Penggiat Lingkungan: Kita Perlu Gubernur Baru yang Peduli Lingkungan

NEWS - Jumat, 22 November 2019

Konten ini di Produksi Oleh :

Penampakan limbah dan matinya penyu di pesisir pantai dekat PLTU Teluk Sepang (Dickson Aritonang/Facebook)

GARUDA DAILY – Matinya 5 ekor penyu dan berbagai biota laut yang ditemukan di sepanjang Pantai Teluk Sepang, Kota Bengkulu beberapa waktu lalu mendapat sorotan serius dari berbagai kalangan.

Penggiat Lingkungan Provinsi Bengkulu Dickson Aritonang menduga hal itu disebabkan polusi dari aktivitas PLTU Teluk Sepang. Dickson bahkan melempar kritik keras atas kebijakan Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah terkait PLTU Teluk Sepang.

Seperti yang diposting Dickson lewat akun Facebooknya Dickson Aritonang beberapa waktu lalu, dengan tegas ia mengatakan Bengkulu perlu gubernur baru yang peduli dengan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.

“Gambar-gambar dibawah ini menjalaskan bahwa kita perlu gubernur baru yang peduli dengan pelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat,” tulisnya dengan melampirkan 3 foto penampakan Pantai Teluk Sepang dan penyu yang mati.

Baca juga Deforestasi membabi buta, Bumi Bengkulu diambang Bencana

Dikonfirmasi Garuda Daily, Dickson menyayangkan kebijakan Rohidin yang lemah terhadap penanganan dampak lingkungan proyek PLTU Teluk Sepang.

“Gubernur Rohidin itu kan Doktor Pengelolaan SDA dan Lingkungan. Harusnya beliau paham betul penanganan PLTU itu. Hingga sekarang, Rohidin seakan tutup mata atas polusi proyek PLTU itu,” beber Dickson.

Ia menambahkan, ditemukannya penyu dan ratusan ikan yang mati di sekitar PLTU Teluk Sepang diduga kuat akibat air laut terkontaminasi zat kimia berbahaya dari pembangkit listrik berbahan baku batu bara tersebut.

“Selama ini belum pernah kita temukan fenomena demikian (matinya biota laut). Setelah PLTU beroperasi, kok banyak penyu, ikan dan biota laut yang mati. Ada apa?” curiganya.

Baca juga Kreasi Pasir Peserta Lomba ini Bisa Jadi Potret Sebenarnya Laut Bengkulu

Dickson juga menyarankan agar segera dilakukan penelitian serius terhadap kematian tak biasa biota laut ini. Penanganan dampak lingkungan atas proyek PLTU Teluk Sepang juga harus dilakukan secara menyeluruh. Termasuk polusi udara yang belakangan mulai dirasakan masyarakat Kota Bengkulu.

“Akhir-akhir ini Kota Bengkulu diselimuti kabut asap. Terutama di pagi hari, sangat pekat,” pungkas Dickson lagi.

Penulis: Yance Askomandala

BACA LAINNYA


Leave a comment