Cantik Indah Merona Amorphopallus Titanum Bersemi di KM 52 Kepahiang

NEWS - Senin, 17 Juli 2017

Konten ini di Produksi Oleh :

Cantiknya Amorphopallus Titanum bersemi di KM 52 Kepahiang.

GARUDA DAILY – Sekuntum Amorphopallus Titanum yang oleh anak negeri disebut Bunga Bangkai, kini tampak tumbuh lagi dan siap merekah di wilayah hutan konservasi Amorphopallus di Kilometer 52 lintas Bengkulu-Kepahiang. Tepatnya di Desa Tebat Monok.

Hari ini, puspa langka ini telah tumbuh menjulang setinggi sekira 250 centimeter. Meski diperkirakan akan merekah dalam waktu sepekan ini, namun keindahannya sudah lebih dulu tersaji, menyegarkan, memukau mata pengunjung. “Mulai muncul bunga yang keluar dari seludangnya itu, sudah hampir dua minggu setengah (sekitar 20 hari-red). Tapi kalau nanti merekah, waktunya hanya 1-2 hari saja. Setelah itu akan kembali menguncup”, cerita Zuljumdi, salah satu penggiat tumbuhan langka ini.

Amorphopallus Titanum merupakan spesies yang paling besar dibanding spesies lainnya. Tingginya bisa mencapai lima meter lebih. Menurut Zul, sedikitnya ada 7 spesies Amorphopalus yang yang dilestarikan di kawasan Desa Tebat Monok ini. “Terakhir kemarin mekar spesies Amorphopallus Gigaz, tingginya mencapai empat meter”, jelas Zul.

“Ini tingginya belum tumbuh maksimal. Semakin mendekati mekar, tingginya semakin cepat meningkat. Dalam sehari semalam, bisa bertambah 15 centimeter. Diperkirakan tingginya akan bertambah sekitar 250 hingga 290 centimeter lagi dari ukuran sekarang”, ujarnya.

Proses pertumbuhan bunga bangkai ini ternyata menempuh proses yang cukup panjang. Awalnya tumbuhan langka ini tumbuh berbentuk pohon perdu, dengan ketinggian antara 2-4 Meter. Vegetatif dari Amorphopallus ini hidup selama 4 tahun lebih. Setelah tua, tumbuhan tersebut mati dan menyisakan umbi. Dari umbi inilah kemudian mengeluarkan tunas bunga.

Selain ditemukan bunga bangkai yang siap merekah, fans dari puspa langka ini juga bisa melihat langsung buah dari tanaman ini. Amorphopallus yang berbuah ini hanya berjarak sekitar lima Meter dari tumbuhnya Amorphopallus Titanum yang siap merekah itu.

“Akhir tahun kemarin kan banyak yang mekar. Kalau mekarnya lebih dari satu, akan terjadi proses penyerbukan oleh serangga. Jadi biasanya salah satu akan berbuah, seperti itu”, terang Zul sembari menunjuk ke Amorphopallus yang berbuah tersebut.

Buah Amorphopallus menyerupai biji kelapa sawit. Berwarna merah kekuningan. Menurut Zul, Amorphopallus ini tidak semuanya berbuah. Pembuahan terjadi jika bertemunya benang sari dan putik yang dibantu oleh serangga, seperti halnya pembuahan pada tumbuhan generatif lainnya. Jadi bisa dibayangkan kan, betapa langkanya buah Amorphopallus ini? [YC]

BACA LAINNYA


Leave a comment