau dan belum sempat menemui kami. Sedangkan untuk tumpeng yang rencananya kami serahkan kepada pak gubernur kami bawa pulang lagi, dan tumpeng itu kita serahkan kepada adik-adik mahasiswa yang membantu kita menjalankan program ini, dan alhamdulillah habis,” demikian Nadi.

Sementara itu, media ini belum berhasil mendapatkan penjelasan langsung dari Gubernur Bengkulu mengenai hal tersebut. Media ini sudah berupaya konfirmasi dengan mengirimkan pesan singkat via WA namun belum mendapatkan respon, begitu juga melalui sambungan telepon.

Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah saat Upacara HUT RI ke-76 (Foto MC/Kominfo Pemprov Bengkulu)

Diketahui, pada Selasa, 17 Agustus 2021, selain bertindak sebagai Inspektur Upacara Pengibaran Bendera Merah Putih, agenda lain gubernur adalah mengikuti kegiatan Pemberian Remisi Umum oleh Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Bengkulu secara virtual di Balai Raya Semarak dan mengunjungi Veteran Pejuang 45 dan Purnawirawan TNI/Polri. Kesemua agenda tersebut dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia.

Penulis: Doni S

BACA LAINNYA


Leave a comment