Mendes Eko Putro Sandjojo, Penerus Marwan Jafar, Kini Bacaleg DPR RI Dapil Bengkulu

POLITIK - Minggu, 19 Agustus 2018

Konten ini di Produksi Oleh :

GARUDA DAILY – Dalam kurun waktu kurang dari satu bulan, nama Eko Putro Sandjojo cukup menjadi perbincangan hangat dan mulai populer di Bengkulu. Ia kerap mengisi kolom berita media massa lokal, baik cetak, elektronik, maupun online. Bahkan belakangan, kegiatan-kegiatannya di luar Bengkulu pun masih menjadi bahan pemberitaan media lokal Bengkulu. Tak hanya itu, wajah Eko juga mulai banyak terpampang di bilboard berukuran ‘raksasa’ di sejumlah ruas jalan, tak hanya di Kota Bengkulu, tapi juga kabupaten yang ada di Provinsi Bengkulu.

Siapa Eko Putro Sandjojo? Seperti diketahui bersama, Eko merupakan penerus Marwan Jafar sebagai Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Republik Indonesia. Dan kini ia terdaftar sebagai Bakal Calon Legislatif (Bacaleg) DPR RI Dapil Bengkulu dari PKB.

Berikut profil singkatnya seperti dilansir dari situs Wikipedia.

Eko Putro Sandjojo, BSEE., M.BA. (lahir di Jakarta, 21 Mei 1965; umur 53 tahun) adalah Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia pada Kabinet Kerja yang menjabat sejak 27 Juli 2016 menggantikan Marwan Jafar rekan satu partainya.

Dia meraih gelar Sarjana Elektro dari University of Kentucky, Lexington pada tahun 1991 dan Master of Business Administration dari Institute Pengembangan Manajemen Indonesia (IPMI), Jakarta pada tahun 1993. Sejak tahun 2015, beliau menjabat sebagai Direktur Utama PT Sierad Produce Tbk setelah sebelumnya menjabat sebagai Wakil Direktur Utama sejak tahun 2009. Beliau menjabat sebagai Komisaris Independen PT Central Proteina Prima Tbk berdasarkan keputusan RUPSLB Perseroan pada tanggal 12 Juni 2015.

Kehidupan

Karier pendidikan dan profesional Eko cukup bersinar. Setelah lulus Politeknik Universitas Indonesia (UI), ia lalu melanjutkan studi ke Bachelor Degree University of Kentucky 1991 bidang electrical engineering. Lulus dari IPMI MBA Jakarta tahun 1993 Eko bekerja di PT Indonesia Farming mulai tahun 1994-1997 sebagai General Manager, di mana orang tuanya memiliki 5 persen saham.

Pada 1997 ia bergabung dengan PT Sierad Produce Tbk hingga menjadi Direktur Utama pada 2005-2006. Kemudian pindah ke Humpuss pada tahun 2007 sebagai Direktur Utama. Pria kelahiran Jakarta, 21 Mei 1965 ini kembali ke PT Sierad Produce Tbk sebagai Presiden Direktur PT Sierad Produce Tbk di tahun 2009.

Dia pernah mengikuti sejumlah kursus kepemimpinan dalam pembangunan pascakonflik yang diselenggarakan oleh Universitas PBB di Amman, Yordania, pada 2000.

Dalam konsep kepemimpinan, Eko mengatakan bahwa seorang pemimpin itu tidak bisa langsung mengambilalih pekerjaan anak buahnya karena hasilnya tidak sesuai yang diharapkan. Hal itu merupakan kesalahan besar seorang pemimpin. Seorang pemimpin harus mampu mempersiapkan anak buahnya bekerja dengan baik dan sempurna.

Sementara itu, dalam kurun waktu kurang dari satu bulan Eko sudah dua kali menyambangi Bumi Rafflesia, Provinsi Bengkulu, yang tentu saja bukan dengan kapasitasnya sebagai bacaleg, tapi Mendes PDTT RI.

Pada awal Agustus kedatangannya ke Bengkulu, Eko membawa mandat Presiden RI Joko Widodo untuk menyerahkan Sertifikat Hak Milik (SHM) kepada para transmigran yang menghuni di Kota Terpadu Mandiri (KTM) Lagita, Kawasan Transmigrasi di Bengkulu Utara.

