Teuku: Walikota bukan sidak, tapi menjawab keluhan masyarakat

RSUD M. Yunus Bengkulu

GARUDA DAILY – Manajemen RSUD M. Yunus Bengkulu menyayangkan sikap Walikota Helmi Hasan yang mendadak datang membawa wartawan, lalu menuduh menolak pasien miskin dan meminta RSMY ditutup. Menurut Manajemen RSMY, apa yang dituduhkan walikota tidak lah benar.

Menanggapi hal ini, Wakil Ketua II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bengkulu, yang juga Pengurus Dewan Pimpinan Wilayah Partai Amanat Nasional Provinsi Bengkulu Teuku Zulkarnain menegaskan bahwa, apa yang dilakukan walikota bukan sidak, tapi menjawab keluhan masyarakat yang sakit, mau berobat, namun terhalang permasalahan klasik, yakni biaya.

Baca juga: Menanggapi kedatangan Walikota ke RSMY, Ini Saran Plt Gubernur

“Asal mulanya adalah dari keluhan masyarakat yang sampai langsung ke HP pak wali. Mengenai salah satu pasien JSPS Agus Mardianto, warga Kelurahan Kandang Mas, yang telah dirujuk oleh RSUD Kota ke M. Yunus untuk dilakukan operasi ambeien. Meski sudah membayar tunggakan Rp3.846.400,00 dari hasil sumbangan warga, ternyata Agus masih terkendala dengan denda pelayanan sebesar Rp.1.153.920,00,” Teuku meluruskan.

Lantaran tidak memiliki beban denda yang diminta, si pasien urung dioperasi dan pulang ke rumah. Sementara pasien sudah lama menderita penyakit tersebut. Kata Teuku, walikota sudah mencoba menghubungi pihak RSMY dan Pelaksana tugas Gubernur Bengkulu, tapi tidak ada jawaban.

“Sehingga walikota langsung berinisiatif membawa pasien ke M. Yunus lagi. Rakyat sakit sudah jadi kewajiban bagi rumah sakit untuk melayani dengan baik. Jangan karena alasan biaya kemudian orang sakit ini harus terkorbankan. Kejadian seperti ini sudah sering sekali terjadi. Bahkan orang tua angkat saya sendiri mengalami tadi malam, terlambat caesar sehingga bayinya meninggal,” papar Teuku.

Baca juga: Datang Bawa Wartawan Dengan Asumsi Menuduh, Manajemen RSMY Sayangkan Sikap Helmi Hasan

Kalau kemudian, lanjutnya, tidak ada pemimpin yang menegur pihak rumah sakit atas pelayanannya, lantas siapa lagi atau kita biarkan saja pelayanan buruk ini terjadi hingga makin banyak warga yang jadi korban?

“Jangan segala sesuatu yang berkaitan dengan persoalan kemanusiaan dikaitkan dengan persoalan politik. Jadi takut kita nanti ada orang sakit mau mati, ga berani kita bawa ke rumah sakit karena nanti diserang, diomong pencitraan. Sedangkan yang ngomong juga tidak berbuat apa-apa,” ujar Teuku. [9u3]

Comments (0)
Add Comment