GARUDA DAILY – Jonaidi mengajak warga masyarakat Kabupaten Seluma untuk memerangi politik uang. Pesan ini secara konsisten ia sampaikan baik dalam pertemuan resmi, ataupun saat bertatap muka langsung dengan masyarakat.

Politisi Partai Gerindra ini menegaskan, politik uang membunuh cita-cita anak cucu, generasi penerus bangsa. Politik uang merusak tatanan demokrasi dan karena politik uang banyak korupsi terjadi. Politik uang adalah sumber rusaknya moralitas para pemimpin negeri ini.

Baca juga Jonaidi Ajak Masyarakat Perangi Money Politik

“Mari kita satukan pemikiran, sama-sama berbenah diri, untuk melawan politik uang. Demi siapa? Demi masa depan anak cucu kita nanti, karena politik uang akan menjadi sumber korupsi di negara ini. Politik uang akan membunuh cita-cita anak cucu kita nanti,” tegas Jonaidi saat bertatap muka dengan masyarakat belum lama ini.

Lanjutnya, saat ini banyak anak-anak yang tidak lagi berani menyebutkan apa cita-citanya, karena sistem suap dan korupsi telah menghantui mereka. Anak-anak menjadi pesimis untuk mewujudkan cita-citanya, sebab kini yang ada di benak anak-anak untuk mewujudkan cita-citanya harus punya uang.

Baca juga Putra Seluma Sabet Penghargaan Golden Personality dari RMOL

“Untuk itu mari kita bersama-sama melawan politik uang, pilihlah pemimpin yang berkompeten, karena sebenarnya sebuah perubahan harus dimulai dari masyarakat,” ajak Jonaidi.

17 April 2019 nanti, sebut Ketua Komisi III DPRD Provinsi Bengkulu ini, adalah momentum bagi masyarakat untuk mewujudkan perubahan itu. Pilih wakil rakyat bukan karena uang, tapi hati nurani. Wakil rakyat yang cerdas, cakap dan berani memperjuangkan anggaran untuk masyarakat.

Baca juga Jonaidi: politik uang membunuh generasi penerus

“Jika masyarakat benar-benar memilih pemimpin karena kemampuan bukan karena uang, InsyaAllah negara ini akan menjadi lebih baik. Kedaulatan negara ini ada di tangan rakyat, jika ingin negara ini menjadi lebih baik maka rakyat yang menentukan, pilihlah pemimpin dan wakil-wakil rakyat yang benar-benar punya kemampuan, bukan karena diberi uang untuk memilih,” demikian Jonaidi.

Penulis: Yedi Kustanto