Antisipasi Masuknya Hama Penyakit, SKP Kelas I Bengkulu Gelar Rakor Akselerasi Ekspor Komoditas Pertanian Unggul

GARUDA DAILY - Selasa, 21 November 2017

Konten ini di Produksi Oleh :

Posted on 21/11/2017

Plt Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah menghadiri sekaligus membuka secara resmi Rakor dan Sosialisasi Dalam Rangka Akselerasi Ekspor Komoditas Pertanian Unggul, Deklarasi Provinsi Bengkulu Mempertahankan Pulau Enggano Bebas Rabies serta Launching SI APIT, yang diselenggarakan oleh SKP Kelas I Bengkulu, Senin 20 November 2017 di Hotel Santika

GARUDA DAILY – Stasiun Karantina Pertanian (SKP) Kelas I Bengkulu menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) dan Sosialisasi Dalam Rangka Akselerasi Ekpsor Komoditas Pertanian Unggul. Selain itu, dilakukan Penandatanganan Deklarasi Provinsi Bengkulu Mempertahankan Pulau Enggano Bebas Rabies serta Launching Sistem Aplikasi Penetapan Tempat Lain (SI APIT), Senin 20 November 2017 di Hotel Santika.

Tampak hadir dalam acara tersebut, Plt Gubernur Bengkulu, Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani Badan Karantina Pertanian, Kepala SKP Kelas I Bengkulu, Kepala Dinas Petenakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi Bengkulu, Kepala Balai Veteriner Regional III Lampung serta stakeholder terkait.

Kata sambutan Ketua Panitia Penyelenggara yang juga menjabat Kepala SKP Kelas I Bengkulu Hom Hom

Dalam laporan Ketua Pelaksana, disebutkan, Karantina Pertanian Bengkulu bertekad untuk menjaga NKRI termasuk Provinsi Bengkulu untuk mempertahankan wilayah Provinsi Bengkulu, agar tidak kemasukan hama penyakit hewan dan tanaman dari berbagai penyakit menular.

“Supaya tidak kemasukan hama penyakit hewan, begitupun bibit tanaman yang masuk ke Bengkulu akan kita cek betul-betul kesehatannya, agar tidak mengganggu produktifitas dari tanaman tersebut,” jelas Hom Hom, yang juga menjabat sebagai Kepala SKP Kelas I Bengkulu ini.

Selain itu, pihaknya juga melaunching Aplikasi SI APIT yang bertujuan untuk mempermudah pengguna jasa karantina pertanian secara online, dimana tadinya masih menggunakan sistem manual.

Penandatanganan Deklarasi Provinsi Bengkulu mempertahankan Pulau Enggano bebas rabies

Sementara itu, Plt Gubernur mengungkapkan, keberadaan stasiun karantina merupakan salah satu institusi pemerintah yang sangat strategis dan vital dalam menjaga dan melindungi suatu wilayah terhadap masuk, keluar dan menyebarnya penyakit hewan maupun tanaman.

“Fungsi ini menjadi sangat stategis menjaga dan melindungi wilayah khususnya Bengkulu terhadap keluar, masuk dan menyebarnya penyakit hewan maupun tumbuhan, karena salah satu rendahnya produktifitas dari suatu komoditas adalah penyakit,” tutur Plt Gubernur Rohidin Mersyah.

Guna mengantispasi masuknya hama virus tersebut, maka, sebutnya, perlu dijaga pintu masuknya hama penyakit tersebut di suatu daerah.

“Ada tiga pintu masuk di daerah yang harus dijaga yaitu pelabuhan, laut, udara dan darat,” sebut jebolan Sarjana Dokter Hewan UGM Yogyakarta ini.

Untuk itulah perlu deklarasi atau komitmen bersama guna menjaga suatu wilayah dari serangan hama penyakit.

“Deklarasi itu, maknanya lebih berat dan lebih kuat dari suatu pengumuman, yang di dalamnya ada tanggung jawab dan ajakan,” ujarnya.

Selain itu, sebut Rohidin, dalam mempercapat akselarasi ekpor komoditas petanian unggul, salah satunya dengan mempertahankan suatu wilayah terhadap serangan hama penyakit berbahaya. Dirinya mengingatkan agar pemegang wilayah harus memiliki tanggung jawab dan peduli serta bertindak tegas dalam mempertahankan dan menjaga wilayahnya, agar tidak kemasukan hama penyakit.

Kata sambutan Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani Badan Karantina Pertanian Mulyanto

Di sisi lainnya, Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani Badan Karantina Pertanian Mulyanto menyampaikan, kedaulatan pangan sebagai prioritas nasional perlu didukung oleh semua pihak. Untuk mencapai kedaulatan pangan tersebut, pemerintah telah bertekad untuk mewujudkan Negara Indonesia sebagai lumbung pangan dunia pada tahun 2045.

“Berdasarkan analisa para ahli pertanaian, beliau-beliau optimis negeri kita ini mampu mewujudkan cita-cita tersebut yaitu, sebagai lumbung pangan dunia,” kata Mulyanto.

Namun, ungkap Mulyanto lagi, ditinjau dari sisi ancaman dan halangan yang ada, mereka sangat khawatir gagalnya cita-cita tersebut.

Dimana hal itu, sebutnya, berdasarkan pengalaman pahit saat negara kita tumbang menjadi eksportir daging unggas ke berbagai negara. Karena, ungkapnya, pada tahun 2004 unggas kita terkena virus avian influenza atau flu burung.

“Masuknya virus hama penyakit ke negara kita tersebut, jangan sampai menjadi kelengahan kita maupun koordinasi yang lemah dari sumber daya kita, atau ada unsur kesengajaan yang dilakukan negara kompetitor kita,” ingatnya.

Untuk itulah perlu antisipasi dari sekarang guna menghadang masuknya hama virus ke negara kita dan acara rakor dan sosialisasi ini, kata Mulyono lagi, sangat strategis untuk mewujudkan cita-cita negara kita sebagai lumbung pangan dunia. [gempo88/ADV]

Pengguntingan pita tanda dilaunchingnya SI APIT SKP Kelas I Bengkulu oleh Kepala Pusat Karantina Huewan kementerian RI didampingi Plt Gubernur Bengkulu

Tampak hadir dalam acara tersebut, Kepala Disnakeswan Provinsi Bengkulu, perwakilan dari PT Pelindo II, Camat Enggano, perwakilan dari Korem 041/Gamas,Kepala UPBU Fatmawati Soekarno dam Kepala KPPBC Tipe Madya Pabean C Bengkulu
BACA LAINNYA


Leave a comment