“Jiwa Raga Saya Untuk Bengkulu”

NEWS - Jumat, 3 April 2020

Konten ini di Produksi Oleh :

Rohidin Mersyah

GARUDA DAILY – Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah menegaskan siap mempertaruhkan jiwa raganya untuk Provinsi Bengkulu. Penegasan ini disampaikannya guna mengklarifikasi tudingan miring yang diarahkan kepadanya terkait penanganan Corona Virus Disease (Covid-19) di Provinsi Bengkulu.

Pertama, konferensi pers pengumuman kasus kedua positif Corona tanpa Rohidin. Dijelaskan bahwa hal tersebut tidak perlu dilakukan lagi karena tidak ada perubahan status daerah. Gubernur memimpin langsung konferensi pers pertama karena sekaligus mengumumkan perubahan status, dari siaga ke darurat penanganan Covid-19.

“Aturan penanganan wabah bencana, ketika pertama kali ditemukan kasus positif, maka kepala daerah bersama Forkopimda (Danrem, Kapolda, Kajati, Kabinda, Ketua Pengadilan dan Danlanal) harus melakukan konferensi pers bersama. Tujuannya mengumumkan perubahan status daerah dari awalnya siaga bencana menjadi darurat bencana,” Rohidin menjelaskan.

Kedua, penggiringan ‘opini’ pasien pertama ‘tidak mungkin’ positif. Disampaikan bahwa hasil laboratorium sebelum diterima Pemprov Bengkulu, sudah lebih dulu masuk ke portal penanganan Covid-19 tingkat nasional. Hasil lab tersebut tidak bisa dimanipulasi apalagi dipermainkan karena secara nasional sudah terdata dan terpetakan.

“Sekarang ada yang mulai agak sedikit menggiring, kesannya bahwa ini tidak mungkin positif. Tidak mungkin kita bermain-main dengan data. Mengatakan orang negatif terus kita katakan positif. Kenapa rumah sakit kota sampai merujuk ke Rumah Sakit M Yunus kalau memang tidak diduga, atau ada perkiraan, atau diagnosa itu tidak mengarah bahwa yang bersangkutan itu ada positif Covid. Kalau hanya sakit biasa sebagaimana pihak yang memberikan keterangan, saya kira tidak perlu merujuk ke M Yunus dengan standar-standar penanganan covid,” terang Rohidin.

Ketiga, Masjid At Taqwa Dipolice Line dan Bank Bengkulu Tidak. Silahkan baca Kenapa Masjid At Taqwa Dipolice Line dan Bank Bengkulu Tidak? ini Rasionalisasinya

Keempat, penanganan Covid-19 mengacu pada regulasi dan kepentingan kemaslahatan masyarakat. Regulasi menjadi standar utama bagi Rohidin dalam menangani pandemi Corona, selain kemaslahatan masyarakat Bengkulu yang didasari dengan tanggung jawab.

Pemprov bersama Gugus Tugas terus fokus terhadap penanganan Covid-19 yang memang sudah masuk ke Bengkulu, tapi menjadi pekerjaan rumahnya adalah jangan sampai menyebar. Setiap orang yang dinyatakan positif harus ditangani secara maksimal, dan jangan sampai menular ke yang lain.

“Maka justru saya itu senang sekali kalau ada pihak yang menyatakan kami pernah berinteraksi, yang bersangkutan pernah berinteraksi, yang di wilayah kota segera lapor ke Gugus Covid Kota, agar diidentifikasi, kita lakukan pemeriksaan, rapid test secara menyeluruh, kalau perlu kita isolasi secara menyeluruh sehingga kita bisa memutus mata rantai ini,” tuturnya.

Kelima, tidak ada maksud untuk mendiskreditkan pihak tertentu. Ditegaskannya bahwa dalam upaya ‘memerangi’ Corona, dirinya tidak bermaksud untuk mendiskreditkan atau melemahkan titik-titik tertentu. Apa yang selama ini dilakukan murni untuk melakukan penanganan yang tepat sesuai dengan prosedur, dan itu bisa dipertanggungjawabkan.

“Tidak ada sekali lagi misalnya data-data yang kita manipulasi, apalagi menggiring opini agar orang punya penilaian negatif kepada pihak-pihak tertentu. Menghadapi kasus wabah seperti ini, tidak ada kata lain, kecuali kita harus fokus, dengan niat yang lurus, bekerja untuk menyelamatkan masyarakat provinsi Bengkulu. Jadi tidak ada sekali lagi (upaya mendiskreditkan). Kalau saya, saya pertaruhkan jiwa raga saya untuk bekerja buat daerah ini,” demikian Rohidin. (Red)

BACA LAINNYA


Leave a comment