Wawancara Khusus Jonaidi SP: 2022 Ketua Komisi II, 2024?

POLITIK - Rabu, 20 April 2022

Konten ini di Produksi Oleh :

GARUDA DAILYJONAIDI, kiprahnya tak diragukan lagi dalam perjalanan panjang dinamika perpolitikan di Tanah Kelahiran Ibu Fatmawati Soekarno ini. Ia mengawali karir politik saat didaulat rakyat menjadi Anggota DPRD Seluma Periode 2009-2014.

Jonaidi bukan politisi biasa-biasa saja, ia tokoh sentral yang memperjuangkan pemerataan pembangunan, terlibat di berbagai isu kerakyatan, dan menjadi legislator yang paling lantang menyuarakan aspirasi masyarakat.

Wajar, ketika kinerja tak biasa-biasa saja, Jonaidi diganjar amanah untuk dua periode mewakili masyarakat Seluma di DPRD Provinsi Bengkulu. Karena kapasitasnya yang mumpuni, iapun menjabat posisi strategis di DPRD Provinsi. Dua kali menjadi Ketua Komisi III dan baru-baru ini ia kembali dipercaya menjadi Ketua Komisi II.

Baca juga Aklamasi, Jonaidi Ketua Komisi II

Berikut petikan wawancara bersama Jonaidi pasca terpilih Ketua Komisi II:

1. Anda baru saja terpilih menjadi Ketua Komisi II DPRD Provinsi Bengkulu, bagaimana anda melihat Komisi II cukup strategis dalam memperjuangkan suara konstituen, khususnya masyarakat di daerah pemilihan?

Alhamdulillah kemarin, hari Senin, sudah dilaksanakan paripurna, tanggal 18 April 2022, berdasarkan tata tertib DPRD sebagai payung hukum DPRD bahwa setiap dua tahun setengah kepemimpinan alat kelengkapan

DPRD itu dilakukan pergantian. Alhamdulillah saya sebagai perpanjangan tangan partai dari Fraksi Gerindra dipercaya teman-teman untuk memimpin Komisi II, Ketua Komisi II untuk 2,5 tahun jabatan di DPRD Provinsi sampai 2024.

Komisi II bagi saya merupakan hal baru, karena di periode sebelumnya saya menjabat sebagai Ketua Komisi III, kemudian kemarin di 2019 saya di Komisi I. Tentunya ini menjadi sesuatu yang berbeda dan menjadi semangat saya untuk meningkatkan kinerja, khususnya kinerja di DPRD, karena masing-masing komisi itu memiliki bidang kerja yang berbeda-beda.

Kalau dulu di Komisi III ada bidang infrastruktur, pembangunan, lingkungan hidup dan kehutanan. Di sini di Komisi II terkait dengan bidang pariwisata, perindustrian perdagangan, kemudian pengelolaan keuangan daerah, perpajakan dan pendapatan daerah di sini. Kemudian koperasi dan UKM, dinas tanaman pangan, holtikultura, dan perkebunan, juga ada dinas kelautan, dinas perikanan, penanaman modal dan perizinan terpadu satu pintu, ada juga peternakan dan kesehatan hewan, jadi justru di Komisi II ini lebih banyak yang bersentuhan langsung dengan kepentingan rakyat, khususnya petani dan kelompok UKM-UKM kecil.

Dan ini menjadi semangat baru saya dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat. Karena marwah pelayanan pembangunan ini tidak boleh hanya terkonsentrasi di infrastruktur saja, justru perekonomian masyarakat lapisan bawah banyak yang terkait dengan bidang kami di Komisi II.

2. Seperti apa target Komisi II ke depan di bawah kepemimpinan anda?

InsyaAllah kami akan memaksimalkan yang selama ini belum maksimal, akan dimaksimalkan, mulai dari pengawasan kami terhadap pemerintah, maupun dari sisi penganggaran atau sisi budgeting. Kalau ada dari sisi-sisi pertanian, tanaman pangan, perternakan, dan lainnya sesuai bidang kami yang selama ini masih dirasa ada yang kurang, ini menjadi motivasi lebih bagi kami anggota Komisi II yang tahun ini berjumlah 11 orang untuk lebih memaksimalkan kinerja kami, baik dari sisi budgeting, kontrolingnya, juga di bidang regulasinya kita akan evaluasi juga.

3. 11 orang anggota Komisi II berasal dari background politik yang tentu saja tak sama, bagaimana anda menyatukan setiap perbedaan ini untuk kemudian memaksimalkan kinerja Komisi II?

