Dear RSUD Tais, Rujuk Terkendala Sisrute atau Kalian yang Enggak Gaul?

NEWS - Selasa, 2 Februari 2021

Konten ini di Produksi Oleh :

GARUDA DAILY – Ketua DPRD Seluma Nofi Eriyan Andesca bersama dewan lainnya bergegas menggelar inspeksi mendadak (sidak) ke RSUD Tais, Selasa, 2 Februari 2021. Usai mendapatkan laporan dari warga bahwa ada bayi 14 bulan yang mengidap meningitis dan sudah enam hari tetap menjadi pasien di sana, tanpa dirujuk. Padahal kondisinya sudah mengkhawatirkan dan sangat membutuhkan perawatan khusus, yang tidak didapat di RSUD Tais.

Sistem Rujukan Rumah Sakit Terintegrasi (Sisrute) kembali menjadi ‘jurus sakti’ pihak rumah sakit yang tak kunjung merujuk bayi tersebut. Sebab jika mengacu pada sistem ini, pihak rumah sakit yang dituju harus memberikan persetujuan terlebih dahulu, baru bisa dilaksanakan.

Baca juga Anak Meli Meninggal Dunia, Sisrute dan Pelayanan RSUD Tais Harus Dievaluasi

Sekadar mengingatkan, kasus pasien terlantar karena sistem ini kerap terjadi, bahkan pada November 2019 ada kasus meninggal dunia.

Waktu itu, Nofi sudah meminta agar Pemkab Seluma melalukan evaluasi terhadap aplikasi yang digunakan RSUD Tais juga pelayanan yang diberikan tim medis terhadap pasien yang juga dinilai lamban dan tidak sigap.

“Saya minta pihak pemkab evaluasi kelayakan sistem ini. Karena saya anggap ini tidak maksimal, karena sudah ada empat warga kita yang terlantar saat dirujuk menggunakan aplikasi ini. Selain itu pelayanan RSUD juga harus dievaluasi karena juga terkesan cuek saat melayani pasien,” kata Nofi saat itu.

Operator Sisrute Wajib Punya Kontak RS Lain

Saat sidak, Nofi justru melihat Sisrute memang perlu dievaluasi, namun tak selamanya menjadi kendala utama atau satu-satunya hambatan, jika pihak RSUD Tais memiliki nomor kontak dan membangun komunikasi aktif dengan rumah sakit rujukan di Kota Bengkulu ataupun pihak-pihak lainnya.

“Saya heran mengapa rujukan tidak bisa cepat. Mestinya petugas operator Sisrute wajib menyimpan nomor kontak rumah sakit rujukan di Kota Bengkulu, sehingga bisa dilakukan koordinasi. Kalau beginikan kasihan pasien yang menjadi korban, seharusnya cepat ditangani, ini malahan terpendam sampai enam hari,” kata Nofi.

Pimpinan DPRD Seluma pun membuktikan langsung bahwa Sisrute tak sepenuhnya menjadi kendala. Setelah menghubungi langsung pihak RS Bhayangkara, akhirnya bayi tersebut bisa dirujuk.

“Alhamdulillah sudah bisa dirujuk dan sudah disediakan ruangan di Bhayangkara. Ini catatan penting, ke depan jangan terulang lagi. Kalau memang urgen segera koordinasi ke rumah sakit di kota via telepon, jangn hanya menunggu sisrute,” tegas Nofi.

Selain persoalan sisrute, Nofi juga menyoroti fasilitas yang ada di RSUD Tais, seperti AC yang tak berfungsi.

“Ini AC-nya tidak berfungsi sepertinya, panas sekali, kasihan pasien dan keluarga yang di sini menunggu, inikan bayi badannya panas seharusnya ruangan yang ber-AC,” tukasnya.

Sementara itu, Direktur RSUD Tais Wiwin Herwini mengakui rumah sakit yang dipimpinnya itu tidak memiliki fasilitas yang memadai untuk menangani pasien seperti bayi tersebut. Sehingga harus dirujuk, tapi terkendala aplikasi Sisrute.

“Dokter anak kami punya, tetapi karena pasien ini membutuhkan perawatan di ruang PICU (Pediatric Intensive Care Unit) sehingga harus dirujuk,” katanya. (Adv)

Penulis: Yedi Kustanto

BACA LAINNYA


Leave a comment