Hantu Corona di Negeri Marlborough

by Cik Ben*

Mendung di Selasa 20, Juli 2021 kian membuat perasaan tak karuan. Gema takbir Idul Adha 1442 Hijriah kini sayup terdegar. Tak seperti tahun sebelumnya. Para penjaga hewan kurban tampak duduk di pojok nyari aman.

Terasa benar kecemasan akan Hantu Vampir Corona yang disingkat Covid-19 atau Corona Virus Disease of 2019. Yang lebih mengerikan dari hantu sebenarnya. Bukan bulu kuduk lagi yang berdiri, tapi jantung masyarakat Bengkulu Kota Marlborough ini selalu berdegup kian tak beraturan. Nalar seakan terpasrahkan.

Kota bagian barat Pulau Sumatera ini, awalnya virus dari Wuhan tak begitu dihiraukan warga. Namun menyebar cepat, virus Corona menjadi pandemi. Banyak dampak dari korban yang tersiar di berbagai media, membuat jantung mulai berdegup tak beraturan, seperti seseorang lagi nafsuan.

Silaturahim antar warga mulai terganggu hingga akhirnya fitnah mulai merebak. Bagaikan kota diserang hantu vampir asli seperti yang ada di film-film kungfu Cina. Sosok hantu yang memakai pakaian kerajaan, yang gerakannya melompat-lompat, dengan tangan membujur ke depan, seolah-olah ingin mencekik urat leher atau mau mencongkel buah kuldi kita. Ia tak akan berhenti menyerang, sebelum jimat kertas tertempel di keningnya.

Ngedumel, sumpah serapah, carut-marut pun acap kali keluar dari ungkapan warga. Hantu Vampir Corona ini kian tak terkendali menyerang warga. Tak hanya fisik warga diserang, psikis, dan keyakinan pun ikut digoyang.

Mempelintir syair sebuah lagu, “Hantu Corona enggak mau pulang, maunya digoyang. Ah………..kayak di Plobai aja”.

Babat bingkas, tanpa tedeng aling-aling. Telentang telungkup, nunggang nungging hantu Corona itu melanda warga Bengkulu Kota Marlborough. Analoginya, vampir itu kini tak takluk lagi dengan jimat kertas yang tertempel di keningnya, karena sang dukunnya pun ikut diserang hingga mati.

Entah apa dan kenapa, vaksin antisipasi sudah disuntikkan, bahkan sudah dua kali. Hanya saja suntikan tidak di alamatkan di pantat seperti zaman dahulu kala, tapi disuntikkan di lengan tangan. Eh……..masih saja Hantu Vampir Corona itu memburu.

Bahkan kini sudah mampu merubah dirinya dengan nama baru di akhir namanya. Delta sebutan terakhirnya. Mirip nama yang dipakai pencinta ngebrik. Dilalanya, varian baru itu baru sampai delta. Tapi sudahlah, warga tentu tetap berharap Lima Carli Lima Bravo untuk Vampir Corona itu ‘cabut’ dari Negeri Bengkulu Kota Marlborough ini.

Diam mati, melawan mati. Tak ada alternatif selain lari bersembunyi di dalam rumah, sembari mengunci mati pintu dan jendela rumah. Tentunya ini hanya bagian dari upaya, meskipun nantinya akan mati juga karena kelaparan. Kelaparan dengan upaya lapar minum haus pun minum.

Warga yang frustasi akan bertanya-tanya, “Kapanlah wabah ini akan sirna?”

Pertanyaan yang kian membingungkan, sementara ia tahu kalau ahli pengobatannya saja tidak tahu kapan dan bahkan alami kematian. Apalagi apalagi, pastilah pastilah.

Lantas bagaimana? Ya bagaimana nantinya aja.

*Penulis tinggal di Bengkulu Kota

Comments (0)
Add Comment