Jadi bagi kita ketika duduk di provinsi ini maka tugas kita mencakup se-provinsi walaupun saya dari Dapil (Daerah Pemilihan) Seluma. Justru perbedaan ini menjadi potensi, ada hal yang saya butuhkan dari teman-teman dari Dapil Mukomuko, ada hal yang saya harus lakukan di Dapil Kepahiang, ada juga kami saling isi dari Dapil Kabupaten Kaur dan Manna (Bengkulu Selatan) termasuk juga Mukomuko, jadi justru perbedaan ini dalam politik itu menjadi rahmat, menjadi satu potensi yang InsyaAllah saling mengisi.

Dan yakinlah bahwa DPRD Provinsi, teman-teman DPRD Provinsi mayoritas latar belakang politisi yang sudah menahun, banyak yang sudah menjadi Ketua DPRD Kabupaten, contoh sekarang Pak Yevri Sudianto, kan dulu Ketua DPRD Kabupaten Bengkulu Selatan, sekarang beliau jadi Sekretaris di Komisi II. Begitupun dengan yang lain sudah pernah berapa periode di Mukomuko seperti Pak Muharamin, ada juga yang dari DPRD Kepahiang Pak Kholil.

Jadi saya justru beruntung teman-teman di sini bukan orang baru, bahwa mereka politisi-politisi yang juga mengakar di setiap kabupaten atau kota. Soal kepentingan partai politik saya pikir kepentingannya sama, kita punya konstituen yang sama, masalah-masalah yang juga sama, kepentingan konstituen misal petani butuh alsintan, petani butuh bibit, tempatnya di sini, sama-sama, tinggal kami merangkumnya saja bahwa ini kepentingan yang sama dengan tujuan yang sama.

4. Anda terpilih dari Dapil Kabupaten Seluma, sejauh mana anda memperjuangkan suara masyarakat yang anda wakili?

Infrastruktur menjadi salah satu problem terbesar di Kabupaten Seluma, khususnya infrastruktur jalan, dan itu menjadi salah satu keinginan terbesar masyarakat yang dititipkan ke saya. Dan alhamdulillah apa yang menjadi keinginan masyarakat, perbaikan jalan yang menjadi kewenangan provinsi hampir tuntas dilakukan.

Tinggal dari Desa Talang Panjang sampai ke Pasar Talo yang belum, dari Desa Penago I Baru jalan provinsi Pasar Talo-Pasar Ngalam mungkin sudah seperti jalan tol hotmiknya di sana sampai ke ujung Desa Rawa Indah. Kemudian Muara Maras hampir setiap tahun tidak pernah berhenti dianggarkan, dari Simpang Pajar Bulan sampai ke Maras dan tahun ini tuntas, pekerjaan jalan itu hotmix dengan kualitas jalan yang sangat bagus dan masyarakat di sana sudah merasakan kepuasan, tinggal paling sekitar 800 meter lagi lah yang belum selesai.

Kemudian di Padang Capo, sejak dilantik tahun 2014 Padang Capo tidak berhenti kita anggarkan, terakhir lah di tahun 2019 kemarin dihentikan karena ada badan jalan yang mau kita bangun ternyata masuk ke dalam Taman Buru. Sehingga pihak kehutanan, BKSDA menyetop pembangunan. Namun kemarin alhamdulillah di bulan Februari sudah mendapatkan persetujuan dari Kementerian Kehutanan melalui BKSDA bahwa jalan tersebut sudah dibolehkan untuk dibangun jalan. Bahkan kemarin di bulan Maret sudah dilakukan pembukaan badan jalan, pengerasan jalan, mulai dilakukan melalui program TMMD dari APBD Provinsi Bengkulu senilai Rp 15 miliar. Jalan ini tidak hanya dari Padang Capo ke Sukaraja, tapi ke depan akan ditembuskan ke Sumsel (Sumatera Selatan), (Kabupaten) Empat Lawang.

Belum lagi dari sisi pertanian, walaupun dulu kita di Komisi II tapi mayoritas alsintan, bantuan bibit, bantuan alat peternakan, hand traktor untuk masyarakat Kabupaten Seluma hampir setiap tahun tidak juga pernah berhenti (dianggarkan). Termasuk sektor kehutanan, masyarakat kita yang dulu yang dekat dengan kawasan hutan itu juga sudah banyak yang dibentuk kelompok-kelompok tani yang mendapatkan bantuan baik dari APBN juga dari provinsi.

