Camat di Bengkulu Utara ‘Menjerit’

NEWS - Rabu, 14 Agustus 2019

Konten ini di Produksi Oleh :

Hearing Komisi I DPRD Bengkulu Utara dengan beberapa camat

GARUDA DAILY – Beberapa camat di Kabupaten Bengkulu Utara ‘menjerit’. Mereka mengeluhkan kebijakan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Bengkulu Utara yang terkesan tidak adil. Distribusi anggaran sangat timpang.

Pada APBD Perubahan Tahun 2019, empat kecamatan hanya memperoleh tambahan anggaran di bawah Rp25 juta. Yakni Kecamatan Air Padang, Air Napal, Hulu Palik dan Air Besi. Sementara kecamatan lain, seperti Argamakmur mendapatkan tambahan anggaran sebesar Rp125 juta, Arma Jaya Rp85 juta dan Padang Jaya Rp35 juta.

“Di APBD murni kami mendapatkan belanja langsung senilai 411 juta, setelah pembahasan APBD-P kami memperoleh 421 juta, naik 20 juta, itupun 9 jutanya untuk pengadaan papan reklame,” ungkap Camat Air Padang Ali Amran, saat hearing bersama Komisi I DPRD Bengkulu Utara, Selasa, 13 Agustus 2019.

Sebelumnya para camat sudah pernah mengusulkan tambahan anggaran sesuai dengan kebutuhan, namun tetap saja Rp20 juta yang disetujui.

“Kami sudah pernah mengusulkan tambahan anggaran di APBD-P sebesar Rp50 juta, namun ya tetap saja 20 juta yang disetujui,” kata Ali.

Baca juga Coba Perkosa Istri Orang, Pelajar di Bengkulu Utara Diciduk Polisi

Pimpinan hearing, Ketua Komisi I Fitra Martin, menyayangkan pembagian anggaran kecamatan yang tidak adil tersebut.

“Ini masalah, ada apa? kok tambahan anggaran setiap kecamatan kontras sekali jaraknya. Seharusnya pemda bijak dan adil dalam membagi anggaran, jangan sampai terjadi kecemburuan sosial antara kecamatan, karena kita ini dalam satu frame untuk kemajuan Kabupaten Bengkulu Utara,” ujar Fitra.

Lebih lanjut Fitra meminta pihak Pemkab Bengkulu Utara untuk mengevaluasi terkait penganggaran di tingkat kecamatan ini.

Sementara itu, Tim TAPD yang diwakili oleh Agus Sudrajat berdalih hal ini dikarenakan faktor keterbatasan anggaran.

“Perbedaan besaran tambahan anggaran kecamatan terjadi bukan karena faktor kesengajaan, memang karena faktor keterbatasan anggaran,” ujarnya. [Dwa212]

BACA LAINNYA


Leave a comment