GARUDA DAILY – Tak berkibarnya Sang Saka Merah Putih di sejumlah kantor OPD di Bengkulu Utara pada hari peringatan HUT RI ke-74, Sabtu, 17 Agustus 2019, mendapat kecaman dan sorotan publik.

Salah satunya datang dari Serandi Akal. Dia sangat menyayangkan sikap beberapa instansi pemerintah yang tidak mengibarkan bendera merah putih, yang baginya bendera merah putih tidak hanya sekedar simbol negara, merah putih merupakan simbol perjuangan dan kemerdekaan politik bangsa ini.

“Saya sangat menyayangkan hal ini, masa di hari ulang tahun kemerdekaan republik tercinta instansi pemerintah tidak mengibarkan merah putih. Bendera merah putih memang terbuat dari kain, tapi ingat, kain merah putih tidak hanya sekedar simbol negara, bendera merah putih juga merupakan simbol perjuangan dan kemerdekaan politik bangsa ini. Bukankah perjuangan merebut kemerdekaan itu bertujuan untuk bebas- sebebasnya mengibarkan sang dwi warna,” ujar pria akrab disapa Randy Khal ini.

Baca juga HUT RI ke-74, OPD di Bengkulu Utara ‘Kompak’ Tak Kibarkan Merah Putih

Ia menambahkan, jika bendera tidak berkibar di rumah rakyat awam, masih bisa dimaklumi. Tapi jika terjadi di instansi milik pemerintah, ini kejadian luar biasa. Dan baginya itu cerminan terkikisnya nasionalisme dan bentuk pengabaian jasa para pahlawan.

“Bukankah sudah ditakdirkan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya,” ujarnya.

Baca juga Tak Kibarkan Bendera Merah Putih, Kadinkes Bengkulu Utara: tidak ada unsur kesengajaan

Lebih lanjut Randy minta Bupati Bengkulu Utara Mian tidak menganggap sepele persoalan ini, harus ada sanksi tegas yang diberikan.

“Saya harap Pak Bupati Mian tidak menganggap sepele persoalan yang telah permalukan seluruh warga Bengkulu Utara ini. Bupati seharusnya memberikan sanksi tegas kepada seluruh OPD terkait, khususnya untuk kepala dinasnya, agar ke depan hal serupa tidak terulang kembali,” demikian Randy. [Dwa212]