Juga dapat perizinan perhutanan sosial, kemarin di Desa Sekalak, warga boleh mengelola hutan seluas 601 hektare. Alhamdulillah perjuangan itu berhasil, disetujui, SK kelompok tani itu SK-nya menteri loh, menteri kehutanan, selama 30 tahun mereka boleh menggarap 600 hektare kawasan hutan, tetapi mereka tidak boleh, ada ketentuan-ketentuan, tidak boleh menjual, tidak bisa disertifikat. Mereka punya hak garap atas hutan itu, ada ketentuan-ketentuan, dan ini akan dibarengi oleh bantuan nanti, pembibitan, sehingga hutan itu tetap lestari, masyarakatnya juga sejahtera, tidak lagi kayak dulu masyarakat diburu-buru, disetop, dirobohkan rumahnya, dan segala macam, mereka sudah dapat izin pengelolaan.

Jadi sudah banyak yang kita sudah diperjuangkan, InsyaAllah, ini masih kurang kok karena memang tidak ada yang cukup karena saking daerah kita butuh pembangunan, dan yang terpenting bahwa bagaimana kita mengawal keberpihakan APBD, memastikan APBD dialokasikan seluas-luasnya kepada rakyat.

5. Anda menjadi salah satu dewan yang getol memperjuangkan alih status kawasan pesisir pantai, dari CA menjadi TWA, seperti apa progresnya?

Hampir di semua pesisir dalam peta BIG ya, Badan Informasi Geospasial, seperti di Seluma, Kota Bengkulu juga sama tapi Kota Bengkulu sudah lebih duluan mendapat persetujuan Kementerian Kehutanan untuk Cagar Alam (CA) menjadi Taman Wisata Alam (TWA). Dulunya daerah Pantai Panjang itu juga Cagar Alam, bahkan sekarang yang di ujung Sungai Jenggalu sampai ke Pulai Baai itu juga masih Cagar Alam, makanya dipalang, tidak boleh yang di depan Pantai Panjang Ujung dikelola karena dia masih berstatus Cagar Alam, tapi yang sudah Taman Wisata Alam itu sudah perbolehkan untuk pengelolaan sektor pariwisata.

Khusus Kabupaten Seluma Cagar Alam mayoritas di pesisir pantai, Pantai Pasar Ngalam, Pasar Talo, Pasar Seluma, termasuk Pantai Tedunan dan Pantai Maras. Nah soal pengelolaan pariwisata, pemerintah provinsi, gubernur, sudah mengusulkan ke Kementerian Kehutanan, tidak hanya di Seluma tapi kabupaten-kabupaten lain yang punya Cagar Alam dan yang punya potensi wisata, Cagar Alamnya diusulkan untuk menjadi Taman Wisata Alam, dan itu sudah ditindaklanjuti oleh Menteri Kehutanan, sejak tahun 2019 sudah dibentuk tim terpadu.

Dua tiga bulan terakhir tim terpadu ini sudah turun ke kabupaten-kabupaten untuk menilai layak tidakkah Cagar Alam ini diubah menjadi Taman Wisata Alam, Kabupaten Seluma baru selesai dua tiga minggu lalu, tim dari Kementerian Kehutanan turun. Harapannya ketika menjadi Taman Wisata Alam, pesisir pantai yang ada di Kabupaten Seluma sama dengan yang ada di Provinsi Bengkulu seperti Pantai Panjang yang bisa dikelola menjadi wisata, kalau sekarang masih dilarang sama BSKDA, apalagi menjelang lebaran orang mau bikin hiburan BKSDA takut terjadi kerusakan di Cagar Alam.

Jadi melalui revisi usulan perubahan peruntukan kawasan fungsi hutan itu sudah diproses, tim terpadu sudah turun di setiap kabupaten bukan hanya Seluma tapi seluruh se-Provinsi Bengkulu dan sedang dievaluasi. Semoga saja disetujui oleh menteri sehingga yang menjadi prioritas area Cagar Alam menjadi wisata bisa terlaksana, yang sudah lebih dulu kita mendapat persetujuan itu Danau Dendam. Danau Dendam dulu total Cagar Alam tapi kurang lebih 600 hektare itu sudah disetujui menjadi Taman Wisata Alam, tinggal gubernur bersama wali kota bekerja sama dengan BKSDA untuk TWA ini dirampungkan sehingga menjadi sektor pariwisata unggulan di Kota Bengkulu.

Kembali ke Seluma, sebenarnya kawasan pesisir pantai di Kabupaten Seluma menyimpan sejuta potensi, namun tak bisa dimanfaatkan, khususnya dalam menopang pengembangan pariwisata atau dimanfaatkan oleh masyarakat karena statusnya masih kawasan Cagar Alam. Oleh sebab itu, pengalihan status dari Cagar Alam menjadi Taman Wisata Alam harus dilakukan dan terus diperjuangkan. Potensinya ada, tinggal nanti dikembangkan menjadi kawasan wisata berkelas, atau paling tidak kawasan tersebut bisa dikelola dan dimanfaatkan oleh pemerintah desa, ketimbang hanya untuk kawasan penelitian dan pendidikan yang terbengkalai. Bahkan tak hanya bisa dikembangkan pada sektor pariwisata saja, tapi juga sektor pengembangan budidaya udang dan lainnya.

