GARUDA DAILY – Terkait aksi terorisme yang merenggut belasan korban di Surabaya pada Minggu (13/5/2018), tentunnya mendapat respon dan kecaman dari berbagai pihak.

Seperti yang diungkapkan Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Provinsi Bengkulu Donni Fahlepi mengatakan kejadian ini sangat tidak berprikemanusiaan.

“Dampak kejadian itu tentunya meresahkan dan menjadi kekhawatiran masyarakat, khusunya di Bengkulu,” ujarnya.  

Menurutnya, kejadian teror Bom tersebut diduga adanya skenario dan upaya oknum-oknum tertentu yang ingin merusak tatanan kesatuan dan persatuan indonesia. “sangat miris melihat kejadian ini, kami menduga adanya upaya oknum-oknum tertentu ingin merusak dalam hal keragaman suku ras dan agama di Indonesia,” kata Donni.

Selain itu, kata Donni Pemerintah beserta aparat agar segera melakukan langkah-langkah preventif,taktis dan strategis seperti menerbitkan perppu antiterorisme dalam menyikapi kejadian-kejadian terorisme yang terjadi selama ini.

“Sehingga penanggulangan terorisme ini berjalan dengan baik, tanpa harus ada korban yg berjatuhan. karena menurut kami, lebih baik mencegah daripada mengobati,” harapnya.

Sementara itu, kata Donni Provinsi Bengkulu sendiri merupakan daerah rawan terorisme. Hal tersebut berdasarkan data dari survei dari Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) beserta sejumlah lembaga lainnya menyatakan Provinsi Bengkulu memiliki potensi radikalisme cukup tinggi, yakni 58,58 persen disusul Gorontalo 58,48 persen, Sulawesi Selatan 58,42 persen, Lampung 58,38 persen dan Kalimantan Utara 58,30 persen.

“Untuk itu kami mengajak masyarakat Bengkulu untuk bersikap tenang jangan takut dan resah. Kami juga mengajak seluruh tokoh agama, adat untuk sama-sama memberikan pemahaman bahwa terorisme merupakan kejahatan yang sangat luar biasa dan kejahatan dosa besar sesuai dengan yang diajarkan dalam agama,” tukas Ketua Umum IMM Provinsi Bengkulu ini. [MY]