“Mengantisipasi Golput” WMU Lakukan Political Canvasser

PEMILU 2019 - Jumat, 7 Desember 2018

Konten ini di Produksi Oleh :

Posted on 07/12/2018

GARUDA DAILY“Mengantisipasi Golput” menjadi tema Live Talkshow Demokrasi 2019 RBTV, Kamis malam 6 Desember 2018. Dipandu Ocha Rachim sebagai host, RBTV menghadirkan lima narasumber, yakni Komisioner KPU Provinsi Bengkulu Darlinsyah, Komisioner Bawaslu Provinsi Bengkulu Dodi Herwansyah, Ketua KPID Provinsi Bengkulu Ratimnuh, Caleg DPRD Provinsi Bengkulu Maryana dan Caleg DPRD Kota Bengkulu Wahyu Manuma Utama.

Baca Mardiyanti, Peluang dan ‘Batu Kerikil’

Pada prinsipnya kesemua narasumber sepakat bahwa angka golput (golongan putih) harus ditekan. Berbagai upaya pun dilakukan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Sebagaimana yang dilakukan oleh Wahyu Manuma Utama, yang akrab disapa WMU tersebut. Dikatakan WMU, dirinya bersama tim saat ini massif melakukan sosialisasi door to door, menemui langsung calon pemilih, yang olehnya diistilahkan dengan sebutan Political Canvasser.

“Kita melakukan salah satu pola, yaitu political canvasser, dalam artian kita harus dari rumah ke rumah melakukan sosialisasi dalam rangka ikut serta membantu pihak penyelenggara, untuk menyukseskan Pemilu 2019 ini, jadi kami mengajak kawan-kawan untuk menggunakan hak suara mereka, karena hak suara mereka sangat berguna bagi kami proses demokrasi di Indonesia ini,” kata WMU.

Political Canvasser massif dilakukan WMU bersama para sahabat, relawan dan tim guna menekan angka golput. Sebab diceritakan WMU, di luar negeri telah diterapkan sanksi bagi warganya yang golput. Seperti di Belgia, Yunani dan Australia, di sana jika warganya tidak memilih maka akan dikenakan sanksi.

“Sanksinya berupa akan susah mengurus paspor ataupun hal-hal lain yang bersifat administratif,” ungkap WMU.

Kendati telah diberlakukan sanksi, lanjut WMU, angka golput pun relatif tinggi, bagaimana dengan Indonesia yang tidak ada sanksi sama sekali. Karenanya ia meyakini, Political Canvasser yang telah ia terapkan sejak lama ini akan mengurangi angka golput.

Baca WMU Fogging Rumah Warga di Bentiring

Sementara itu, Maryana berpandangan bahwa waktu yang cukup lama diberikan kepada peserta pemilu untuk melakukan sosialisasi, dapat dimanfaatkan dengan baik untuk menekan angka golput. Dan berdasarkan pengamatannya hingga saat ini, ia meyakini pemilih yang golput tidak terlalu banyak.

“Mereka sudah ingin berpartisipasi dalam memilih wakil mereka di legislatif, masyarakat cukup antusias dan menyadari bahwa ini hak mereka untuk memilih pemimpin mereka,” ujar Maryana. [Nd3]

Baca Kampanye di Kampus Dilarang, Milenial Diminta Melek Politik

BACA LAINNYA


Leave a comment