Menuju BD 1 A

LITERASI - Selasa, 11 Juli 2017

Konten ini di Produksi Oleh :

Oleh Elfahmi Lubis*

Suhu politik menjelang Pikwakot mulai memanas. Berbagai atraksi dan sosialisasi politik mulai dilakukan para calon kandidat, mulai dari perang baliho, pertemuan terbatas dengan masyarakat, pamer keberhasilan program, sampai poling kecil-kecilan untuk menjajaki elektabilitas masing-masing.

Sejauh ini, dari beberapa calon kandidat yang namanya mulai disebut-sebut di media pemberitaan, belum terlihat ada calon dengan kans besar yang mampu mengalahkan petahana saat ini. Helmi Hasan masih dianggap memiliki elektabilitas tinggi diantara calon yang lain. Sebagai petahana, Walikota Helmi Hasan akhir-akhir ini mampu menghipnotis masyarakat melalui program jalannya. Nyaris hampir seluruh jalan gang dalam kota disulap mulus. Disamping itu, sosok Helmi Hasan yang dikesankan religius mampu menarik simpati masyarakat.

Namun begitu, bak pepatah “tak ada gading yang tak retak”. Batu sandungan buat Helmi Hasan tetap ada. Seperti halnya program Samisake yang digulirnya ketika kampanye dulu sampai saat ini belum terealisasi secara maksimal. Kelemahan ini bisa dimanfaatkan oleh lawan politiknya untuk menurunkan elaktabilitas patahana.

Sementara itu, sosok Dani Hamdani dan Effendi MS layak diperhitungkan sebagai lawan tangguh patahana dalam kontestasi Pilwakot Bengkulu tahun depan.

Sosok Dani Hamdani bukanlah pendatang baru dalam percaturan poltik Pilwakot. Sebelumnya, beliau juga pernah mencalonkan diri sebagai Walikota. Namun saat itu belum berhasil. Sosok Dani Hamdani memiliki track record yang cukup baik. Beliau, melalui Yayasan Alfidanya mampu mengembangkan sekolah berbasis Islam Terpadu dengan baik. Bahkan saat ini digadang termasuk dalam sekolah favorit dengan kualitas kompetitif.

Sebagai seorang birokrat, beliau memiliki kemampuan manajerial dan tahu seluk beluk birokrasi sehingga menjadi modal awal memimpin Kota Bengkulu. Di sisi lain, sebagai orang yang menyandang gelar Doktor, Dani Hamdani dianggap memiliki kompetensi dan kemampuan akademis.

Demikian pula dengan sosok Effendi MS, juga bukan pendatang baru dalam perhelatan Pilkada, dimana sebelumnya juga beliau pernah terjun sebagai calon Wakil Bupati Bengkulu Utara, namun gagal terpilih. Sosok Ketua Yayasan STIKes Tri Mandiri Sakti ini dikenal sebagai akademisi dan tokoh masyarakat. Jabatan sebagai Ketua BMA Kota Bengkulu mampu menyokong elektabilitas beliau.

Selain itu, sosok Effendi MS memiliki track record dan rekam jejak yang baik. Sebagai putra asli Kota Bengkulu, merupakan salah satu modal dasar bagi beliau untuk mampu bersaing dalam kontestasi Pikwakot tahun depan. Demikian halnya dengan sosok Erna Sari Dewi dan Tamtam Ail. Keduanya tidak pula bisa dipandang sebelah mata. Mereka bisa menjadi kuda hitam dalam pertarungan Pilwakot kedepan. Apalagi masih ada cukup waktu bagi mereka untuk terus mencuri perhatian masyarakat.

Intinya, dibalik perhelatan politik Pilkada, harapan masyarakat adalah siapa pun yang menempati kursi BD 1 A, yang terpenting adalah mampu memberikan kesejahteraan dan perbaikan taraf hidup bagi masyarakat Kota Bengkulu. **

*Penulis adalah Kandidat Doktor Ilmu Politik Unib/Ketua Prodi PKn UMB

BACA LAINNYA


Show Comments (1)