GARUDA DAILY – Koordinator Masyarakat Peduli Bengkulu Melyansori mengaku kecewa atas sikap Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah. Ia menuding Rohidin enggan menerima mereka selaku masyarakat yang ingin menyampaikan aspirasi. “Kami shock melihat perubahan drastis pak Rohidin. Kami melihat bahwa keperkasaan dan keangkuhannya itu lebih meningkat setelah dilantik menjadi Plt. Gubernur. Sangat berbeda saat ia masih Wakil Gubernur dulu,” aku Melyan.

Ia merasa kecewa kepada pemimpinnya itu yang terkesan enggan menerimanya saat hendak menyampaikan aspirasi, Senin, 3 Juli 2017 lalu. “Kami sempat dihadang petugas Satpol PP di gerbang Kantor Gubernur dan melarang kami masuk. Setelah beberapa saat berdebat, akhirnya kami dipersilakan masuk. Namun hanya sebatas halaman depan kantor. Dan pak Rohidin hanya menerima kami dari atas tangga,” cerita Melyan.

Menurutnya, sebagai orang yang beradat mestinya menerima dengan baik duduk bersama, tapi dengan angkuh permohonan ini ditolak oleh Rohidin. “Kami meminta untuk bisa berdiskusi di ruangan, ruangan mana saja, atau di tenda depan Mushalla. Malah ia beralasan tidak bisa karena akan memakan waktu yang lama. Padahal sehari sebelumnya kami sudah sampaikan langsung rencana hearing ini via whatsapp dan ia menyanggupi. Kalau memang tidak bisa, ya seharusnya jangan disanggupi. Kan kita bisa carikan waktunya di lain hari,” tegasnya.

“Bahkan saat kami membubarkan diri, pak Rohidin tidak bergeming sedikitpun dari keangkuhannya. Kalaupun seandainya saat itu ia sedang ada agenda penting, harusnya ada sedikit pesan yang disampaikan olehnya sebelum kami bubar. Apakah itu terkait penjadwalan ulang atau apa. Lha, ini kami bubar ya bubar aja. Tidak ada niat baik dari beliau. Bahkan ia seakan berkata ‘saya ini perkasa!’,” ungkapnya.

“Ini persis seperti kata Abraham Lincoln, ‘Jika ingin mengetahui karakter asli seseorang, beri dia kekuasaan’,” demikian Melyan. (yc)