Langkah Awal Selamatkan Pulau Tikus Dimulai

NEWS - Jumat, 5 Juli 2019

Konten ini di Produksi Oleh :

Kepala DKP Kota Bengkulu Syafriandi bersama para akademisi dari prodi Kelautan Unib

GARUDA DAILY – Luas daratan Pulau Tikus di Bengkulu terus berkurang, yang kini tinggal menyisakan 0,6 hektare luas daratan saja, dari luas semula 2,4 hektare. Pulau Tikus terancam tenggelam.

Hal itu disadari betul Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kota Bengkulu dan para akademisi dari Universitas Bengkulu (Unib) yang peduli terhadap keberadaan pulau yang sebenarnya indah itu. Rencana aksi pengelolaan Pulau Tikus oleh keduanya pun mulai digaungkan.

Bahkan para akademi ini sudah melakukan observasi terkait rencana aksi ini, sehingga ke depan dapat menentukan rencana atau program jangka pendek dan menengah. Harapannya, Pulau Tikus tidak hanya terfungsikan seperti saat ini, namun juga merevitalisasikannya untuk kepentingan ekologis, pemerintah dan ekonomi.

“Jadi untuk yang (kepentingan) ekonominya, kita lebih menitikberatkan kepada kepariwisataan, tapi nanti kita akan lihat dulu kepariwisataan itu sendiri, fasilitasnya bagaimana, kemudian aksesibilitasnya bagaimana, daya tariknya bagaimana, pengelolaannya bagaimana, nah dari kondisi tersebut nanti kita akan susun rencana pengelolaan ke depan,” kata Ketua Program Studi Ilmu Kelautan Universitas Bengkulu Zamdial Ta’alidin.

Kondisi lingkungan Pulau Tikus juga diteliti secara komprehensif. Observasi yang dilakukan untuk mengetahui kondisi terumbu karangnya saat ini, juga vegetasi karang dan luas daratan. Data empiris yang didapatkan juga untuk menentukan langkah apa yang akan diambil.

Baca juga Mengoptimalkan Pulau Tikus, Seperti Pulau Saronde

Sementara itu, Kepala DKP Kota Bengkulu Syafriandi mengungkapkan, tercetusnya wacana untuk merevitalisasi Pulau Tikus, sebagai upaya menyelamatkan pulau yang kerap menjadi tempat bersandar para nelayan saat melaut itu.

Disampaikannya, ada tiga unsur yang menjadi perhatian dalam merumuskan rencana aksi, yakni ekosistem, ekonomis dan kebutuhan pemerintah.

“Kebutuhan pemerintah jelas, di sini ada nelayan yang pada saat tertentu mereka harus bersandar di Pulau Tikus. Kemudian ekonomis, ketika kita sudah melakukan revitalisasi, maka akan ada kehidupan dan penghidupan di Pulau Tikus. Kemudian ekologi, ekologi yang jelas pada saat kita membangun revitalisasi ini tidak menganggu ekosistem yang ada di Pulau Tikus itu sendiri, termasuk terumbu karang, kemudian Penyu, Penyu harus dilestarikan di Pulau Tikus ini,” ungkap Syafriandi.

Baca juga Revitalisasi Pulau Tikus, DKP Gandeng Unib

Namun seperti apa rencana aksi yang akan dilakukan nanti, DKP masih menunggu pihak Unib menuntaskan penelitian di Pulau Tikus. Ditargetkan, dalam dua bulan ke depan, rencana aksi sudah dirumuskan.

“Juli Agustus mudah-mudahan rencana aksi sudah ada, kita segera tindaklanjuti. Yang jelas ada dua tahapan, jangka pendek dan jangka menengah. Ini akan lebih fokus setelah kita sudah ada DED,” ujar Syafriandi.

Penulis: Doni S

BACA LAINNYA


Leave a comment