Hari Buruh, Mahasiswa Soroti Minimnya Kesejahteraan dan Jaminan Sosial Pekerja

NEWS - Selasa, 2 Mei 2017

Konten ini di Produksi Oleh :

Suasana Saat Diskusi Sedang Berlangsung di Segara Cafe, Pantai Jakat Kota Bengkulu, Senin, 1 Mei 2017

GARUDA DAILY – Bukan hanya pekerja, momentum Hari Buruh Internasional (Mayday) 1 Mei 2017 juga diperingati oleh kalangan aktivis mahasiswa di Bengkulu. Momen hari buruh ini digunakan sebagai sarana refleksi terhadap kesejahteraan dan jaminan sosial para pekerja di Provinsi Bengkulu.

“Sesuai dengan tema kita, ‘perjuangan kaum buruh dalam menuju kesejahteraan’, jadi kita membedah soal itu. Sebab sampai hari ini, indikator kesejahteraan kaum pekerja masih simpang siur. Berbicara kesejahteraan ini kita tidak bisa hanya terfokus pada indikator ekonomi, akan tetapi sisi rasa kemanusiaan dan keadilan juga harus dipertimbangkan. Baik itu bentuknya taraf kehidupan, kesehatan, pendidikan dan sebagainya,” ungkap koordinator pelaksana, Putra Arya Dinata.

Kegiatan yang menggunakan pola diskusi ini mengahdirkan para pembicara yang berkompeten di bidangnya. Salah satu pembicara dalam diskusi tersebut, Oky Alex S, mengatakan saat ini kaum buruh khususnya di Provinsi Bengkulu masih jauh dari kesejahteraan. “Kebutuhan dan hak-hak pokok buruh harus dipenuhi oleh kaum pemodal yang dimediasi oleh birokrasi selaku pemegang kebijakan. Bahkan saat ini, masih banyak terjadi berbagai bentuk penindasan (pelanggaran hak) terhadap kaum buruh kita khususnya di Bengkulu,” ungkapnya.

Beberapa indikator kesejahteraan pekerja yang menjadi sorotan dalam diskusi tersebut adalah mulai dari sisi ekonomi, humanisme, hingga hak perlindungan kepada kaum pekerja. “Pertama, bagaimana pemenuhan hak-hak pekerja dari kaitannya dengan pengupahan. Kita di Bengkulu ini sedikitnya ada 1,6 juta yang sampai hari ini sangat minim perhatian dari pemerintah,” lanjut Oky.

Selain itu, Oky juga mempertanyakan mengenai pemenuhan pendidikan dan peningkatan kualitas pekerja. “Selain itu, jaminan kesehatan dan jaminan hari tua juga harus diberikan kepada para pekerja. Sebab ini adalah hak mereka, haknya para pekerja,” sambungnya lagi.

Diskusi yang bertempat di Segara Cafe Pantai Jakat Kota Bengkulu ini diselenggarakan oleh penggiat literasi Rafflesia Membaca (RaMe). Puluhan peserta yang ikut tergabung dalam kegiatan tersebut terlihat antusias dalam mengikuti materi yang disampaikan para pembicara. Selain Oky, akademisi Universitas Bengkulu Agus Joko ikut serta dalam berbagi wawasan mengenai perburuhan tersebut. (YC)

BACA LAINNYA


Leave a comment