6. Bisa dikatakan anda adalah salah Tokoh Muda Seluma yang meraih kesuksesan di kancah perpolitikan Bengkulu, seperti apa perjalanan anda dan pesan anda terhadap generasi muda saat ini?

Alhamdulillah di usia 29 tahun, kelahiran 79, itu di tahun 2008 saya sudah ikut kontestan pemilu di Kabupaten Seluma, tahun 2009 saya sudah dilantik menjadi anggota DPRD Kabupaten Seluma di usia 30 tahun. Tahun 2009 sampai 2014 di DPRD Kabupaten Seluma saya juga mendapat kepercayaan dari teman-teman DPRD, 2009 sampai tahun 2012 saya Ketua Badan Legislasi di DPRD Kabupaten Seluma, kemudian di tahun 2012 sampai 2014 saya Ketua Komisi II di DPRD Kabupaten Seluma, juga Ketua Fraksi PNBK waktu itu, karena saya di PNBK. Waktu itu saya juga anggota badan anggaran selama lima tahun di DPRD Kabupaten Seluma.

2014 saya mendapat kepercayaan dari masyarakat Kabupaten Seluma, saya terpilih menjadi Anggota DPRD Provinsi dari Partai Gerindra, 2014 dilantik. Dan 2014 sampai tahun 2015, tahun pertama, saya menjadi Sekretaris Komisi III, karena Pak Yurman Ketua Komisi III-nya ikut pilkada saya dipercaya teman-teman menjadi Ketua Komisi III, dari tahun 2015 sampai pertengahan tahun 2017. Lalu tahun 2017 sampai tahun 2019 saya dipercaya lagi oleh teman-teman di Komisi III secara aklamasi, saya ditugaskan kembali menjabat Ketua Komisi III.

Kemudian tahun 2019 kemarin, pemilu, Alhamdulillah karena Allah menakdirkan saya kembali bertugas, dipercaya masyarakat Seluma menjadi Anggota DPRD Provinsi kembali. 2019 awal sampai 2022 saya di Komisi I, saya menjadi anggota, tetapi tetap di badan anggaran. Kemudian 2022 ini, kemarin barusan selesai, kembali teman-teman mempercayakan saya menjadi ketua komisi kembali, Ketua Komisi II, InsyaAllah sampai akhir jabatan tahun 2024, dan saya juga tetap ditugaskan di badan anggaran. Saya mengucapkan terima kasih kepada Fraksi Gerindra atas kepercayaan ini dan badan anggaran memiliki fungsi yang strategis karena menyetujui seluruh anggaran yang diajukan pemerintah daerah. InsyaAllah 15 tahun berkarir politik full di badan anggaran dan hampir selalu menjadi ketua komisi.

Bagi saya seluruh capaian itu tidak bisa dilepaskan dari organisasi, baik itu organisasi kemahasiswaan saat masih menjadi mahasiswa maupun organisasi kepemudaan dan kemasyarakatan pasca mahasiswa. Dan ini menjadi bagian sejarah yang tidak bisa saya lupakan, bahwa generasi yang akan datang jangan segan-segan untuk berorganisasi, banyak hal yang kita tidak dapatkan di ruang-ruang akademis, dan itu kita dapatkan dalam dinamika berorganisasi.

Baca juga Jonaidi Kian Gemilang, Kini Aspirasi Masyarakat Padang Capo Sukses Diperjuangkan

Baca juga Jonaidi Sukses Perjuangkan Izin Pemanfaatan 601 Hektare HPT di Desa Sekalak

Demikian petikan wawancara singkat dengan Jonaidi, sosok yang bersahaja, penuh canda tawa, tapi tegas dalam memperjuangkan aspirasi publik. Pria yang penuh dengan kesederhanaan ini adalah putra daerah Seluma yang telah malang melintang dalam dunia pembangunan dan politik di Bengkulu. Kabarnya, Jonaidi sedang dihadapkan pada dua pilihan kontestasi pada 2024 nanti, Pilkada Seluma dan Pileg DPR RI, benarkah? (Bersambung)

Baca juga Mulai Disuarakan, Jonaidi Didukung Jadi Bupati

BACA LAINNYA


Leave a comment