Pembangunan Pabrik Minyak Goreng di Bengkulu: Lapangan Kerja Terbuka, Petani Sawit Untung

NEWS - Sabtu, 25 Mei 2019

Konten ini di Produksi Oleh :

Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah dan Presiden Direktur PT Sudevam Ultratec Green Indonesia Lalit Kumar

GARUDA DAILY – Jika tidak ada aral melintang, pembangunan pabrik minyak goreng di Provinsi Bengkulu, tepatnya di Kabupaten Seluma akan terwujud. Sejumlah dampak positif akan diterima Bengkulu, sebagai konsekuensi logis pembangunan pabrik tersebut.

Antara lain, lapangan kerja besar hingga 1.500 tenaga kerja akan terbuka, untuk ini, pihak PT Sudevam Ultratec Green Indonesia telah berkomitmen akan menyerap tenaga kerja lokal, khususnya warga masyarakat yang berada di sekitar lokasi pabrik.

Kemudian pihak lain yang diuntungkan adalah para petani sawit. Seperti diketahui bersama, harga sawit beberapa tahun ini terus anjlok, yang berdampak sulitnya perekonomian warga yang menggantungkan mata pencahariannya dari kelapa sawit. Keberadaan pabrik minyak sawit, akan menjawab hal itu. Pihak Sudevam berkomitmen membeli sawit Rp1.000, per kilogramnya.

Selain itu, kebutuhan akan minyak goreng di Provinsi Bengkulu akan tercukupi, tentunya dengan harga minyak goreng yang lebih terjangkau, namun tanpa mengurangi kualitas.

Keuntungan lainnya adalah ketika investasi ini sukses dan berjalan sesuai rencana, hal ini berpotensi akan mengundang investor lain untuk menanamkan modalnya di Provinsi Bengkulu. Ketika satu investasi sukses, investor lain tidak akan meragu berinvestasi di Bumi Rafflesia.

Penandatanganan MoU pemenuhan permintaan minyak goreng kelapa sawit

Sementara itu, progres pembangunan pabrik minyak goreng ini telah sampai pada penandatanganan MoU antara PT Sudevam dan Pemerintah Provinsi Bengkulu, terkait pemenuhan permintaan minyak goreng kelapa sawit untuk Provinsi Bengkulu. MoU langsung ditandatangani Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah dan Presiden Direktur PT Sudevam Ultratec Green Indonesia Lalit Kumar.

Lewat Mou ini Rohidin berharap dapat meningkatkan nilai tambah CPO yang dihasilkan beberapa perusahaan perkebunan yang ada di Provinsi Bengkulu. Selama ini CPO di ekspor keluar sehingga tidak mendapatkan nilai tambah apapun.

“Paling tidak di tahap awal kebutuhan minyak goreng Provinsi Bengkulu, tentu dengan harga yang lebih kompetitif itu bisa kita dapatkan, di samping membuat nilai tambah dari CPO yang dihasilkan,” harap Rohidin.

Lanjutnya, daerah akan memberikan dampak pada pergerakan ekonomi yang lebih baik, ketika industri mulai tumbuh tetapi tetap dengan pendekatan bahan baku lokal. Industri didirikan tetapi bahan bakunya adalah baku lokal atau yang dimiliki sendiri.

“Akan dirasakan betul nanti disamping peningkatan pendapatan masyarakat, penyerapan tenaga kerja, nilai tambah produk dan nanti pada akhirnya ketika kapasitas pabrik sudah betul-betul optimal, saya kira ekspor pun akan mulai dilakukan dan ini akan memperbaiki neraca perdagangan Provinsi Bengkulu,” terang Rohidin. (Red)

BACA LAINNYA


Leave a comment