Disampaikannya, pemberian SHM itu sebagai upaya Presiden Jokowi dalam mengejar target penerbitan sertifikat tanah sebagai upaya pelaksanaan program reforma agraria di tanah air, dikarenakan banyaknya sengketa lahan akibat tidak adanya sertifikat.

“Tahun lalu sudah lebih 5 juta sertifikat diberikan presiden. Tahun ini ditargetkan bisa lebih dari 7 juta sertifikat. Presiden meminta kita agar mempercepat pemberian sertifikat itu,” kata Eko waktu itu.

Selain itu, ia juga menghadiri Dialog Nasional bertemakan “Indonesia Maju” bersama Menteri Perhubungan RI, bertempat di GOR Sawah Lebar Bengkulu.

Kedatangan dua menteri di sini diwarnai insiden, yang bermula dari Persatuan BEM UNIB, HMI IAIN Bengkulu, UMB dan Perguruan Tinggi lainnya di Bengkulu melakukan protes terhadap pemerintah, dan ingin menitipkan sebuah parcel untuk Presiden yang infonya berisi telur. Aksi mahasiswa dihalangi petugas keamanan dan terjadi kericuhan hingga ke luar GOR.

Pemberian parcel tersebut dimaksudkan sebagai bentuk kekecewaan mahasiswa terhadap pemerintah, yang dinilai gagal menekan lonjakan harga sembako saat ini.

Salah seorang mahasiswa, Marzeko, yang kecewa lantaran gagal menyampaikan aspirasinya mengatakan, pamer prestasi sah-sah saja, tapi kekurangan pemerintah juga harus disampaikan.

“Prestasinya boleh dipamerkan dengan bagus-bagus dan baik, seharusnya Kekurangan juga harus disampaikan juga, karena menyangkut kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.

Kendati diwarnai insiden, acara dialog tetap berlanjut, dan Eko mengajak seluruh masyarakat di Bengkulu untuk bersama-sama membangun desa agar lebih maju dan berkembang.

Ia menilai, Provinsi Bengkulu merupakan salah satu provinsi kaya karena memiliki tanah yang subur, pantai yang indah, dan sumber daya manusia yang memiliki etos kerja yang kuat dalam menggapai keinginannya membangun desa yang lebih baik.

Namun, lanjut dia, dengan memiliki banyak potensi alam dan sumber daya manusia ternyata Bengkulu masih banyak memiliki desa yang tertinggal. Oleh karena itu perlu ada langkah secara bersama-sama agar Bengkulu tidak lagi memiliki desa tertinggal.

“Saya berharap masyarakat Bengkulu dapat memanfaatkan dana desanya dengan baik dan ikut mengawal dana desa sehingga desa-desa tertinggal ataupun desa miskin yang ada di Bengkulu bisa cepat terentaskan. Saya berjanji akan banyak meluangkan waktu ke bengkulu untuk secara bersama-sama mengentaskan kemiskinan dan melepaskan ketertinggalan desa yang masih ada di Bengkulu,” kata Eko.

Kali kedua Eko ke Bengkulu, untuk menjadi Inspektur Upacara HUT Republik Indonesia ke-73 di Desa Bukit Peninjauan II Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma. Pada kesempatan itu menyampaikan tentang semangat Presiden Joko Widodo yang kuat dalam membangun Indonesia. Semangat itulah yang ia tanamkan dalam dirinya untuk membangun desa.

“Selamat ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia ke-73. Bapak Presiden Republik Indonesia begitu gencar dalam membangun Indonesia, semangat itulah yang membuat saya begitu yakin dan bersemangat untuk melakukan pembangunan di desa-desa, umumnya yang masih tertinggal,” sampai Eko.

Dalam kunjungannya itu, ia atas nama Kementerian Desa dan PDTT RI secara simbolis menyerahkan bantuan 25 unit mobil untuk Bumdes, yang diperuntukan untuk sektor pertanian serta UMKM. [9u3/dari berbagai sumber]

BACA LAINNYA


Leave a comment