Bantah Mobnasnya Angkut APK, Okti: ada 6 kursi di Dapil III itu

PEMILU 2019 - Rabu, 16 Januari 2019

Konten ini di Produksi Oleh :

Penampakan mobnas yang digunakan untuk angkut APK caleg (Foto Bengkulu Interaktif)

GARUDA DAILY – Wakil Ketua II DPRD Seluma Okti Fitriani membantah jika kendaraan dinasnya digunakan untuk mengangkut alat peraga kampanye (APK). Okti balik menuding, tudingan mobil dinas (mobnas) angkut APK diarahkan kepadanya, disebabkan tahun ini merupakan tahun politik.

“Mana APK-nya? Itukan mobil berjalan? Tahun politik banyak fitnah,” kata Okti menjawab pertanyaan Garuda Daily melalui pesan singkat via whatSapp, Rabu 16 Januari 2019.

Lanjut Okti, dia tidak mengetahui perihal mobnas tersebut.

“Enggak tahu aku, mobnas aku di Bengkulu,” tukasnya.

“Kamu lihat ada ga APK-nya itu saja,” sambung Okti.

Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Seluma ini pun tegas membantah tudingan mobnasnya disinyalir angkut APK.

“Kita bantah lah, itu foto dapat dimana? APK-nya mana? Yang pakai Hilux ini banyak,” tegasnya.

Okti justru menilai hal ini merupakan serangan politik yang ditujukan kepada dirinya.

“Ini serangan politik saja. Ada yang merasa khawatir dan merasa tersaingi. 6 kursi di Dapil III itu, jadi ga perlu khawatir, carilah masing-masing,” pungkasnya.

Baca Mobnas Dewan Seluma Dipakai Untuk Angkut APK Caleg

Diberitakan sebelumnya, Toyota Hilux dengan Nopol BD 91** P disinyalir merupakan kendaraan dinas milik Pemkab Seluma dan diduga digunakan untuk mengangkut alat peraga kampanye (APK) caleg. Diketahui mobil tersebut mondar-mandir di wilayah Kecamatan Semidang Alas dan Semidang Alas Maras.

“Itu mobil dinas namun platnya diganti biar tidak diketahui masyarakat, kami sudah dapat informasi kalau mobil itu milik pemda yang ditempatkan di Sekretariat DPRD Seluma, mobil digunakan salah seorang angota dewan,” kata Koordinator Konsorsium Nasional LSM Bengkulu Syaiful Anwar, Minggu 14 Januari 2019.

Menurut Syaiful, aktivitas mobil tersebut juga sudah lama diketahui warga, namun warga tidak menaruh curiga lantaran mobil menggunakan plat hitam. Dia menilai ada potensi pelanggaran pemilu yang dilakukan, karena menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan pribadi.

“Kita masih pertimbangkan langkah apa yang akan dilakukan, saya melihat ada potensi pelanggaran pemilu karena itu fasilitas negara,” ujar Syaiful.

Firman, warga Alas Maras, juga mengaku pernah melihat mobil tersebut membawa perlengkapan kampanye, seperti bendera dan baliho, yang oleh Firman kemudian didokumentasikan.

“Kami mengikuti mobil itu dari Desa Pajar Bulan sampai ke Tais usai memasang baliho di Talang Durian dan Ulu Alas,” ungkapnya. (Red)

BACA LAINNYA


Leave a comment