FAKAM: Stop Ghibah

NEWS - Senin, 4 Maret 2019

Konten ini di Produksi Oleh :

Aksi simpatik FAKAM

GARUDA DAILY – Forum Aksi Kota Membangun (FAKAM) Kota Bengkulu menggelar aksi simpatik, Senin, 4 Maret 2018, di gerbang kantor Walikota dan DPRD Kota Bengkulu, Bentiring. Aksi simpatik mendukung pembangunan di Kota Bengkulu tanpa ghibah, apalagi mempergunjingkan permasalahan pribadi yang jelas tidak ada korelasinya dengan pembangunan.

“FAKAM pada kesempatan ini secara khusus ingin menyampaikan aspirasi, pernyataan, dan sekaligus reaksi terkait urusan rumah tangga yang sedang dialami salah satu pejabat Kota Bengkulu. Pernyataan ini perlu kami sampaikan karena isu tersebut terus dinarasikan sedemikian rupa sehingga pendapat seakan menjadi fakta, asumsi seolah jadi kebenaran hingga publik dibutakan dengan suara-suara sumbang sekelompok orang yang penuh dengan dusta, fitnah, ghibah, iri dan dengki,” kata Korlap Aksi FAKAM Syaiful Anwar.

Menurutnya, narasi yang dibangun tersebut bertentangan dengan misi pembangunan Kota Bengkulu. Karenanya FAKAM mengimbau agar semua pihak menjaga kondusifitas dan terus berkomitmen meyukseskan pembangunan di bawah kepemimpinan Helmi-Dedy.

“Kami minta jajaran Pemerintah Kota Bengkulu untuk merujuk pada ketentuan hukum sebelum melakukan langkah-langkah spekulasi terkait dengan permasalahan pribadi yang sedang dialami aparaturnya agar tidak menggangu stabilitas pemerintahan dan roda pembangunan,” ujar Syaiful.

FAKAM juga meminta DPRD Kota Bengkulu untuk tidak berlebihan menanggapi permasalahan pribadi, sehingga menimbulkan kesan politisasi, tendensius dan over acting.

“DPRD Kota Bengkulu sangat berlebihan dalam menyikapi masalah sehingga aspirasi sekelompok orang pun langsung dianggap sebuah kebenaran. Atas dasar itu pula DPRD Kota Bengkulu secara khusus menggelar hearing dengan pihak-pihak terkait,” ungkapnya.

“Reaksi ini sangat berbeda dengan kebiasaan DPRD Kota Bengkulu yang sering mengulur sikap dan waktu atas masalah-masalah yang menyangkut hajat hidup orang banyak namun DPRD seakan kejar tayang atas masalah yang menyangkut hajat hidup pribadi seseorang,” sambung Syaiful.

Lebih lanjut FAKAM meminta kepada pihak-pihak yang terlanjur memancing di air keruh untuk menghentikan aksi memecah belah. Ke depankan tabayyun, bukan berfantasi dan mempertontonkan ghibah.

FAKAM pun menduga, penyebutan nama Walikota Helmi Hasan dalam sebuah pernyataan terbuka adalah bentuk aksi yang terkoordinir untuk membunuh karakter misi religius dan percepatan pembangunan yang diusungnya.

“Kami menyimpulkan aksi-aksi itu sebagai bentuk gerakan sistematis dan terstruktur yang bertujuan untuk mengoyang kedaulatan Helmi Hasan sebagai Walikota Bengkulu.

Untuk itu, sebagai organisasi yang berkomitmen penuh mendukung roda pembangunan di Kota Bengkulu agar terus bergerak maju dan setara dengan daerah lain, FAKAM mengimbau kepada semua pihak untuk mengakhiri polemik ini. Karena tidak ada yang lebih penting dari pembangunan.

“Kami merindukan Kota Bengkulu semegerlap Kota Jakarta namun sesantun dan religius layaknya Lhokseumawe. Kami memimpikan Kota Bengkulu sehebat Kota Bandung namun tetap sakral seperti Yogyakarta yang menjunjung tinggi adat budaya. Kami ingin menghantar Kota ini sebagai kota para ulama, kota para pembesar agama, kota tumbuh kembang ajaran santun dan rukun, pionirnya keberagaman agama, budaya, suku dan ras sehingga tumbuh kembang toleransi dan saling menghargai dalam bingkai NKRI,” demikian Syaiful.

Penulis: Doni S

BACA LAINNYA


Leave a comment