Meresahkan, Pemerintah dan Aparat Diminta Tutup Warem Di Tengah Pemukiman

NEWS - Jumat, 4 Mei 2018

Konten ini di Produksi Oleh :

Tampak warem di RT 17 Kelurahan Sumber Jaya saat buka malam hari

GARUDA DAILY – Keberadaan warung remang-remang di Kota Bengkulu, bahkan Provinsi Bengkulu ini kian menjadi-jadi. Dengan menjamurnya tempat-tempat yang demikian tentunya sanagt meresahkan warga dimana warem tersebut berdiri, pasalnya warem sering menimbulkan kegaduhan, keributan, dan bahkan dijadikan tempat transaksi prostitusi terselubung.

Hal demikianlah yang dirasakan warga RT 17 Kelurahan Sumber Jaya Kecamatan Kampung Melayu yang bmerupakan permukiman padat penduduk. Warga tersebut sangat resah dan mersa tida nyaman lagi dengan keberadaan Warem yang saat ini berdiri di lingkungan mereka tinggal.

Oleh karena itu, warga setempat meminta agar Pemerintah dan juga aparatur (polisi) untuk segera menutup temapt trsebut, karena dirasakan sangat mengganggu lingkungan dan berdampak negatif.

Salah satu warga setempat, Rusli mengatakan warem di RT 17 tersebut
pernah terjaring razia petugas, tetapi hanya berhenti sesaat saja, petugas pergi dari lokasi suara musik pun semakin keras dibunyikan.

“Berbagai upaya penolakan telah dilakukan masyarakat lingkungan sekitar namun masih saja beroperasi dan malah semakin menjadi. Apabila lewat tengah malam, sering kita lihat wanita dari tempat eks lokalisasi berdatangan ke warem tersebut. Parahnya lagi, sering terjadi keributan di tempat tersebut,” ungkap Rusli, Jum’at (4/5/2018).

Ditambahkannya, warem ini biasanya buka pukul 20.00 WIB hingga menjelang pagi. Butuh ketenangan dan menhindari hal negatif yang ditimbulkan terhadap masyarakat dan anak-anak menjadi alasan kuat mereka untuk meminta warem tersebut untuk segera ditutup.

“Kami sudah mengadukan hal ini kepada pemerintahan setempat, mulai dari RT, RW, Kelurahan, Kecamatan, polsek setempat, dan kita juga sudah tembuskan ke beberapa instansi terkait, seperti Pemerintah Kota, Satpol PP kota, bahkan ke Polda Bengkulu. Kami masyarakat butuh ketenangan, dan kami tidak ingin anak-anak kami terkena dampak negatif dari tempat tersebut,” tambahnya.

Sementara itu, Zuzana selaku pihak kelurahan mengatakan bahwa sudah memberi peringatan kepada pemilik warem, namun masih saja beroperasi justru semakin jadi. Dan pihak kelurahan pun meminta dukungan dari aparatur negara (polisi) serta penegak Perda (Satpol PP) dalam menimalisir bahkan melkukan penutupan warem tersebut.

“Saya sudah memberi peringatan namun masih saja bandel dan masih beroperasi dan malah semakin jadi. Dalam hal ini kita butuh dukungan penuh dari pihak aparat pemerintah untuk melakukan penutupan secara paksa, sebab sudah diperingatkan masih saja bandel, saya harap pihak aparat memberi dukungan penuh kepada kami, warga sudah tidak tahan dengan adanya tempat tersebut lantaran membuat resah,” singkatnya. [Traaf]

BACA LAINNYA


Leave a comment