Wow, Mahasiswa Ini Sulap Sampah Jadi Tugu Tabot

NEWS - Sabtu, 20 Mei 2017

Konten ini di Produksi Oleh :

Replika Tabot dari Bahan Sampah yang Unik dan Penuh Nilai Seni

GARUDA DAILY – Bengkulu merupakan salah satu daerah yang kaya budaya dan pariwisatanya. Salah satu ikon yang cukup terkenal dari daerah Bengkulu adalah perayaan tabot. Tabot merupakan suatu ornament berbentuk seperti candi yang menjadi etnik khas dari kota Bengkulu. Bangunan asli dari tabot sendiri tingginya sekitar lima meter dengan lebar sekitar satu meter. Namun uniknya, 5 orang mahasiswa dari Universitas Bengkulu membuat bangunan tersebut dari bahan dasar sampah.

“Sebagian besar bahannya dari limbah, seperti kaleng bekas, pipa paralon, kardus, limbah kain batik, serta selang bekas yang mudah kita jumpai di tempat sampah,” ujar Warsito, manajer pemasaran dan ‘arsitektur’ tabot mini tersebut.

Dari tabot mini yang mereka sebut dengan Reptil (Replika Tabot dari Limbah) tersebut bahkan memadukan tiga unsur kebudayaan Bengkulu. “Terdapat tiga unsur kebudayaan, diantaranya Bunga Rafflesia yang dibuat diatasnya sebagai ikon kota Bengkulu, Batik Besurek yang merupakan batik khas Bengkulu, digunakan untuk membalut replika tabot, serta tabot sendiri sebagai tradisi tahunan kota Bengkulu,” terang Warsito.

Replika tabot ini sangat potensial menjadi peluang bisnis di Bengkulu. Dari inovasi yang unik ini sangat cocok untuk cenderamata atau souvenir bagi wisatawan yang berkunjung maupun souvenir untuk pembicara seminar-seminar atau pemateri suatu pelatihan.

“Untuk di Bengkulu sendiri pembuatan cenderamata khas Bengkulu masih sedikit. Ditambah penjualannya itu biasanya dijual pada saat-saat tertentu. Misalkan di acara wisuda atau acara-acara yang ada keramaian saja. Padahal hampir setiap harinya cenderamata atau souvenir seperti itu dibutuhkan. Selain wisatawan dari luar kota, mahasiswa atau civitas akademika di suatu universitas biasa sering membutuhkan sebagai kenang-kenangan untuk pemateri atau pembicara di acara seminar atau pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh mereka,” tambahnya.

Tak perlu khawatir bagi anda yang berminat dengan inovasi seni yang unik ini. Replika tabot ini dipasarkan dengan harga yang sangat terjangkau, dari harga Rp. 35 ribu hingga Rp. 250 ribu saja. “Ada 6 jenis ukuran dan variasi yang kita tawarkan. Mulai dari ukuran kecil (junior), sedang hingga jumbo. Kemudian variasinya ada yang dibingkai dengan kaca dan tidak di bingkai,” lanjutnya.

“Harapan kami bisnis Replika Tabot ini dapat bekerjasama dengan pihak toko-toko yang menjual pernak-pernik khas Bengkulu, pihak organisasi-organisasi mahasiswa, pihak birokrasi kampus yang akan melaksanakan kegiatan. Disamping itu juga kami akan membuka stand penjualan di dekat kampus di Universitas Bengkulu bagian belakang yang lokasinya cukup strategis. Selain itu, melalui inovasi ini tentu harapan utama kami adalah ingin terus memperkenalkan budaya Bengkulu ke tingkat nasional bahkan internasional,” kata Warsito.

Kelima mahasiswa yang menciptakan karya seni unik ini adalah Okta Fernando, Astri Wijayanti dan Tafsili. ketiganya merupakan mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa  dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu. Kemudian Warsito dan Adinda Merizka Ayu, mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. (YC)

BACA LAINNYA


Leave a comment