Menanti Kebijaksanaan Pemkab Seluma Menyikapi Polemik Pasar Tais

NEWS - Minggu, 3 Desember 2017

Konten ini di Produksi Oleh :

Deki Purwanto, salah seorang pedagang yang mengaku untung berdagang di pasar Tais

GARUDA DAILY – Meski terus mendapat penolakan dan kerap berujung bentrok fisik, Pemerintah Kabupaten Seluma kembali ‘ngotot’ meminta pedagang pasar Tais pindah ke pasar di Kelurahan Sembayat Kecamatan Seluma Timur. Pemkab Seluma seperti tak punya solusi lain, sementara para pedagang menanti kebijaksanaan ‘sang penguasa’ untuk arif menyikapi polemik ini.

Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Nomor 900-575 Tahun 2017, pedagang pasar Tais diberikan waktu hingga 17 Desember 2017 untuk pindah. Jika tidak, seperti biasa Pemkab akan kembali melakukan pembongkaran secara paksa.

“Nanti kalau ada kesulitan untuk pemindahannya Pemda akan membantu, tujuan pemerintah untuk mensejahterakan para pedagang, sebelum tanggal 17 Desember diharapkan sudah pindah, silahkan daftar ke petugas yang sudah ditunjuk untuk mendapatkan lapak jualan,” kata Staf Ahli bidang Politik Pemkab Seluma Rusyikin, saat mensosialisasikan hal ini, Minggu 3 Desember 2017.

Selain mengumumkan ini dengan pengeras suara, pemkab juga membagikan selebaran pemberitahuan kepada para pedagang.

“Pasar Sembayat fasilitasnya sudah bagus dan luas, jalannya tidak becek, pemerintah saat ini terus membangun pasar Sembayat dan setiap tahunnya akan ditambah,” ujarnya.

Pedagang Pasar Tais Tetap Menolak Pindah

Terpisah, Ketua Perkumpulan Pedagang Pasar Mingguan Tais (PPPMT) Rusdi mengatakan, pedagang pasar Tais dan masyarakat tujuh kelurahan di sekitar pasar menolak ditutupnya pasar mingguan Tais. Jika terus dipaksa untuk pindah, ia khawatir akan terjadi bentrok lagi dengan para pedagang.

“Kami mengharapkan kebijakan Pemda untuk tidak menutup pasar mingguan Tais, apa mampu Pemda untuk menghidupi kami kalau hanya mengandalkan berdagang di pasar Sembayat, penghasilan kami tidak akan seberapa sebelum pasar Sembayat ramai, saya minta Pemda jangan memikirkan kepentingan pribadi bukan memikirkan kepentingan rakyat, kami 500 pedagang yang bergantung (hidup) di sini bisa menjadi ribuan dari anak istri pedagang,” tutur Rusdi.

Dikatakannya, pedagang sudah pernah mencoba berjualan di pasar Sembayat, penghasilannya tidak persepuluh dari berjualan di pasar mingguan Tais.

“Kami mengharapkan sekali kebijakan Pemda, pasar Tais tetap dibuka, bukannya kami menghambat pembangunan pemerintah, nanti kami akan pindah sendiri kalau pasar Sembayat sudah ramai, selama ini kami berjualan tidak dipaksa, berdagangpun menggunakan modal kami sendiri,” tegas Rusdi. [YK]

BACA LAINNYA


Leave a comment