Berjuang Demi Bangku Sekolah, Siswa SMP ini rela jadi Tukang Galon Keliling

NEWS - Selasa, 2 Mei 2017

Konten ini di Produksi Oleh :

Siswa Kelas 7 SMPN 16 Kota Bengkulu Rendi Agusti Pratama

GARUDA DAILY – Sebagaimana ungkapan pepatah “Dimana ada niat pasti di situ ada jalan”, seperti itulah yang dialami siswa kelas 7 Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 16 Kota Bengkulu Rendi Agusti Pratama. Dengan tekad yang kuat untuk tetap menimba ilmu di bangku pendidikan, ia rela kerja upahan sebagai tukang air galon keliling di Kelurahan Babatan Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma.

Hal ini disampaikan dengan polos oleh Rendi saat ditemui Pewarta GARUDADAILY.com di rumahnya yang masih berdinding papan, Selasa 2 Mei 2017. Menurut pengakuan putra sulung dari 3 bersaudara ini, ia melakoni pekerjaan sebagai tukang galon keliling sejak 2 bulan yang lalu selepas menjalani rutinitasnya sebagai peserta didik.

“Begitu jam pelajaran berakhir, saya bergegas pulang ke rumah, ganti baju, makan dan langsung ke depot air minum untuk ngampas air galon keliling di Babatan dan sekitarnya,” kata Rendi.

Rendi yang mendapatkan upah sebesar Rp 2 ribu per galon ini mengungkapkan, pendapatan yang ia hasilkan setiap harinya tidak menentu, dan angka Rp 20 ribu menjadi pendapatan terbesar Rendi selama menekuni pekerjaan ini.

Hebatnya, berapapun pendapatan yang ia hasilkan dari ngampas air galon, selalu ia serahkan kepada ibunya untuk kebutuhan dapur. Sisanya kemudian ditabung, disisihkan untuk biaya pendidikan.

Di sisi lain, Ibu Rendi, Tutik mengatakan, Rendi memang sejak masih sekolah dasar suka membantu orang tuanya bekerja serabutan.

“Terlebih setelah ayah kandungnya meninggal,” tutur Tutik.

Kendati demikian, Tutik sama sekali tidak menyuruh ataupun meminta Rendi untuk bekerja.

“Ini semua atas kemauan dia sendiri,” ucapnya.

Terlahir dari keluarga dengan keadaan serba kekurangan ternyata tidak lantas membuat surut semangat Rendi untuk tetap terus sekolah. Anak seusia Rendi yang pada umumnya seusai sekolah menghabiskan waktu bermain bersama teman-teman sebayanya, justru harus keliling menjemput dan mengantar air galon yang menyita waktunya hingga petang tiba. Demi membantu orang tua dan keberlanjutan pendidikannya.

Kisah Rendi merupakan salah satu potret dunia pendidikan kita, yang tetap semangat untuk berjuang menggapai cita-cita dan mewujudkan mimpinya meski dalam keterbatasan. Sayangnya, meski memiliki Kartu Indonesia Pintar (KIP), Rendi hingga saat ini belum pernah mendapatkan bantuan tersebut. [AW]

BACA LAINNYA


Leave a comment