Marlborough, ‘Kura-Kura’ Terbesar Kedua di Asia, Jadi Saksi Pengasingan Bung Karno

NEWS - Senin, 25 Februari 2019

Konten ini di Produksi Oleh :

Marlborough, ‘Kura-Kura’ Terbesar Kedua di Asia, Jadi Saksi Pengasingan Bung Karno

Mengunjungi Bumi Rafflesia Provinsi Bengkulu, tidak terasa lengkap jika belum menyinggahi Fort Marlborough, atau yang lebih terkenal dengan nama Benteng Marlborough yang kini menjadi destinasi wisata situs sejarah di Indonesia.

Benteng Marlborough adalah benteng peninggalan sejarah dari Inggris yang didirikan oleh East India Company (EIC) tahun 1713-1719 di bawah kepemimpinan Gubernur Joseph Collet yang berada di Kota Bengkulu. Pembangunan Benteng Marlborough ini juga tidak terlepas dari andil para penguasa Inggris seperti Thiophillus Shyllings (1716-1717) Kemudian Richard Former (1717-1718) dan Thomas Cooke (1718-1719).

Bengkulu adalah salah satu daerah di kepulauan Sumatera yang dikuasai oleh Inggris, jauh sebelum Belanda menginjakkan kakinya di tanah Persada Nusantara. Benteng ini dibangun oleh pihak Inggris yang bercokol di daerah Bengkulu, bukan hanya diperuntukkan sebagai benteng untuk pertahanan militernya. Tapi juga adalah untuk kepentingan perdagangan dalam menjamin kelancaran suplai rempah berupa lada bagi perusahaan dagang Inggris, dan sekaligus sebagai tempat pengawasan jalur pelayaran dagang melalui Selat Sunda.

Inggris membangun benteng ini dengan peran ganda, yaitu sebagai markas pertahanan militernya dan sekaligus sebagai pusat perdagangan dan pemerintahan Inggris selama bercokol di Negeri Rafflesia. Pembangunan Fort Marlborough adalah merupakan benteng terkuat Inggris di wilayah timur setelah benteng St George di Madras India.

Letak benteng ini memang sangat strategis. Ia berada diatas bukit buatan menghadap ke arah kota Bengkulu, dan belakangnya menghadap laut Samudera Hindia. Dari atas benteng ini pemandangan laut Samudera Hindia tampak membentang luas, dan dari atas benteng inilah pihak Inggris melakukan pengawasan terhadap kapal-kapal yang berlayar melintasi Bengkulu.

Setelah Inggris melakukan tukar guling dengan pihak Hindia Belanda terhadap kepulauan Singapura, Belanda menguasai benteng ini dari tahun 1825-1942, kemudian setelah kalahnya Belanda, Benteng ini dikuasai oleh Jepang tahun 1942-1945.

Ketika perang kemerdekaan Indonesia dan Jepang menyerah benteng ini dijadikan sebagai markas Kepolisian Republik Indonesia, namun pada tahun 1949-1950 Fort Marlborough kembali diduduki oleh Belanda. Kemudian dari tahun 1950-1977 sebelum diserahkan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk divugar dijadikan sebagai bangunan cagar budaya, benteng ini sempat dijadikan sebagai markas TNI AD Bengkulu.

Benteng yang kini terletak di jalan Ahmad Yani Desa Kebon Keling Kelurahan Kampung Cina, Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu Provinsi Bengkulu, jika dilihat dari atas bentuknya seperti kura-kura. Dengan bangunan segi empat dan di bagian depannya dibuat agar berlebih ke depan segingga menggambarkan seekor kura-kura yang kepalanya sedang keluar.

Bukit buatan yang dibangun sebagai berdirinya benteng tersebut setinggi 8,5 meter. Benteng yang dijadikan sebagai markas pertahanan militer dilengkapi dengan meriam diatasnya yang moncongnya mengarah ke laut Samudera Hindia. Uniknya dari benteng ini adalah dibangun dengan dua lapis. Dan setiap lapisnya dipisahkan dengan selokan besar. Dan diatasnya terdapat lapangan dengan meriam yang mengarah ke laut serta kedaratan.

Untuk masuk ke dalam benteng harus melewati jembatan, setelah terlebih dahulu memasuki pintu gerbang pertama yang berada di lintasan jalan Ahmad Yani. Jembatan yang menghubungkan pintu gerbang bagian dalamnya yang memakai pintu besi, yang masih asli sejak dari bangunan pertama, barulah ditemukan ruangan dalam benteng yang cukup luas yang ditumbuhi oleh rerumputan yang hijau.

Dalam benteng terdapat bangunan kamar-kamar yang menjadi barak militer serta beberapa penjara, termasuk penjara bawah tanah. Dan kemudian dari dalam benteng terdapat pula jalan keluar menuju jalan raya melalui terowongan bawah tanah, tanpa melalui pintu-pintu gerbang benteng.

Ketika Ir. H. Soekarno Tokoh Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia, yang kemudian menjadi Presiden Pertama Republik Indonesia dibuang dan diasingkan ke Bengkulu. Pihak Belanda melakukan interograsi terhadap Soekarno di salah satu ruangan tahanan yang ada di dalam benteng itu. Dan sampai sekarang letak dan posisi benda benda yang ada diruangan interograsi itu masih tertata dengan rapi di dalam ruangan itu.

Mengunjungi Benteng Marlborough, kita akan dihadapkan pada sepenggal sejarah tentang pahit getirnya bangsa Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaannya. Hal itu bisa kita lihat dari peninggalan-peninggalan sejarah yang terdapat di dalam dan sekitar benteng yang masih terukir dengan rapi.

BACA LAINNYA


Leave a comment