Samsu ke Dempo: tidak ada pemimpin yang ingin rakyatnya mati

NEWS - Sabtu, 28 Maret 2020

Konten ini di Produksi Oleh :

Samsu Amanah dan Dempo Xler

GARUDA DAILY – Pernyataan anggota DPRD Provinsi Bengkulu Dempo Xler terkait Covid-19 dinilai provokatif dan tidak terpuji. Wakil Ketua I DPRD Provinsi Bengkulu Samsu Amanah mengingatkan, tidak ada pemimpin yang menginginkan rakyatnya mati sia-sia.

Dalam Undang-Undang Otonomi Daerah, kata Samsu, gubernur adalah pemegang kekuasaan tertinggi di daerah, sekaligus perpanjangan tangan dari pemerintah pusat. Karenanya tindakan yang dilakukan gubernur harus menyesuaikan dengan kebijakan pemerintah pusat. Termasuk dalam konteks penanganan virus Corona, di mana Presiden Joko Widodo telah menegaskan belum akan memberlakukan lockdown atau karantina wilayah, tapi social distancing atau physical distancing.

Samsu menegaskan, dalam kondisi seperti saat ini, seorang pemimpin atau wakil rakyat hendaknya memberikan rasa aman terhadap masyarakat, bukan malah menebar ketakutan.

“Tidak ada pemimpin yang menginginkan rakyatnya mati tanpa tindakan,” tegas mantan Ketua DPRD Kaur ini.

Baca juga Kapan Daerah Boleh Karantina Wilayah? Menunggu PP Dikeluarkan

Mewabahnya virus Corona harus diperangi dengan bersatu. Tidak dengan seakan-akan paling tahu, kemudian memprovokasi rakyat dengan pilihan narasi “bergelimpangan mayat”.

Terkait permohonan karantina wilayah, lanjutnya, menentukan status tersebut adalah kewenangan pusat sebagai pemegang kekuasaan yang telah diamanahkan oleh undang-undang. Dan apa yang telah dilakukan gubernur sejauh ini, menurutnya sudah tepat dan terpenting tidak tergesa-gesa dalam menentukan sikap yang dapat membuat kepanikan di tengah-tengah masyarakat.

“Soal status lockdown (karantina wilayah) di Bengkulu kita tunggu kebijakan dari pusat,” pungkasnya.

Baca juga Rohidin-Helmi ‘Bersatulah’ Lawan Corona

Sebelumnya, Dempo membuat petisi kepada gubernur karena dinilai belum melakukan tindakan konkrit terhadap penanganan Covid-19.

Berikut petisi Dempo selengkapnya dilansir media ini dari Suararaflesia.com:

1. Meminta Gubernur Bengkulu melakukan lockdown sesuai permintaan Walikota Bengkulu Helmi Hasan, lebih baik kita mencegah dari pada mengobati. Ingat per hari ini di Bengkulu sudah ada 2 pasien yang meninggal dunia terindikasi virus Corona.

Bapak gubernur jangan egois dan jumawa, ini musibah besar, anda seorang pemimpin harus berani mengambil keputusan di saat kritis seperti ini, tidak ada gunanya pembangunan dan bicara pilkada kalau rakyat kita sakit semua. Apa bapak gubernur akan tersentuh hatinya kalau mayat sudah bergelimpangan karena wabah Corona ini.

2. Pak gubernur stop dulu berorientasi kampanye pilkada, jangan pula wabah Corona ini dijadikan ladang pencitraan politik gubernur.

Rakyat hari ini butuh masker, rakyat kita ada 2 juta tidak cukup hanya dibagikan di lampu merah yang jumlahnya tidak seberapa itu, masih sangat butuh hand sanitizer, medis butuh APD, butuh disinfektan.

3. Pak gubernur buka mata hati anda. Nantilah bicara pencalonan gubernur, mari fokus penanganan Corona ini terlebih dahulu, gunakan kekuasaan anda untuk menyelamatkan rakyat Bengkulu.

Sampai detik ini kita belum melihat kerja konkrit pak gubernur terhadap wabah Corona ini. Cobalah pak gubernur belajar dari keberanian Walikota Bengkulu Helmi Hasan dalam mengambil keputusan.

4. Meminta gubernur stop dulu keliling-keliling mengumpulkan massa untuk kepentingan kampanye politik. Ayo fokus lindungi rakyat Bengkulu dari wabah Corona.

5. Meminta gubernur melakukan lockdown Provinsi Bengkulu, stop semua jalur masuk orang ke Bengkulu, baik darat, laut maupun udara.

6. Meminta gubernur mengembalikan semua tenaga kerja asing ke negara asal mereka.

[9u3]

BACA LAINNYA


Leave a comment