‘Simbiosis Mutualisme’ Gap dan Politik di Bengkulu

POLITIK - Sabtu, 15 Juni 2019

Konten ini di Produksi Oleh :

Balak 6 domino/net

GARUDA DAILY – Domino, Gaplek [sebutan Jawa] atau Gap kebanyakan orang Bengkulu menyebut adalah permainan yang kini sudah men-tradisi di tengah masyarakat Bengkulu. Permainan kartu yang berisi angka-angka itu ternyata bukan permainan asli Indonesia.

Domino menurut beberapa referensi berasal dari negeri Tiongkok, sama dengan kartu Remi yang juga berasal dari negeri tirai bambu. Domino pertama kali dimainkan saat digelarnya festival di Wulin (kini HangZhou) Tiongkok. Domino sering digunakan sebagai media perjudian dijual oleh penjaja keliling barang-barang unik di rezim Raja XiaoZong dari Dinasti Song (1162-1494).

Permainan Domino menurut sejarah pertama kali ditemukan di Tiongkok tepatnya pada awal 1120 Masehi. Berdasarkan catatan sejarah dengan ditemukannya potongan-potongan jalan kembali ke prajurit-pahlawan yang bernama Hung Ming (181-234 M). Sedangkan sejarawan lain percaya bahwa Keung T’ai Kung, pada abad kedua belas SM adalah orang yang pertama kali menciptakan jenis permainan tersebut. Yang Chu Sz Ubi menyatakan bahwa domino diciptakan oleh seorang negarawan pada tahun 1120 Masehi, Wikipedia.

Awalnya Domino hanya dalam bentuk kartu yang terbuat dari kertas tebal yang satu sisinya ditulis angka-angka sampai hitungan ke-6 sedangkan sisi lain bermotif sama. Satu unit Domino terdiri dari 28 buah kartu yang biasanya dimainkan 4 orang dengan masing-masing memainkan 7 kartu Domino.

Namun, sejalan dengan perkembangnya, Domino dibuat dalam berbagai model termasuk Domino berbahan material padat yang berdemensi 2-3 milimeter berbentuk persegi panjang. Domino jenis inilah yang kemudian banyak beredar di tengah masyarakat Bengkulu.

Tradisi Kawinan dan Magnet Politik

Domino bukan hanya akrab dengan masyarakat Bengkulu tapi sudah membudaya. Domino menjadi hiburan utama ketika keramaian digelar. Masyarakat Bengkulu sendiri misalnya, hampir dipastikan tidak ada yang tidak hafal dengan permaianan ini. Baik pesta perkawinan ataupun gelaran keramaian lain seperti acara politik atau even-even lain permaianan Domino selalu hadir.

Saat acara kawinan permainan Domino selalu menjadi pilihan utama bagi warga di Bengkulu. Masyarakat Bengkulu menganggap, keramaian kurang komplit bahkan terasa ‘hambar’ tanpa didahului lomba Domino. Demikian pula dengan agenda politik permainan Domino biasanya menjadi magnet tersendiri untuk mengumpulkan massa.

Seperti diungkapkan salah seorang warga Sawah Lebar Kota Bengkulu Rifai (63) yang lusa (16/06/2019) akan mengelar pesta perkawinan anaknya mengatakan, Lomba Domino sudah menjadi tradisi saat acara pesta perkawinan.

Menurut Rifai acara pesta perkawinan tanpa lomba Domino serasa kurang lengkap bahkan bisa menjadi gunjingan tetangga bagi warga yang menggelar kawinan tapi tidak melombakan Domino.

“Kalau di sini lomba Gap sudah menjadi wajib, kalau tanpa lomba Domino biasanya warga malas ngumpul,” ujarnya, Sabtu (15/06/2019).

Tradisi lomba Domino menjelang kawinan bukan hanya terjadi di Kota Bengkulu namun hampir menjadi tradisi di seluruh daerah di Bengkulu. Warga Bengkulu Selatan juga menjadikan Domino sebagai permainan utama saat menjelang pesta perkawinan. Permainan Domino biasanya dilombakan sehari sebelum acara puncak.

“Kalau kami di Manna ini, Lomba Domino sudah menjadi hiburan wajib, biasanya kalau ada pesta pernikahan, pemilik hajat selalu menyediakan Domino untuk warga yang bertandang sebelum hari pesta,” kata Jon Hamid Warga Desa Muara Pulutan Seginim.

Ditambahkan Jon, permainan Domino menjadi tradisi karena mudah dimainkan dan tidak membutuhkan banyak modal, harga satu unit Domino padat (Domino Batu) di pasaran di banderol antara Rp40.000-Rp50.000 per unit.

“Permainannya mudah, hampir seluruh masyarakat bisa memainkan anak SD pun bisa tapi kalau untuk mahir membutuhkan kecerdasan dan jam terbang, kalau kami di sini [Manna] sering main berpasang-pasangan, permainannya asyik dan mudah,” Jelas Jon.

Domino juga merambah dunia politik, pilwakot tahun lalu misalnya, salah seorang bakal calon Walikota Bengkulu Tam Tam Ail menggelar perlombaan Domino yang diikuti ratusan orang. Tidak main-main sang tokoh politik itu menggelar permainan Domino skala besar dan ditempatkan di Stadion Sawah lebar Kota Bengkulu.

Lomba Domino yang digelar bakal calon yang urung bertarung itu menyiapkan hadiah berupa peralatan elektronik dan uang pembinaan jutaan rupiah. Lomba Domino yang digelar Tam Tam mampu menyerap massa dan menjadi ruang agenda politik.

Bukan hanya itu, tidak jarang Caleg atau Calon Kepala Daerah yang menggelar acara atau pertemuan di rumah warga biasanya didahului atau diakhiri dengan perlombaan Domino.

Domino dan politik di Bengkulu sudah saling melekat saling isi dan saling butuh. Permainan Domino mampu menjadi magnet tersendiri terutama saat agenda politik membutuhkan kumpulan massa.

Baca artikel asli dan selengkapnya di sini

BACA LAINNYA


Leave a comment