Balon Potong Kompas, Melyan Sori: Ciderai Demokrasi

PILWAKOT BENGKULU 2018 - Jumat, 21 Juli 2017

Konten ini di Produksi Oleh :

GARUDA DAILY – Lantaran tidak ada satu partai politik pun yang punya kursi cukup untuk mengusung sendiri calon Walikota Bengkulu, maka mau tidak mau setiap calon harus berjuang mendapatkan kursi tambahan. Setidaknya memiliki 7 kursi DPRD Kota Bengkulu untuk maju sebagai calon Walikota dan Wakil Walikota Bengkulu 2018.

Saat ini, hampir seluruh partai sudah membuka pendaftaran bakal calon, hanya beberapa partai saja yang belum atau bahkan tidak membuka pendaftaran.

Kondisi ini kemudian ditanggapi serius Koordinator Kawan Dani, Melyan Sori yang berharap proses menuju Pemilihan Walikota dan Walikota Bengkulu 2018 berjalan baik dan sesuai dengan tahapan serta ketentuan.

Begitu juga tentang ‘Rebutan’ perahu atau kendaraan politik. Melyan tegas menolak jika ada calon yang langsung main potong kompas, langsung melobi pimpinan pusat masing-masing partai. Tanpa memulainya dari bawah.

Melyan Sori

“Kita tegas menolak apabila ada calon main potong kompas. Calon tersebut tidak menghargai proses demokrasi dan menciderai demokrasi,’ tegas Melyan.

Meskipun si calon memiliki jaringan yang luas di pusat, namun baginya proses berdemokrasi akan menjadi lebih baik jika memulainya dengan mengikuti tahapan dan proses dari daerah.

“Dengan main lobi-lobi langsung ke atas berarti calon tersebut tidak menghargai teman-teman partai yang ada di daerah. Dan pasti ada apanya, kok bisa tahu-tahu diusung tanpa mendaftar ke dewan pimpinan daerah masing-masing partai,” ujar Melyan.

Perlu diketahui, Nasdem dan Gerindra selaku partai pemenang di Kota Bengkulu hanya memiliki 5 kursi, disusul PAN dan PKS masing-masing 4 kursi. Partai Hanura, Golkar, PPP, Demokrat 3 kursi, PKB 2 kursi. PDIP, PKPI dan PBB 1 kursi. [9u3]

BACA LAINNYA


Leave a comment