Dituduh Agusrin Terima Duit Soal Mutasi Camat dan Lurah, Rohidin: di provinsi enggak ada jabatan camat dan lurah

PILKADA 2020 - Selasa, 24 November 2020

Konten ini di Produksi Oleh :

Rohidin-Rosjonsyah dan Agusrin-Imron di Debat Terbuka Putaran Kedua Pilgub Bengkulu 2020

GARUDA DAILY – Calon Gubernur Bengkulu Nomor Urut 2 Rohidin Mersyah dituduh menerima sejumlah uang terkait mutasi camat dan lurah oleh Calon Gubernur Bengkulu Nomor Urut 3 Agusrin M Najamudin, pada Debat Terbuka Putaran Kedua, Senin, 23 November 2020. Momen ini juga turut menyeret nama Plt Wali Kota Bengkulu Dedy Wahyudi.

Kepada media ini, Rohidin tegas membantah hal itu dan kemudian menjelaskan kejadian yang sebenarnya. Diakui Rohidin, pada waktu itu dirinya sedang berada di kediaman Agusrin di Jakarta. Saat sedang asyik ngobrol, Dedy yang saat itu masih menyandang status sebagai Calon Wakil Wali Kota Bengkulu menghubungi Agusrin, dan mengatakan akan ke rumah Agusrin.

Sembari menunggu kedatangan Dedy, Agusrin bilang mau bantu Dedy, uang senilai Rp 25 juta. Awalnya Agusrin meminta Rohidin yang menyerahkan uang tersebut, tapi oleh Rohidin ditolak.

“Saya bilang enggak lah, kasihkan saja langsung, itukan duitnya Pak Agusrin,” kata Rohidin.

Namun Agusrin kembali meminta Rohidin dengan kapasitasnya sebagai gubernur yang memberikan uang itu. Tapi permintaan tersebut kembali ditolak Rohidin. Hingga akhirnya uang tersebut diletakkan di kursi. Setibanya Dedy, Rohidin sampaikan itu ada uang dari Agusrin, dan kemudian diambil oleh Dedy.

“Saya enggak pegang (uang itu), di kursi, diambilnya. Lalu saya lebih dulu pulang, Agusrin sama Dedy masih di rumah Agusrin, begitulah kejadiannya,” ungkap Rohidin.

Kembali ditegaskan Rohidin, uang tersebut murni uang Agusrin untuk membantu Dedy yang sedang bertarung di Pilwakot Bengkulu 2018. Dan tidak ada hubungannya sama sekali dengan mutasi jabatan seperti yang dituduhkan Agusrin.

“Kalau dibilang saya mengambil uang itu dan ada hubungannya dengan mutasi, tidak sama sekali, itu murni Agusrin membantu Dedy. Kalau dia katakan untuk mengurus mutasi camat lurah, mana ada, mana ada provinsi mutasi camat lurah, di provinsi enggak ada jabatan camat lurah,” pungkasnya.

Rohidin Tanya Agusrin

Sekadar mengingatkan, hal ini terkait dengan pertanyaan yang dilontarkan Rohidin ke Agusrin pada saat debat. Pertanyaan tentang fungsi gubernur sebagai pembina kepegawaian dan tugas gubernur membuat zona integritas yang bebas dari korupsi.

“Gubernur itu fungsinya sebagai pembina kepegawaian, tugas saya yang paling berat ketika saya menjadi gubernur Pak Agusrin adalah menandatangani pemberhentian pegawai ASN yang dinyatakan inkrah kasus korupsi, sehingga mereka harus diberhentikan dengan tidak hormat dan tidak mendapatkan uang pensiun. Sehingga saya mau bertanya dengan Pak Agusrin kira-kira bagaimana suasana kebatinan Pak Agusrin ketika melakukan itu,” kata Rohidin.

“Kemudian yang kedua, tugas gubernur adalah membuat zona integritas yang bebas dari korupsi, yang dari waktu ke waktu harus terus melakukan pengawasan dan memberikan pengarahan, serta menjadi contoh bagi pegawai untuk betul-betul menjadi leader dalam rangka pemberantasan korupsi di Bengkulu. Sekali lagi bagaimana suasana kebatinan dan suasana hati Pak Agusrin serta tanggung jawab moral untuk melakukan dua hal tadi,” tanya Rohidin.

Oleh Agusrin dijawab dengan klaim bahwa dirinya tidak pernah merugikan negara dan tidak pernah mencuri uang negara. Kendati dirinya merupakan mantan narapidana korupsi yang divonis hukuman empat tahun penjara.

“Bagi kita seorang pejabat itu yang penting kita tahu bahwa apapun keputusan yang kita ambil kita tidak merugikan negara, kita tidak mencuri uang negara. Bahwa seandainya keputusan kita salah secara administratif untuk menolong rakyat karena situasinya keputusan memang harus diambil, tidak masalah diambil, selama itu untuk kepentingan rakyat, yang jangan itu kita tidak mengambil keputusan,” kata Agusrin.

Agusrin pun mengaku tidak mengetahui letak kesalahannya meski telah terbukti mencuri uang rakyat dan merugikan negara hingga Rp 20 miliar.

