Ini Strategi Helmi-Dedy Dalam Bentengi Nasionalisme Dari Arus Globalisasi

PILWAKOT BENGKULU 2018 - Kamis, 10 Mei 2018

Konten ini di Produksi Oleh :

GARUDA DAILY – “Semangat nasionalisme anak-anak muda saat ini ditengarai salah satu penyebabnya adalah karena pengaruh budaya luar melalui media yang sedemikian dahsyat. Dalam persfektif orang Bengkulu dengan menggunakan kearifan lokal strategi apa saja yang akan dilakukan untuk meningkatkan semangat nasionalisme anak-anak muda Kota Bengkulu,” tanya Rektor Unihaz, Yulfiperius selaku moderator dalam Debat Terbuka Tahap II Calon Walikota dan Wakil Walikota Bengkulu tahun 2018 yang bertempat di Krakatau Room Hotel Grage Horizon Bengkulu.

Menjawab persoalan tersebut, Dedy Wahyudi selaku Calon Wakil Walikota Paslon Helmi-Dedy yang pada Debat kali ini masih tampil sendiri ini mampu menjawab pertanyaan tersebut dengan sangat baik.

Dedy mengakui kemajuan teknologi dan informasi saat ini adalah sebuah keniscayaan yang begitu dahsyat, dan bahkan antar negara pun saat ini seakan tidak ada sekat pembatas. Oleh karena itu menurutnya, perlunya penanaman kembali nilai-nilai religius pada warga Kota Bengkulu sebagai benteng pembendung dari arus globalisasi.

“Kemajuan teknologi dan informasi saat ini mengarus begitu dahsyat, seakan tanpa sekat karena yang terjadi di Amerika hari ini dapat diakses di Bengkulu hari ini juga, yang terjadi di Arab sana juga bisa diakses di Bengkulu. Oleh karena itu, ketika berbicara soal nasionalisme sebagai dampak implikasi kemajuan teknologi, ini sesuai dengan visi kami adalah bagaimana kita menanamkan kepada seluruh warga Kota Bengkulu nilai-nilai religius. Misi kami adalah mewujudkan Kota Bengkulu yang bahagia, religius, APBD untuk rakyat. Ketahanan keluarga itu adalah benteng terakhir, madrasah terbaik itu madrasah di rumah. oleh karena itu, nilai-nilai kegamaan ini untuk membendung anak-anak agar tidak pengaruh dari arus globalisasi,” kata Dedy, Rabu (9/5/2018).

Dilanjutkannya, strategi terbaik dalam menjaga rasa nasionalisme itu adalah dengan menanamkan kembali rasa cinta tanah air mulai dari tingkat sekolah. Dedy juga mengatakan pada kurikulum pembelajaran nantinya perlu ditambahkan pola pendidikan P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) agar timbulnya rasa bangga sebagai warga negara Indonesia dan rasa bangga sebagai warga Kota Bengkulu serta penanaman kembali nilai-nilai keagamaan.

“Setelah reformasi kita melihat penanaman nilai-nilai nasionalisme menjadi luntur karena memang tidak ada media yang menanamkan akan merecoki rasanya nasional itu. Oleh karena itu menurut kami, ke depan ada banyak kurikulum pendidikan kita, juga ada muatan tentang menanamkan rasa nasionalisme. Dan yang terpenting adalah pemerintah ini soal arus globalisasi tadi kami pasangan Helmi-Dedy punya program magrib mengaji benteng yang saya katakan di keluarga tadi,” ujanya.

“Ini hari ini, kita tidak pernah melihat ketika magrib anak-anak mengaji, ketika magrib rumah-rumah ibadah ataupun mushallah ada anak mengaji. Ini yang tidak akan kembali, kami juga telah berkordinasi dengan kementerian agama, dan kementerian agama juga punya program tersebut maka kedepan ada program magrib mengaji dan Bengkulu mengaji, Insya Allah ketika mereka sesuai dengan nilai keimanan dan ketakwaan dan perasaan nasionalisme yang sangat tinggi dan juga dibentengi dengan kemenangan dan tertawa,” tukas Dedy. [Traaf]

BACA LAINNYA


Leave a comment