PPDB Sistem Zonasi, Solusi Pemerataan Kualitas Pendidikan

LITERASI - Jumat, 7 Juli 2017

Konten ini di Produksi Oleh :

Oleh: Elfahmi Lubis, M.Pd*

“Anda boleh saja terlahir dari rahim kemiskinan, tapi dengan pendidikan kau bisa mengubahnya”.

Salah satu penyebab ricuhnya penerimaan siswa baru sistem zonasi/rayon, karena mengusik para orang kaya yang selama ini anaknya selalu dimanjakan oleh sekolah favorit. Sistem zonasi adalah cara yang paling populis dan menghindari sekolah kartel yang pro borjouis. Gubernur dan Walikota diharapkan tidak bergeming dengan usikan mereka, jalankan sistem zonasi ini secara konsisten.

Adalah betul setiap orang bebas memilih pendidikan berkualitas, tapi hak setiap orang juga untuk memperoleh kesempatan yang sama, adil dan tidak diskriminatif untuk mendapat pelayanan pendidikan berkualitas. Prof. Sudarwan melihat dalam perspektif liberalis/kapitalis, sedangkan saya lebih memandang dari perspektif populis.

Sekolah favorit kenapa maju dan berkualitas, disamping input memang sudah berkualitas, lalu mendapat suntikan dana besar dari orangtua siswa melalui topeng komite. Karena rata-rata orangtua siswa disekokah favorit itu orang kaya, maka suntikan dana via komite ini berjalan mulus dan nyaris tanpa protes. Dengan dukungan dana komite besar, wajar sekolah-sekolah ini mampu menyediakan fasilitas prima di sekolah. Termasuk Kepsek, guru dan warga sekolah ikut mendapat kecipratan kesejahteraannya.

Seharusnya pemerintah memainkan peran memeratakan kualitas sekolah dan guru. Dan memperlakukan semua sekolah sama. Sistem zonasi sebagai pilihan agar kesenjangan tidak semakin jauh.

Guru-guru yang mengajar di sekolah favorit seperti SMAN 5 dan SMAN 2 Kota Bengkulu sekarang harus membuktikan kualitas yang ada selama ini ketika zonasi diberlakukan. ***

*Penulis adalah Kandidat Doktor Ilmu Pendidikan UNIB/Dosen Tetap UMB

BACA LAINNYA


Leave a comment