Soal Bayi Kembar Meninggal Dunia di Inkubator, ini Lima Poin Klarifikasi RSMY

NEWS - Kamis, 21 Februari 2019

Konten ini di Produksi Oleh :

Sukarmen

GARUDA DAILY – Pihak RSUD dr M Yunus (RSMY) Bengkulu akhirnya memberikan penjelasan terkait bayi kembar yang meninggal dunia di ruang inkubator RSUD M Yunus (RSMY) Bengkulu, setelah sebelumnya lahir secara prematur. Juga mengklarifikasi perihal listrik padam di ruangan tersebut.

Berikut lima poin klarifikasi yang disampaikan langsung Kasubag Humas RSMY Bengkulu Sukarmen:

  1. Kondisi pasien kritis sejak awal masuk dan dirawat di ruangan perinatologi.
  2. Keluarga sudah diberitahu dan diedukasi tentang kondisi pasien.
  3. Saat listrik mati, alat penunjang kehidupan masih berfungsi dengan baik, karena alat itu punya baterai.
  4. Semua tindakan yang dilakukan sudah sesuai dengan SOP
  5. Pasien meninggal di hadapan dokter, perawat, bidan dan keluarga pasien, setelah dilakukan tindakan untuk menolong pasien sesuai dengan SOP

Baca Ruang Inkubator RSMY Mati Lampu, Bayi Kembar Umur Satu Hari Meninggal Dunia

Disinggung lagi mengenai listrik mati, pihak manajemen RSMY membenarkan, namun hanya lima menit.

“Listrik lima menit mati, tapi fungsi inkubator tetap berjalan meski mati lampu, karena ada fungsi charger,” katanya, Kamis, 21 Februari 2019.

Baca Ayah Bayi Kembar Meninggal Dunia: Lampu di Ruang Inkubator RSMY Padam Setengah Jam

Melansir berita sebelumnya, bayi kembar pasangan suami istri, Sudarmono dan Sunarsi, lahir pada Senin dini hari, 18 Februari 2019. Karena lahir prematur, bayi kembar tersebut langsung mendapatkan perawatan intensif dan dimasukkan ke inkubator.

Namun sekitar pukul 14.00 WIB, di hari yang sama, bayi pertama meninggal dunia. Kemudian bayi kedua juga meninggal dunia pada keesokan harinya, sekitar pukul 06.00 WIB. Bayi kedua meninggal dunia setelah lampu padam di ruang inkubator selama setengah jam.

Baca Ini Pesan Ayah Bayi Kembar yang Meninggal Dunia di Inkubator untuk RSMY

“Bayi kedua Selasa pagi, sekitar jam 6, waktu datang masuk saya tanya kok mati lampu, dia (perawat) tanya ini bapaknya, iya jawab saya, saya lihat dia periksa-periksa. Waktu lampu sudah hidup saya bilang maaf boleh ga saya pegang anak saya, diperbolehkan, saya pegang sininya (tangan) ga ada nyawa, saya pegang sininya (leher) ga ada nyawa. Tahu anak saya sudah meninggal, saya minta diberesin, ada yang perlu saya tanda tangani, saya tanda tangani, saya mau bawa pulang anak saya,” ungkap Sudarmono yang baru saja menggelar doa bersama keluarga dan warga, saat disambangi sejumlah Pewarta Online di kediamannya, Selasa malam, 19 Februari 2019.

Baca Tidak hanya RSMY, Susi: kasus bayi kembar harus jadi pelajaran semua rumah sakit

Pria yang sehari-harinya membuka bengkel inipun mengungkapkan bahwa kejadian listrik padam sering terjadi di ruang inkubator, sementara ruang lainnya tidak. Sebelum bayi pertama meninggal, listrik di ruang inkubator dua kali padam sekitar setengah jam.

“Yang pertama, siang, dua kali mati lampu, sekitar setengah jam. Yang kedua saya tahu persis karena saya ada di sana, waktu datang sudah mati lampu, karena pintu ruangan terbuka saya langsung masuk, bayi kan banyak di sana dan pada teriak nangis,” tuturnya.

Penulis: Doni S

BACA LAINNYA


Show Comments (1)