Posted on 14/11/2017

GARUDA DAILY – Potensi ekonomi kreatif yang ada di Provinsi Bengkulu harus dikembangkan. Oleh sebab itu Pemerintah Provinsi Bengkulu melakukan penandatanganan MoU (Memorandum of Understanding) atau nota kesepahaman bersama Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) mengenai pengembangan potensi ekonomi kreatif tersebut.

Penandatanganan nota kesepahaman dilakukan oleh Plt Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah dan Kepala BEKRAF Triawan Munaf, yang disaksikan juga oleh Ketua Komisi X DPR RI Djoko Udjianto beserta Anggota Komisi X DPR RI di gedung daerah Balai Raya Semarak Bengkulu, Selasa 14 November 2017.

Dalam sambutannya Rohidin mengatakan, Bengkulu memiliki 3 bidang potensi yang bisa dikembangkan di tingkat nasional, yakni dalam bidang fashion ‘Kain Besurek’ yang memiliki motif khas Bunga Rafflesia bercampur kaligrafi, industri kuliner dan seni kriya yang merupakan kerajinan terapan masyarakat lokal.

“Kalau dilihat dari sisi potensi pengembangan ekonomi kreatif, Bengkulu secara Nasional punya 3 bidang utama yang bisa kita kembangkan. Pertama bidang fashion yang patut dan bisa kita kembangkan dengan baik yaitu Kain Besurek yang memiliki warna dan motif khas, kedua dalam bidang kuliner yang juga potensial, dan ketiga dalam bidang kriya yang memang merupakan kerajinan-kerajinan khas dari tangan masyarakat Bengkulu,” ungkap Rohidin.

Menanggapi pernyataan Plt Gubernur, Kepala BEKRAF Triawan menyampaikan bahwa Bengkulu merupakan 1 dari 31 provinsi yang harus diperhatikan, karena Bengkulu tidak bisa dilepaskan dari sejarah berdirinya NKRI, yang kemudian bisa dimanfaatkan untuk pengembangan ekonomi masyarakat.

“Budaya-budaya yang ada di provinsi kita merupakan modal bagi kita agar bukan hanya melestarikan tapi juga bisa menjadikannya sebagai sumber pendapatan. Semua ada di Bengkulu dari fashion ‘Kain Besurek’, kuliner sampai kriya, jadi tinggal bagaimana nanti kita kerjasamakan, tapi ingat kita juga menangani 30 provinsi yang lain dan ada 500 kabupaten-kota yang harus kita perhatikan. Akan tetapi, Bengkulu memiliki bekal tersendiri seperti bekal cerita dan sejarah yang ada dan itu bisa kita manfaatkan secara ekonomi,” terang Triawan.

Diketahui bahwa penandatanganan MoU yang dilakukan merupakan tindak lanjut dari program sebelumnya, karena sudah tahun kedua Provinsi Bengkulu bekerja sama dengan BEKRAF. Bahkan program pembinaan dan pendampingan sudah dilakukan sejak tahun 2016 lalu. Sementara itu fashion ‘Kain Besurek’ sendiri menjadi komoditas yang akan diunggulkan langsung di bawah binaan BEKRAF.

Bukan hanya Kain Besurek yang dilirik BEKRAF, tapi juga di sektor wisata sejarah yang menjadi sektor pendukung, seperti wisata sejarah Rumah Kediaman Bung Karno dan Benteng Marlborough peninggalan penjajah Inggris.

Sementara itu, Ketua Komisi X DPR RI Djoko Udjianto mengaku surprise dengan pertumbuhan Bengkulu.

“Terus terang saya agak surprise karena Bengkulu pertumbuhannya sudah bagus sekali, dan kalau saja ekonomi kreatifnya kita tingkatkan lagi, demikian juga di bidang pariwisata seperti tempat-tempat sejarah Bengkulu ini bisa dilihat oleh masyarakat se-Indonesia. Daripada keluar negeri, lebih baik ke Bengkulu yang banyak tempat indahnya seperti wisata alamnya yang bagus, wisata budaya, juga wisata sejarahnya yang erat kaitannya dengan Indonesia,” pungkasnya. [CYA/ADV]