Helmi Hasan, Walikota yang Menafkahi Janda, Tapi tak Ingin Menikahinya

TOP NEWS - Selasa, 8 September 2020

Konten ini di Produksi Oleh :

Muda dan energik, Walikota Bengkulu Helmi Hasan terus menggaungkan banyak program dalam memimpin Kota Bengkulu. Di masa periode kedua kepemimpinannya, banyak lompatan yang dilakukan bersama Wakil Walikota Dedy Wahyudi. Ia ingin, Kota Bengkulu menjadi religius dan bahagia. Interpretasi dari keinginan yang tertera pada visi dan misinya itu membuat Helmi mengeluarkan kebijakan kebijakan yang populer, beberapa di antaranya viral se-nusantara.

Sebut saja larangan bercerai bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pemerintah Kota (Pemkot) Bengkulu. Kebijakan ini viral se-Indonesia, bahkan televisi nasional memberitakan live perihal kebijakan tersebut.

“Pejabat Pemkot Bengkulu baik eselon II, III, IV, dan staf PNS serta Pegawai Tidak Tetap termasuk seluruh masyarakat Kota Bengkulu dilarang cerai, karena cerai membawa kebencian Allah SWT. Cerai itu menyusahkan anak-anak, keluarga dan bangsa serta negara,” kata Helmi Hasan ketika diwawancarai wartawan November 2019 lalu.

Ia punya alasan yang kuat bahwa religius dan bahagia itu pondasinya adalah dari keluarga. Karena itu, keluarga-keluarga di Kota Bengkulu harus bahagia. “Tidak boleh ada keluarga yang bercerai, kecuali saat bercerai mereka sama-sama tersenyum,” ujar pria kelahiran 1979 itu.

Kebijakan populer lainnya adalah Program 1001 Janda, melalui program ini, janda-janda di Kota Bengkulu mendapat sentuhan perhatian oleh pemerintah. Melalui Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Bengkulu, Walikota Bengkulu Helmi Hasan menafkahi para janda yang tak mampu secara ekonomi untuk membeli kebutuhan sehari hari.

“Saya hidup susah, suami telah meninggal 6 tahun lalu, anak saya 6. Dengan adanya bantuan belanja gratis ini kami sangat terbantu. Terima kasih Bapak Walikota,” kata Nur Aini (56) warga RT 5 Kelurahan Semarang saat mendapat program belanja gratis untuk janda di salah satu mall pada Maret 2020. Ini luar biasa, menafkahi janda. Bagi Helmi Hasan, menafkahi tak harus menikahi.

Tidak hanya itu, anak janda dan duda di Kota Bengkulu juga tak luput oleh perhatiannya. Melalui Gerakan Peduli Yatim (GPY), anak anak yatim di Kota Bengkulu diangkat sebagai anak asuh. Walikota mengeluarkan kebijakan semua pejabat eselon II, III, dan IV menafkahi anak-anak yatim dari keluarga tidak mampu di Kota Bengkulu. Eselon II menafkahi 5 orang anak yatim, eselon III menafkahi 2 orang anak yatim, dan eselon IV menafkahi 1 orang anak yatim. Setiap bulannya, pejabat eselon menyisihkan Rp 100 ribu untuk anak asuhnya dan bentuk perhatian lainnya.

Ternyata Program GPY ini membawa inpsirasi bagi daerah lain, Walikota Tanjung Balai HM Syahrial mengadopsi ide cemerlang Helmi Hasan itu melalui PENTATIM (Peduli Anak Yatim). Pemkot Tanjung Balai mendeklarasikan sebagai daerah Peduli Anak Yatim pada Januari 2020. Luar biasa.

Helmi Hasan Walikota segudang prestasi ini juga penggagas Mobil Dinas (Mobnas) bisa digunakan warga. Ketika daerah lain seperti Bandung Barat dan Kota Bekasi baru memulai, Pemkot Bengkulu justru telah lebih dulu menghadirkan program Mobil Dinas BD 1 A dan BD 2 A bisa digunakan untuk warga yang akan melangsungkan akad nikah atau resepsi. Program yang berjalan sejak akhir tahun 2018 bukan tanpa alasan mengapa diwujudkan. Bak mimpi menjadi kenyataan, Walikota Helmi Hasan ingin mobil dinas tidak hanya digunakan dirinya saja, tetapi bisa digunakan warga tidak mampu yang tidak memiliki fasilitas kendaraan ketika hendak menikah.

“Semua gratis. Mulai dari sopirnya, BBMnya. Kita antar mempelai yang hendak menikahi pasangannya,” ujar Helmi Hasan peraih Kepala Daerah Inovatif tahun 2020 ini.

Tidak hanya untuk menikah, mobnasnya itu juga kerap digunakan untuk mengantar warganya yang sakit ke rumah sakit. Waktunya selalu diwakafkan untuk berbuat kebaikan, memberi perhatian ke warganya yang kesusahan. Bahkan tak jarang Helmi Hasan menunda sedikit rapat bersama OPD demi hadir di tengah duka warganya.

Masih banyak program inspiratif yang lahir dari pemikiran Walikota yang kerap ngantor di masjid itu, seperti Menghafal 40 Hadits, 1000 jalan mulus, Layanan Adminduk three in one, Samisake, Masjid buka 24 jam, dan lain-lainnya. Kesemua itu ditujukan agar Kota Bengkulu menuju kota yang religius dan bahagia.

Semua program dan langkah keberhasilan tersebut sudah layak juga dirasakan di semua daerah di provinsi ini. Bak pepatah bijak mengatakan “Pelangi yang indah juga harus dirasakan oleh semua penduduk bumi”.

*Penulis adalah Alumnus Program Magister Ilmu Komunikasi Universitas Andalas, Padang, Tahun 2015. Menyelesaikan S2 melalui Beasiswa Kementerian Kominfo RI

BACA LAINNYA


Leave a comment