“Saya merasa tidak ada yang keliru, keputusan yang saya ambil pada saat itu tidak ada yang salah, sampai hari ini saya tidak tahu salah saya apa, karena keputusan saya adalah mengatasi persoalan rakyat. Pada waktu itu harga sawit tinggal 300 perak, tidak mungkin saya biarkan, saya harus cari jalan agar harga sawit naik, dan Alhamdulillah semuanya bagus, semuanya berhasil,” ujar Agusrin.

Agusrin Tuduh Rohidin Terima Uang Mutasi

Tak cukup sampai di situ, Agusrin melanjutkan dengan mengingatkan Rohidin untuk instropeksi diri dan mengatakan Rohidin pernah menerima uang terkait mutasi camat dan lurah. Agusrin juga menyeret nama Dedy.

“Saya sedikit mengingatkan pak gubernur, kita itu harus bicara dari kita sendiri jangan dulu ke orang lain. Sebenarnya tidak baik untuk diungkap, pada saat pemilihan pak wali kota kemarin dulu saya pertemukan pak gubernur sama Dedy Wahyudi ketika pak gubernur mau melakukan mutasi camat, kepala kelurahan di Bengkulu. Saya pertemukan pak gubernur di rumah saya dengan Dedy Wahyudi, pak gubernur menerima uang kok pada waktu itu, bagaimana sih bicara kayak begini, enggak bagus lah membuka aib yang tidak perlu seperti itu,” kata Agusrin.

Rohidin Bersumpah

Pernyataan Agusrin tersebut langsung dibantah oleh Rohidin yang sama sekali tidak menerima uang, bahkan satu rupiah pun.

“Yang benar adalah Dedy Wahyudi dikasih uang melalui saya dan saya kasihkan ke Dedy Wahyudi, dan Agusrin sendiri tahu, itu pertama, waktu itu untuk mendukung Dedy Wahyudi dalam pencalonan, saya ada di situ, uangnya ada 25 juta, dikasihkan Agusrin, saya ada di tempat itu, saya tidak menerima uang sepeserpun dari beliau,” katanya.

Rohidin lalu membeberkan bahwa kasus korupsi Agusrin sangat terang benderang, tidak seperti yang dibantahkan oleh Agusrin.

“Yang kedua kasus korupsi Agusrin sangat terang benderang, di mana lebih dari 23 miliar uang Bengkulu ditilep melalui rekening pribadi dari sumber pendapatan asli daerah. Ini sesuatu yang sangat naif, sangat jelas sekali korupsinya, dan nilainya sangat besar,” sampainya.

Rohidin pun mengungkapkan sejumlah proyek mangkrak yang nilainya sangat fantastis hingga Rp 580 miliar. Seperti pabrik jarak, pabrik semen, dan terowongan View Tower.

“Di samping itu di zaman Agusrin, jangan lagi selalu menyatakan pembelaan, bahwa 580 miliar proyek mangkrak pada waktu itu karena perencanaan yang sangat salah dan tidak layak,” ungkapnya.

Kendati demikian, Rohidin tak ragu untuk mengakui keberhasilan Agusrin membangun kawasan wisata Pantai Panjang Kota Bengkulu. Di era kepemimpinannya, Rohidin terus melakukan berbagai upaya guna meneruskan pembangunan Pantai Panjang yang telah dilakukan Agusrin.

“Bukan saya sebagai gubernur tidak melanjutkan, kalau program yang bagus seperti Pantai Panjang saya akui yang membuka jalan Pantai Panjang adalah Pak Agusrin, tapi kita lanjutkan karena program itu penuh manfaat dan betul-betul layak kita teruskan, maka zonasi Pantai Panjang bisa dilihat perkembangannya sekarang,” Rohidin memberikan apresiasi.

“Tapi di sisi lain, contoh pabrik jarak, apa yang mau kita lanjutkan kalau batangnya saja tidak ada, pabriknya betul-betul fiktif. Kemudian yang kedua pabrik alsintan di kawasan Betungan, pabrik semen di Seluma, kemudian mangkraknya jembatan di Muara Dua, pembuatan saluran di bawah View Tower yang informasinya untuk mencari harta karun, dan sebagainya. Saya kira itu menguras uang Bengkulu pada waktu itu,” tegas Rohidin.

Proyek mangkrak yang dimainkan lewat skenario multiyears saat itu, sebut Rohidin, membuat Bengkulu menjadi provinsi yang terpuruk.

“Yang mengakibatkan Bengkulu betul-betul terpuruk dari sisi keuangan, terburuk dari sisi marwah dan nama baik, betul-betul porak-poranda kondisi Bengkulu pada waktu itu,” tukasnya.

Terkait dengan apa yang dituduhkan Agusrin, Rohidin bersumpah demi keselamatan dirinya bahwa yang dituduhkan Agusrin tidak lah benar.

“Kalau Pak Agusrin sampai mengatakan saya mengambil uang 25 juta, saya sumpahkan demi jiwa seumur hidup saya kalau bukan Agusrin mengatakan pada saya kasihkan uang 25 juta ini kepada Dedy wahyudi untuk membantu dalam proses pemilihan pilkada, saya betul-betul saya sumpahkan keselamatan dia dan keselamatan saya kalau bukan seperti itu kejadiannya,” tegas Rohidin.

Penulis: Doni S

BACA LAINNYA


Leave a comment